KABARBURSA.COM - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), salah satu emiten ritel terbesar di Indonesia, melaporkan tergerusnya penjualan pada semester I 2024 yang mencapai 2,8 persen year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp7,23 triliun.
Penurunan penjualan LPPF pada semester I 2024 disebut sebagai dampak dari periode lebaran yang cukup menantang pada tahun ini. Di samping itu, kemampuan belanja konsumen juga dinilai cukup rendah pada paruh pertama tahun ini.
“Hasil keuangan di paruh pertama menunjukkan lemahnya kemampuan belanja konsumen yang masih terus berlanjut, terutama untuk pakaian dan alas kaki,” kata Monish Mansukhani, CEO Matahari, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 25 Juli 2024.
Dengan penurunan penjualan yang terjadi pada semester I 2024, laba bersih LPPF turun 8,45 persen yoy menjadi Rp626,1 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, laba bersih perseroan tembus Rp683,87 miliar.
Menghadapi rendahnya daya beli konsumen, LPPF akan terus menjalankan sejumlah rencana strategisnya. Mulai dari peningkatan produktivitas dengan cara ekspansi area, penambahan variasi produk konsinyasi, serta rebranding sejumlah merek eksklusif.
“Kami juga berfokus pada peningkatan operasional dan upaya untuk memperluas jangkauan kami agar bisa melayani pelanggan dengan lebih baik,” ungkap Mansukhani.
Prospek Saham LPPF
Sejumlah analis menilik prospek saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) usai emiten ritel tersebut menutup dua gerai Matahari di Mall Balekota dan WTC Serpong, Tangerang. Para analis menilai penutupan gerai ini merupakan strategi yang positif karena akan memangkas biaya operasional perusahaan.
Manajemen LPPF mengatakan penutupan gerai merupakan upaya optimalisasi strategis terhadap portofolio usahanya. Manajemen menjelaskan, penutupan dilakukan pada gerai yang tidak berkinerja baik.
Di sisi lain, manajemen memutuskan membuka gerai baru di area dengan tingkat kunjungan konsumen yang tinggi. Matahari mengungkapkan keputusan menutup dua gerai diambil setelah melalui proses evaluasi menyeluruh, sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang perusahaan dan praktik operasional standar.
Matahari menyebutkan matahari terus berfokus pada rebranding dan modernisasi gerai utamanya. Salah satunya dengan pembukaan sembilan gerai pada tahun lalu dengan beberapa pembukaan gerai baru yang direncanakan untuk 2024.
Yang terbaru, Matahari membuka gerai di AEON Deltamas pada Maret 2024. Sejalan dengan hal itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa penutupan gerai oleh Matahari merupakan bagian dari perubahan strategi perusahaan.
Kiwoom Sekuritas menganggap langkah ini positif karena gerai-gerai yang ditutup kurang berkontribusi optimal terhadap pendapatan perusahaan.
Apabila menilik dari segi kinerja perusahaan, Kiwoom Sekuritas melihat Matahari Department Store masih menghadapi banyak tantangan.
Hal ini disebabkan oleh segmentasi pasarnya yang cenderung menargetkan kelas menengah ke bawah, di mana konsumsi pada segmen ini masih melambat. Selain itu, keberadaan e-commerce dan banyaknya pesaing juga menjadi tantangan bagi LPPF.
“Saat ini kami cenderung merekomendasikan wait and see terlebih dahulu untuk saham LPPF,” kata Azis.
Pada perdagangan siang ini, Kamis, 25 Juli 2024, harga saham LPPF turun 0,34 persen ke Rp1.485 per saham pada pukul 16.32 WIB. Volume yang diperdagangkan tercatat 900 saham dengan nilai transaksi Rp147,74 juta.
Adapun kapitalisasi pasarnya sebesar Rp3,36 triliun. Apabila melihat tren pergerakan sahamnya, saham LPPF telah merosot 16,14 persen dalam tiga bulan terakhir. Tak hanya itu, harga saham perusahaan ritel ini sudah tergerus 25,38 persen secara year to date (ytd).
Profil Perusahaan LPPF
PT Matahari Department Store Tbk bergerak pada bidang usaha ritel beberapa jenis produk seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan peralatan rumah tangga, dan layanan konsultasi manajemen.
Perseroan menjual berbagai jenis produk, dengan merek eksklusif sendiri dan secara konsinyasi.
Perseroan pada akhir tahun 2020 memiliki 147 gerai yang beroperasi di 76 kota dan sebuah toko online matahari.com yang menawarkan berbagai macam produk berkualitas tinggi dan merek eksklusif yang dapat menunjang gaya hidup masyarakat.
Hingga semester I 2024, saham LPPF dari 2 pemegang mayoritasnya adalah masyarakat sebesar 48,17 persen, sedangkan 42,4 persen Auric Digital Retail Pte Ltd. Berdasarkan kategori asal SID investornya per Juli 2024, saham LPPF kepemilikan investor didominasi oleh asing sebesar 59,2 persen dan investor lokal alias domestik memiliki 40,8 persen.
Berdasarkan jenis pemegang saham, sebagian besar investor yang memegang saham LPPF adalah kategori perusahaan asing diikuti oleh kategori perusahaan domestik. (*)