Logo
>

Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Naik 109 Persen

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Naik 109 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus melonjak secara signifikan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan dari pabrik ke dealer (wholesales) battery electric vehicle (BEV) periode Januari-Mei 2024 mencapai 9.729 unit.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, penjualan BEV meningkat hingga 109,68 persen. Sementara capaian penjualan pada Mei 2024 mencapai 6.241 unit atau naik sebesar 46,5 persen dibandingkan penjualan April 2024.

    Pada bulan Mei, penjualan tertinggi mobil listrik di Tanah Air berhasil diraih oleh pendatang baru, yakni Chery Omoda E5. Mobil listrik ini berhasil mencatatkan penjualan hingga 755 unit.

    Tertinggi kedua berhasil diraih oleh Wuling Cloud EV dengan capaian penjualan hingga 452 unit. Sedangkan di posisi ketiga ada MG 4 EV yang berhasil menyerok penjualan sebesar 330 unit. Jumlah tersebut jauh meninggalkan Toyota dengan produk bZ4X yang hanya terjual sebanyak 2 unit selama lima bulan.

    Dari data tersebut bisa disimpulkan, jika mobil listrik yang laris manis di pasaran adalah yang memiliki harga di bawah Rp500 jutaan. Pendatang baru Chery Omoda E5 dibanderol dengan harga Rp488,8 jutaan, Wuling Cloud EV dijual dengan harga Rp398 jutaan dan MG 4 EV Rp423 jutaan.

    Toyota bZ4X yang dijual dengan harga Rp1,09 miliar hanya berhasil menjual 2 unit selama lima bulan ini dan Hyundai Ioniq 5 yang dijual dengan harga Rp727 jutaan juga tak masuk tiga besar dan penjualannya masih di bawah Wuling Air ev.

    Menanggapi penjualan mobil listrik yang meningkat pesat di Indonesia tersebut, Pengamat Otomotif Bebin Djuana optimistis dengan masa depan mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, sambutan pasar otomotif Tanah Air cukup menjanjikan.

    “Kita bisa lihat respon masyarakat pada mobil listrik itu sangat positif dan itu terlihat bagaimana ramainya ketika ada pameran mobil yang tempat stand-nya mobil listrik selalu penuh dikelilingi oleh calon konsumen,” kata Bebin kepada Kabar Bursa dikutip, Jumat, 21 Juni 2024.

    Menurutnya, masyarakat tertarik dengan mobil listrik karena tahu biaya per kilometernya lebih hemat 20-30 persen dibandingkan dengan mobil konvensional dengan bahan bakar fosil.

    Tidak Imbang 

    Bebin menilai, minat masyarakat pada mobil listrik tidak bisa hanya dilihat dari angka-angka statistik penjualan. Menurutnya, minat masyarakat pada mobil listrik lebih besar dari apa yang terlihat pada data.

    Kendala utama penjualan mobil listrik belum terlalu meledak adalah karena belum ada unitnya. Suplai mobil listrik di dealer masih sedikit dan tidak sebanding dengan permintaan.

    “Suplai mobil listrik masih kurang sekali. Kemudian, mulai akhir 2023 itu baru hadir mobil-mobil listrik yang lebih terjangkau yang dapat dijangkau oleh segmen menengah ke bawah. Memang kontribusinya masih kecil karena barangnya tidak ada. Sekarang konsumen mengeluh karena dijanjikan mobil BYD masuk bulan Juni, sekarang sudah tanggal 17 baru bisa mengirim beberapa unit,” jelas Bebin.

    Kendati demikian, Bebin menilai percepatan peningkatan populasi mobil listrik yang diupayakan pemerintah sudah cukup baik. Akan tetapi, permasalahan utamanya adalah suplai mobil listrik belum tinggi karena menunggu produknya sampai ke Indonesia.

    Jika kontribusi mobil listrik hanya 8,38 persen dari penjualan mobil secara nasional adalah hal yang wajar. Menurutnya, membandingkan antara mobil konvensional dengan mobil listrik itu tidak adil.

    “Karena mobil konvensional sudah 40-50 tahun produksi di negara kita. Mau permintaan berapa saja ya disuplai, kalau mobil listrik masih harus menunggu. Yang betul-betul assembling di sini baru dua merek, makanya harganya bisa ditekan. Kalau merek lain belum, masih proses beli tanah, bangun pabrik,” ujarnya.

    Ketersediaan Unit Tinggi

    Kondisi akan berbeda ketika pabrikan-pabrikan otomotif telah berinvestasi di Indonesia. Selain bisa menekan harga, konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama dan karena ketersediaan unit tinggi.

    Ditambah lagi dengan daya beli masyarakat juga masih rendah sehingga sulit menjangkau mobil listrik dengan harga lebih dari Rp1 miliar. Tidak heran jika mobil-mobil Tiongkok laris manis karena harganya masih di bawah Rp500 jutaan.

    Bebin menambahkan, ada jalan panjang sebelum mobil listrik siap dijual di Indonesia. Ada banyak mekanisme yang harus dilalui seperti halnya urusan perizinan, potongan pajak dan administrasi lainnya.

    Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menambahkan, pelemahan rupiah membuat harga komponen impor untuk mobil yang dirakit di Indonesia mengalami kenaikan. Akibatnya, harga mobil baru jadi ikut naik dan sulit terjangkau bagi masyarakat menengah yang menjadi segmen terbesar di pasar otomotif.

    Prospek penjualan mobil pada sisa tahun 2024 akan bergantung dari dinamika berbagai faktor seperti ketidakpastian ekonomi global yang bisa menyulut kenaikan harga energi, sehingga memukul daya beli konsumen dan menghambat pemulihan ekonomi nasional. (cit/prm)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.