KABARBURSA.COM - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melaporkan adanya transaksi saham yang dilakukan oleh pemegang saham tertentu, termasuk pengendali utama perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan, Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu perusahaan mengungkapkan bahwa PT Arthakencana Rayatama, pemegang saham pengendali yang memiliki 63,611 persen saham sebelum transaksi, melakukan pembelian saham tambahan.
Suresh merinci, pada Selasa, 7 Januari 2025, mereka membeli sebanyak 1.228.200 saham dengan harga transaksi per saham Rp1.041,4, yang membawa jumlah saham yang dimiliki menjadi 12.770.472.000 atau setara dengan 63,619 persen. Pada, Kamis, 9 Januari 2025, mereka kembali membeli 282.500 saham dengan harga Rp1.170 per saham.
"Pembelian saham ini dilakukan dengan tujuan investasi," tegas Suresh dalam keterangannya, Senin, 13 Januari 2025.
Sementara itu, laporan kedua mengungkapkan transaksi saham oleh Nery Polim, seorang anggota direksi perusahaan. Menurut Suresh, sebelum transaksi, Nery Polim memiliki 1.050.000 saham, atau 0,005 persen dari total saham perusahaan. Pada Selasa, 7 Januari 2025, ia membeli 630.000 saham dengan harga Rp1.045 per saham.
"Setelah transaksi, Nery Polim meningkatkan kepemilikannya menjadi 1.680.000 saham, atau 0,008 persen dari total saham perusahaan," ungkap Suresh.
Adapun AKR Corporindo terus memantau perkembangan kepemilikan saham perusahaan, dengan kedua transaksi ini menandakan adanya langkah investasi oleh pemegang saham tertentu dalam rangka mendukung strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Transaksi-transaksi ini mencerminkan optimisme para pemegang saham terhadap prospek AKRA di masa depan, sekaligus menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap pengelolaan perusahaan.
Hingga kuartal ketiga tahun 2024, AKR Corporindo mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,47 triliun, meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 14,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,71 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham untuk periode tersebut mencapai Rp 73,11 per lembar.
AKRA mencatatkan total pendapatan (revenue) sebesar Rp28,6 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24), mengalami penurunan tipis sebesar 4,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp30 triliun (9M23).
Pada sisi laba, meskipun pendapatan menurun, AKRA berhasil mempertahankan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp2 triliun untuk 9M24, meskipun ada penurunan 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp2,5 triliun. Sementara itu, laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp2,4 triliun dengan margin kotor (gross margin) sebesar 8,4 persen, turun 17,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Laba bersih AKRA untuk kuartal III 2024 tercatat mengalami kenaikan 23,6 persen secara kuartalan (qoq) dibandingkan Kuartal 2 2024 yang tercatat sebesar Rp1 triliun, meskipun tetap mengalami penurunan 11,8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meskipun menghadapi tantangan dalam hal penurunan pendapatan dan laba, PT AKR Corporindo Tbk. berhasil mencatatkan angka margin yang solid, dengan margin EBITDA sebesar 7,0 persen dan margin bersih (net margin) sebesar 5,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap mampu mengelola efisiensi biaya dan menjaga keberlanjutan operasionalnya meskipun mengalami penurunan kinerja di beberapa sektor.
AKRA Suntik Modal ke AKRIDA
Sebelumnya diberitakan Kabarbursa.com, AKRA melakukan penambahan modal pada anak usaha di bidang perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak, PT Anugerah Krida Retailindo (AKRIDA). Penambahan modal ini dilakukan pada 26 November 2024.
Peningkatan modal yang dilakukan AKRA mencakup peningkatan modal dasar AKRIDA dari Rp1 triliun menjadi Rp1,5 triliun, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp967,1 miliar menjadi Rp1,03 triliun.
Dalam keterbukaan informasinya Kamis, 12 Desember 2024, sebagai hasil dari aksi korporasi ini, AKRA menyetor penuh sebesar Rp72 miliar untuk mendukung pertumbuhan dan kegiatan operasional AKRIDA. Dana tersebut akan digunakan oleh AKRIDA untuk memperkuat operasionalnya dan mendanai anak-anak perusahaan AKRIDA.
Setelah penambahan modal tersebut, struktur kepemilikan saham di AKRIDA menunjukkan AKRA menguasai hampir seluruh saham, yakni sebesar 99,99 persen dengan nilai saham mencapai Rp1,039 triliun.
Sementara itu, PT AKR Niaga Indonesia memiliki saham sebesar 0,01 persen, atau sebanyak 10 lembar saham senilai Rp10 juta. Sebelumnya, pada 25 September 2024, AKRA juga telah memberikan tambahan modal sebesar Rp18 miliar kepada AKRIDA.
Selain aksi korporasi tersebut, saham AKRA menunjukkan performa yang positif meskipun mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir. Pada Kamis, 12 Desember 2024, saham AKRA tercatat menguat tipis sebesar 0,75 persen, dengan harga berada di angka Rp1.345 per saham pada pukul 13.39 WIB.
Dalam sepekan terakhir, saham AKRA mengalami kenaikan sebesar 2,27 persen. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, harga saham AKRA mengalami penurunan sebesar 8,16 persen, mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar.
Penambahan modal ini menunjukkan komitmen AKRA untuk memperkuat sektor distribusi bahan bakar minyak, yang menjadi salah satu lini bisnis utama perusahaan. Dengan langkah ini, AKRA berharap dapat mempercepat ekspansi bisnis dan memperkuat posisi pasar, baik melalui anak perusahaan AKRIDA maupun anak-anak perusahaan lainnya yang terlibat dalam industri yang sama.
Seiring dengan proyeksi pertumbuhan industri energi dan logistik di Indonesia, AKRA tampaknya optimis bahwa investasi ini akan membawa manfaat jangka panjang yang signifikan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.