KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah menggodok kebijakan dalam penyesuaian satuan lot saham. Dalam kajian ini, BEI dinilai bakal menurunkan jumlah satuan lot saham.
Diketahui, saat ini satu lot saham terdiri dari 100 lembar. Pengamat pasar modal, Desmond Wira mengatakan investor ritel yang memiliki modal kecil akan sangat diuntungkan jika satuan lot saham diturunkan.
"Investor bisa membeli saham yang fundamentalnya bagusan dengan modal lebih rendah. Tidak perlu beli saham-saham gorengan yang murah meriah lagi," ujar dia kepada KabarBursa.com dikutip, Sabtu, 28 Juni 2025.
Namun, Desmond memandang pengurangan satuan lot tidak akan mempengaruhi investor ritel yang memiliki modal besar. Sebab, kata dia, hal ini dikarenakan BEI hanya melakukan penyesuaian jumlah lot yang membuat nilai transaksi tetap sama.
Selain itu, ia membeberkan pengurangan satuan lot juga tidak akan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham dan akan relatif serupa dengan sebelumnya.
"Paling hanya berpengaruh saat penerapan pertama kali, karena penyesuaian habit transaksi," pungkasnya.
BEI Kaji Penyesuaian Satuan Perdagangan Saham
Sementara itu Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan pihaknya saat ini tengah melakukan kajian dan pendalaman pasar terkait kebijakan penyesuaian satuan lot saham.
Ia menyatakan kajian ini dijalankan BEI untuk melihat dampak yang dirasakan. Jeffrey menyatakan, hasil yang diputuskan dari kajian diharapkan bisa meningkatkan likuiditas demi memberikan kemudahan akses kepada masyarakat umum yang ingin menjadi investor.
"Dengan penyesuaian lot size, nanti kami lihat apakah akan berdampak kepada kenyamanan akses bagi masyarakat untuk menjadi investor," ujar Jeffrey kepada media di Gedung BEI pada 19 Juni 2025.
Dalam kajian yang tengah dilakukan ini, kata Jeffrey, BEI berkaca dari kebijakan yang dijalankan oleh bursa di beberapa negara. Menurut dia, ada yang memberlakukan satu slot dengan isi 50 lembar.
"Tetapi ada juga bursa-bursa yang satu lotnya adalah satu lembar. Itu dimana? Di London dan Korea. Jadi itu menjadi bahan kajian kami," ungkapnya.
Namun begitu, Jeffrey mengungkapkan kebijakan penyesuaian lot ini tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat, termasuk tahun ini. Menurutnya, pihaknya akan lebih dulu melakukan proses implementasi sistem perdagangan baru.
Lebih jauh Jeffrey mengatakan, kajian bisa saja diambil dengan keputusan mengurangi satuan lot saham. Menurutnya, hal ini berkaca dari trend yang ada di global.
"Kalau kita melihat tren yang ada di global, kalau ada perubahan, yang paling memungkinkan adalah turun, bukan naik," pungkasnya.(*)