KABARBURSA.COM – Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menyebut brand-brand Jepang, khususnya Toyota, perlu waspada dengan hadirnya produk terbaru BYD M6 di pasar otomotif Tanah Air.
Sebelumnya, peluncuran BYD M6 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 menyita perhatian pengunjung pameran. Booth BYD juga tidak pernah sepi dari pengunjung yang penasaran dengan MPV murah yang diluncurkan pada awal pameran.
Tingginya antusiasme pengunjung GIIAS 2024 pada mobil listrik terbaru ini dibuktikan dengan capaian jumlah test drive BYD M6 selama 10 hari pameran mencapai angka 2.181 kali. Jumlah ini jauh meninggalkan merek-merek Jepang, Eropa dan China lainnya. Capaian ini membuat BYD M6 dinobatkan sebagai Most Driven Car di akhir pameran GIIAS 2024.
“BYD M6 adalah MPV dengan harga yang relatif terjangkau 3 row pertama di Indonesia sehingga tidak punya pesaing EV lainnya,” kata Yannes saat dihubungi KabarBursa, Kamis, 1 Agustus 2024.
Yannes menilai, hadirnya BYD M6 tidak hanya menarik perhatian generasi milenial, tapi juga generasi baby boomers yang umumnya butuh alternatif mobil listrik murah yang dapat mengangkut banyak penumpang untuk perjalanan jauh.
Selain mampu mengangkut banyak penumpang, keunggulan lain dari BYD M6 yang patut diwaspadai Toyota adalah harganya yang kompetitif. BYD membanderol varian standard dengan harga Rp379 juta dan Rp429 juta untuk varian tertinggi.
“Jika versi EV-nya saja sudah lebih murah dari (Kijang Innova) Zenix, maka versi hybridnya akan semakin kompetitif lagi harganya. Jadi BYD berpotensi menjadi ancaman bagi Toyota di pasar otomotif Indonesia, terutama di segmen mobil listrik dan hybrid,” kata Yannes.
Saat ini, Toyota masih menjadi pemimpin pasar di segmen mobil hybrid di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) Kijang Innova Zenix hybrid selama semester 1 tahun 2024 mencapai 12.406 unit.
Lebih lanjut, Innova Zenix hybrid menjadi penopang penjualan Toyota selama di GIIAS 2024. Mobil hybrid yang diluncurkan pada November 2022 ini terjual hampir 1.000 unit. Sementara untuk total surat pemesanan kendaraan (SPK) Toyota selama GIIAS 2024 mencapai 4.245 atau naik sebesar 11 persen jika dibandingkan GIIAS 2023.
Di sisi lain, gebrakan dari perusahaan otomotif asal Tiongkok di segmen mobil listrik murah cukup membuat kelabakan pemain yang lebih dulu eksis. Yannes menilai hanya soal waktu hingga merek seperti BYD menghadirkan mobil hybrid yang harganya sudah bisa dipastikan lebih murah dibandingkan mobil listriknya. Hal ini jelas mengancam eksistensi dari Toyota sebagai pemain kunci di segmen kendaraan hybrid.
Nama Besar Bukan Segalanya
Yannes menilai, tidak ada pecinta otomotif yang meragukan sepak terjang Toyota di pasar otomotif Indonesia. Menurutnya nama besar dan sejarah panjang Kijang Innova di Indonesia punya pengaruh kuat namun Toyota tetap harus waspada.
“Ada hal yang terlewatkan oleh Toyota, preferensi konsumen di pasar otomotif Indonesia saat ini semakin dinamis dan tidak lagi hanya terpaku pada brand semata,” ungkapnya.
Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyebut bottleneck harga yang terlalu tinggi untuk Zenix telah membuka peluang bagi produsen mobil baru seperti BYD. Saat ini Innova Zenix hybrid dijual dengan harga Rp477 jutaan untuk varian terendah. Sedangkan untuk varian tertingginya dijual dengan harga Rp630 jutaan.
