KABARBURSA.COM – Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai generasi muda, khususnya milenial, membuat mobil China berkesempatan mengalahkan dominasi mobil Jepang di Indonesia.
“Milenial memang bukan kelompok yang loyal buta terhadap brand. Mereka dikenal sebagai konsumen yang cerdas dan rasional yang selalu mencari produk terbaik dengan harga yang sesuai,” kata Yannes kepada Kabar Bursa, Selasa, 18 Juni 2024.
Yannes menuturkan, industri otomotif di Jepang yang terkenal melalui keandalan dan durabilitas produk harus berhadapan dengan tantangan baru melalui hadirnya mobil-mobil China yang beragam.
“Milenial dengan gaya hidup yang dinamis dan tech-savvy, namun, secara ekonomi masih berada di middle income class, menginginkan lebih dari sekadar mobil yang handal. Mereka menginginkan mobil yang stylish, canggih, dan dilengkapi dengan fitur-fitur terbaru. Di sinilah otomotif China melihat peluang,” jelasnya.
Produsen otomotif China, kata Yannes, tidak hanya datang ke Indonesia dengan menawarkan mobil berteknologi canggih namun memiliki harga yang kompetitif dan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan sehingga semakin diminati di Indonesia.
Akademisi di Institut Teknologi Bandung itu mengungkapkan bahwa pergeseran preferensi otomotif di middle income class telah terjadi di Indonesia. Kebanyakan kelompok ini adalah generasi muda di kelompok milenial. “Mereka dengan daya beli yang terbatas semakin menuntut produk dengan kualitas yang lebih baik, desain yang lebih krern, fitur yang lebih canggih teknologinya,” ungkapnya.
Yannes menilai, Jepang telah lengah dengan realitas milenial di Indonesia yang tidak fanatik dengan merek. Jepang pun juga kesulitan untuk bersaing dan menyuplai kendaraan sesuai dengan preferensi milenial.
“Celah inilah yang sekarang dipakai otomotif China untuk memborbardir pasar terbesar di Indonesia ini. Otomotif china menyuplai mobil berteknologi tinggi, safety semakin baik, desain produk semakin berkualitas, layanan 3 S (Sales, Servis dan Spare Parts) yang semakin baik dan panjang,” ujarnya.
Murah Jadi Alasan
Salah satu alasan utama milenial dalam pemilihan mobil pertama generasi muda adalah harga. Fokus inilah yang membuat reputasi merek tidak lagi jadi tolak ukur memilih kendaraan.
“Mengapa mobil China? Mungkin karena harganya yang miring dan tidak pelit dengan fitur. Kalau untuk mobil Toyota dan Honda yang sebenarnya juga baik, harganya masih mahal dan minim fitur,” kata Deri Ramadan kepada Kabar Bursa, Selasa, 18 Juni 2024.
Salah satu pengguna mobil China di Jakarta ini mengaku hanya sanggup membeli mobil dengan harga yang tidak lebih dari Rp350 jutaan. Hal ini mendorongnya untuk menjatuhkan pilihan kepada mobil Chery Omoda 5.
Ketika ditanya mengapa tidak memilih mobil tipe low cost green car (LCGC), Deri mengaku kurang tertarik dengan performa dan dimensinya. Sekadar informasi, mobil tipe LCGC dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp135-198 jutaan. Meski murah, mobil ini hanya mampu menampung sedikit penumpang dan tidak cocok untuk perjalanan jauh.
Deri menyebut, sebelum memutuskan meminang Omoda 5, ia juga tertarik dengan Wuling Almaz dan DFSK Glory. Wuling Almaz dibanderol dengan harga Rp385 jutaan dan DFSK Glory dengan harga Rp275,9 jutaan.
Pria 28 tahun itu mengaku tertarik dengan mobil listrik, namun ketika ia hendak membeli, mobil listrik yang tersedia hanya mobil listrik berukuran mini. Di sisi lain, ia menginginkan mobil dengan tipe sport utility vehicle (SUV) yang cocok untuk dipakai di segala medan.
Sekadar informasi, Chery Omoda 5 Z merupakan varian terendah dari Omoda 5. Mobil China ini dibanderol dengan harga Rp334,8 jutaan on the road (OTR) Jakarta. SUV berkapasitas 5 penumpang ini memiliki kapasitas mesin bensin 1.498 cc yang mampu menghasilkan tenaga hingga 145 dk dan torsi puncak 230 Nm. Tenaga tersebut disalurkan melalui transmisi CVT.
Chery Omoda 5 Z hadir dengan desain modern dan futuristik, menampilkan garis-garis tajam dan tampilan yang dinamis. SUV ini dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi pengemudi dan penumpangnya. Bagian interior dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti sistem infotainment layar sentuh, konektivitas Bluetooth, serta kontrol suara yang memudahkan pengemudi dalam mengoperasikan berbagai fungsi kendaraan tanpa harus melepaskan tangan dari setir.
Meski saat ini ia membeli mobil ICE, ia mengaku tertarik dengan mobil listrik China. Selain memiliki harga murah, mobil listrik China punya tampang yang kekinian serta kaya fitur modern.
“Mobil listrik China berani kasih garansi baterai seumur hidup. Artinya, selama kita masih pakai, tidak usah berpikir soal kerusakan baterai. Selain itu, sudah banyak SPKLU dan sekarang pun sudah lebih mudah isi daya. Berbeda dengan dulu,” ujarnya. (cit/*)