KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat tujuh agenda penting yang akan dilakukan oleh sejumlah emiten pada Jumat, 9 Agustus 2024, menjelang akhir pekan. Mayoritas dari agenda tersebut adalah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) oleh tiga perusahaan. Selain itu, terdapat juga pemberitahuan terkait tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) dividen dan tanggal ex dividen.
Bagi investor, penting untuk memperhatikan tanggal ex dividen, yaitu momen di mana investor tidak lagi memiliki hak untuk mendapatkan dividen dari perusahaan. Hal ini perlu diperhatikan agar investor tidak terjebak dalam "jebakan dividen" yang sering kali terjadi di pasar saham.
Lalu, emiten apa saja yang melakukan agendanya di akhir pekan ini?
Pertama ada PT Pinago Utama Tbk (PNGO) yang akan menggelar RUPS di Kantor Cabang Perseroan, Jl Basuki Rahmat No 32, Palembang, Sumatera Selatan. Di saat yang sama, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) juga akan mengadakan RUPS di Kantor Perseroan Kompleks Blue Sky Industrial (BSI), Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Sementara itu, PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) juga akan melaksanakan RUPS di Ascott Kuningan, Lantai 10, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Selain RUPS, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) akan mencatatkan tanggal DPS Dividen Tunai Interim. Adapun PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI) akan mencatatkan tanggal ex Dividen Tunai Interim.
Dengan agenda-agenda ini, investor diharapkan dapat lebih cermat dalam menyusun strategi investasinya, terutama terkait dividen, agar dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari potensi kerugian.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat beberapa agenda penting emiten pada Jumat, 9 Agustus 2024, yang mayoritas berupa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemberitahuan terkait tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) dividen serta tanggal ex dividen. Investor perlu memperhatikan tanggal ex dividen untuk menghindari potensi jebakan dividen dan menyusun strategi investasi yang optimal.
Agenda ini menunjukkan aktivitas korporasi yang dinamis dan menjadi momen penting bagi pemegang saham untuk memantau perkembangan perusahaan terkait.
Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas mengajak investor dan trader untuk tetap waspada di tengah gejolak pasar saham global yang kian berfluktuasi. Perusahaan ini memberikan rekomendasi khusus untuk sembilan saham yang dianggap menarik untuk trading jangka pendek, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti sekarang.
Roger MM, Head of Investment Solution di Mirae Asset, menjelaskan bahwa volatilitas pasar saat ini sangat tinggi, terlihat dari pergerakan signifikan, baik naik maupun turun, di pasar saham di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara acuan dalam beberapa pekan terakhir.
“Pergerakan ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, termasuk ancaman resesi di AS yang membuat dolar AS dan harga emas melambung,” kata Roger saat berbicara di acara Media Day Mirae Asset Sekuritas pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Menurut Roger, untuk mengantisipasi resesi, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), sebesar 25-50 basis poin pada bulan September. Bahkan, total penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini bisa mencapai 125 basis poin.
“Pemangkasan ini setara dengan penurunan 1 persen,” tambahnya.
Selain itu, Roger juga menyoroti beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi global dan pasar saham, seperti kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS, perlambatan ekonomi di AS dan China, serta ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama di Timur Tengah.
Meski demikian, Roger tetap yakin bahwa kondisi ekonomi dan pasar modal Indonesia akan tetap stabil. Bank Indonesia, katanya, masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga 50 basis poin menjadi 5,75 persen pada akhir tahun ini, dari level saat ini di 6,25 persen.
Mirae Asset Sekuritas juga memberikan tips bagi investor yang ingin mengambil keuntungan di tengah volatilitas pasar. Roger merekomendasikan untuk fokus pada saham-saham berfundamental kuat, terutama dengan memantau laporan keuangan emiten yang akan segera dirilis untuk kuartal II-2024.
“Ini adalah momen yang baik bagi investor untuk mengoleksi saham-saham berfundamental kuat saat pasar mengalami koreksi,” ujarnya.
Selain itu, wait and see pada beberapa saham juga diperlukan, seperti misalnya pada saham Gudang Garam (GGRM) yang belakangan ini sedang loyo karena hantaman cukai.(*)