Menurutnya, rentang harga yang cukup tinggi dari Innova Zenix hybrid memberi kesempatan BYD menarik perhatian konsumen dengan teknologi terbaru, menawarkan nilai dan inovasi yang lebih baik dan harga kompetitif.
Sementara itu, lanjut dia, konsumen modern tertarik kepada mobil yang dilengkapi dengan fitur dan teknologi canggih, seperti sistem keselamatan aktif, fitur hiburan terkini, dan konektivitas yang baik. Produsen mobil yang mampu menawarkan fitur-fitur ini dengan harga yang menarik pasti akan lebih diminati.
“Konsumen dengan dana yang terbatas tersebut akan cenderung untuk semakin mencari mobil yang menawarkan nilai terbaik untuk uang mereka, baik dari segi fitur, performa, maupun efisiensi bahan bakar, belum lagi jika APM tersebut mampu memberikan berbagai kemudahan dalam membeli dan merawat mobil hingga layanan purna jual yang memuaskan. APM mobil yang mampu memberikan pengalaman pengguna yang positif akan lebih mudah mendapatkan loyalitas konsumen,” pungkasnya.
Kinerja Toyota 2024
Pada tahun 2024, Toyota menunjukkan kinerja yang solid dan menghadapi tantangan dengan strategi yang terencana dengan baik. Berikut adalah beberapa sorotan utama dari kinerja Toyota sepanjang tahun ini:
Toyota mencatatkan peningkatan penjualan global yang signifikan pada tahun 2024, dengan total penjualan mencapai 10,5 juta unit kendaraan. Peningkatan ini didorong oleh kuatnya permintaan di pasar Asia, terutama di Jepang dan China, serta di pasar Amerika Utara. Penjualan SUV dan kendaraan listrik menjadi kontributor utama pertumbuhan ini.
Toyota terus memimpin dalam inovasi teknologi dengan peluncuran model baru yang mengintegrasikan teknologi hybrid dan kendaraan listrik. Model seperti Toyota bZ4X, yang merupakan kendaraan listrik murni, dan pembaruan pada lini model hybrid mereka, termasuk Prius dan RAV4, menunjukkan komitmen Toyota terhadap keberlanjutan dan pengurangan emisi.
Toyota berhasil mencapai laba bersih sebesar Rp 275 triliun pada semester pertama tahun 2024, meningkat 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan tahunan mencapai Rp 3.500 triliun, didorong oleh peningkatan volume penjualan dan efisiensi operasional. Margin keuntungan tetap kuat berkat pengendalian biaya dan strategi pemasaran yang efektif.
Toyota memperluas kehadirannya di pasar-pasar baru, dengan fokus pada ekspansi di negara-negara berkembang di Afrika dan Asia Tenggara. Investasi dalam pabrik-pabrik baru dan pusat distribusi di wilayah-wilayah ini mendukung upaya perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar dan memenuhi permintaan lokal.
Toyota melanjutkan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan meluncurkan berbagai inisiatif ramah lingkungan. Perusahaan berinvestasi dalam pengembangan teknologi baterai yang lebih efisien dan memperkenalkan kebijakan ramah lingkungan di seluruh rantai pasokan. Toyota juga mempercepat upaya untuk mencapai target netral karbon pada tahun 2050.
Tahun 2024 tidak tanpa tantangan bagi Toyota, termasuk fluktuasi harga bahan baku dan gangguan rantai pasokan global. Namun, Toyota berhasil mengatasi tantangan ini dengan strategi diversifikasi pemasok dan pengembangan teknologi produksi yang lebih efisien.
Secara keseluruhan, tahun 2024 adalah tahun yang positif bagi Toyota, dengan kinerja keuangan yang solid, inovasi teknologi, dan strategi ekspansi yang berhasil. Perusahaan tetap berfokus pada keberlanjutan dan pemenuhan kebutuhan pasar global sambil menghadapi tantangan industri dengan ketahanan dan inovasi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.