KABARBURSA.COM - Pengamat otomotif, Bebin Djuana membeberkan penyebab anjloknya penjualan mobil secara ritel (dari dealer ke konsumen) pada Januari-Maret 2024 dibanding tahun lalu dalam periode yang sama.
Bebin mengaku tidak heran dengan kondisi ini. Menurutnya, penjualan menurun karena masyarakat menunda membeli mobil paska pemilu beberapa waktu lalu.
"Tidak perlu heran penjualan anjlok karena setiap ada perhelatan politik seperti pemilu, masyarakat akan menunda pembelian," ujarnya kepada Kabar Bursa, Sabtu 6 April 2024.
Bebin menilai penurunan penjualan bukan hanya dialami pasar mobil baru saja, namun juga berimbas ke pasar mobil bekas.
Oleh karena itu, Bebin kondisi di tanah ari kondusif jelang Lebaran 2024. Hal ini, kata dia, bisa menjadi titik awal kebangkitan penjualan mobil di Indonesia.
"Selama suasana terjaga kondusif, tidak ada isu-isu politis yang berlarut-larut. Karena masyarakat sadar akan kebutuhannya akan alat transportasi untuk mudik," jelasnya.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), melaporkan penjualan mobil secara ritel (dari dealer ke konsumen) pada Januari-Maret tercatat 230.776 unit atau merosot 15 persen dibanding periode Januari-Maret 2023 yang mencapai 271.423 unit.
Secara rinci, penjualan mobil secara ritel pada Januari tercatat 78.368 unit. Kemudian merosot 10,3 persen pada Februari menjadi 70.316 unit. Namun kembali naik 16,7 persen pada Maret menjadi 82.092 unit.
Dalam perhitungan tahunan, penjualan mobil secara ritel pada Maret 2024 merosot 14,9 persen dibanding penjualan mobil pada Maret tahun sebelumnya, yakni sebesar 96.502 unit.