Logo
>

Penjualan BBM Anjlok, Bagaimana Nasib AKRA?

Ditulis oleh Yunila Wati
Penjualan BBM Anjlok, Bagaimana Nasib AKRA?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Penjualan bahan bahak minyak (BBM) anjlok, nasib PT AKR Corporindo Tbk dipertanyakan. Apalagi, di pasar saham penjualan AKRA menurun 0,70 persen atau setara dengan 70 poin dan saat ini dijual di harga Rp1.410.

    Dalam laporan keuangannya yang dikutip Minggu, 27 Oktober 2024, pada kuartal ketiga 2024, AKRA, perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan BBM dan kawasan industri, mengungkap telah terjadi penurunan laba bersih yang signifikan sebesar 466 miliar rupiah, turun 31 persen secara tahunan (YoY) meskipun mengalami kenaikan 14 persen secara kuartalan (QoQ).

    Laba bersih AKRA selama sembilan bulan pertama (9M24) hanya mencapai 1,5 triliun rupiah, turun 14 persen YoY, dan di bawah ekspektasi pasar, karena hanya mencapai 52 persen dari target konsensus untuk tahun 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendapatan dan margin yang tertekan.

    Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan laba AKRA adalah kinerja segmen Perdagangan dan Distribusi, yang merupakan penyumbang terbesar bagi laba sebelum pajak (PBT) perusahaan, dengan kontribusi sekitar 65-75 persen. Selama periode 9M24, PBT dari segmen ini mengalami penurunan sebesar 20 persen YoY, yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5 persen YoY.

    Penurunan penjualan BBM ini disebabkan oleh dua faktor utama:

    1. Masalah perizinan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) yang terjadi pada semester pertama 2024, yang menyebabkan gangguan pada operasi.
    2. Curah hujan tinggi di lokasi tambang pelanggan pada kuartal ketiga, yang menghambat kegiatan penambangan dan, secara langsung, mengurangi permintaan BBM dari sektor pertambangan.

    Penjualan BBM ke sektor pertambangan memberikan margin lebih tinggi dibandingkan penjualan ke sektor lainnya seperti manufaktur dan transportasi. Oleh karena itu, penurunan penjualan ke pelanggan pertambangan turut menyebabkan penurunan margin keseluruhan AKRA.

    Selain itu, kinerja segmen Kawasan Industri juga memberikan kontribusi negatif terhadap penurunan laba AKRA. Meskipun penjualan lahan di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) meningkat 8 persen YoY menjadi 32 hektar pada 9M24, namun penjualan ini hanya mencapai 32 persen dari target baru perusahaan yang telah direvisi menjadi 100 hektar dari target sebelumnya sebesar 115 hektar.

    Penurunan PBT dari segmen Kawasan Industri, yang turun 15 persen YoY, disebabkan oleh penyesuaian nilai wajar (fair value adjustment) pada piutang usaha. Hal ini dikarenakan adanya perpanjangan jangka waktu pembayaran dari para klien, yang mempengaruhi arus kas masuk dari penjualan lahan.

    Manajemen AKRA menyatakan bahwa target penjualan lahan pada 4Q24 diharapkan dapat mencapai 70 hektar untuk mengimbangi kinerja di sepanjang tahun 2024.

    Kebijakan Dividen AKRA Tahun 2024

    Berbeda dengan tahun 2023, di mana AKRA membagikan dividen interim sebanyak dua kali, manajemen memastikan tidak akan ada tambahan dividen interim kedua pada tahun buku 2024. Sebelumnya, AKRA telah membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham pada bulan Agustus 2024. Pada tahun 2023, AKRA membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham pada bulan Agustus dan Rp25 per saham pada bulan November.

    Penurunan laba bersih yang signifikan di 2024 membuat investor sebaiknya tidak berharap pada rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yang tinggi seperti tahun 2023, di mana AKRA berhasil membagikan dividen dengan rasio 90 persen. AKRA masih membutuhkan belanja modal (capex) yang cukup besar untuk mendanai proyek-proyek strategis, seperti pembangunan tank terminal di Morowali dan pengembangan kawasan industri JIIPE.

    Rekomendasi dan Prospek Saham AKRA

    Dengan kinerja yang berada di bawah ekspektasi, manajemen AKRA terpaksa kembali menurunkan proyeksi laba bersih selama tahun 2024. Dari proyeksi awal yang positif, perusahaan kini memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 14 persen YoY, atau setara dengan laba bersih pada tahun 2022 di angka Rp2,4 triliun.

    Tim analis Stockbit Sekuritas memperkirakan bahwa konsensus pasar akan kembali memangkas estimasi laba bersih AKRA untuk tahun 2024, yang sebelumnya sudah dipangkas sebesar 8 persen dalam tiga bulan terakhir menjadi Rp2,8 triliun. Penurunan proyeksi laba ini kemungkinan akan berdampak pada harga saham AKRA dalam jangka pendek, karena investor cenderung lebih berhati-hati menilai potensi pertumbuhan perusahaan.

    Namun, AKRA tetap memiliki potensi jangka panjang dengan proyek pengembangan infrastruktur strategis, terutama di sektor industri dan energi. Untuk investor yang memiliki pandangan jangka panjang, penurunan harga saham ini dapat menjadi peluang untuk akumulasi di harga rendah, mengingat potensi pertumbuhan kawasan industri JIIPE dan proyek Morowali yang diharapkan memberikan kontribusi positif dalam beberapa tahun mendatang.

    Penurunan kinerja keuangan AKRA pada 3Q24 mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan, terutama di segmen Perdagangan dan Distribusi serta Kawasan Industri.

    Meskipun demikian, dengan revisi target yang lebih realistis dan fokus pada penyelesaian proyek infrastruktur penting, AKRA tetap menjadi salah satu pemain utama di sektor energi dan industri di Indonesia. Analis merekomendasikan hold untuk saham AKRA, sambil menunggu perkembangan kinerja pada kuartal keempat 2024 dan prospek jangka panjang yang lebih jelas.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79