Logo
>

Penunjukkan Menteri Keuangan AS bikin Dolar Melemah, ini Alasannya

Ditulis oleh Syahrianto
Penunjukkan Menteri Keuangan AS bikin Dolar Melemah, ini Alasannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin, 25 November 2024, setelah sebelumnya mencatat kenaikan tajam selama delapan minggu berturut-turut.

    Penurunan ini dipicu oleh optimisme pasar bahwa penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS akan memberikan kepastian pada pasar obligasi, yang mendorong imbal hasil (yield) obligasi AS lebih rendah.

    Seperti dikutip dari Reuters, imbal hasil obligasi (yield) Treasury 10 tahun turun ke 4,351 persen dari 4,412 persen pada Jumat, 22 November 2024 sore, setelah pasar obligasi menyambut positif pemilihan Bessent. Sebagai manajer investasi berpengalaman di Wall Street dan seorang konservatif fiskal, Bessent dianggap membawa stabilitas.

    Namun, Bessent juga dikenal mendukung dolar yang kuat dan tarif perdagangan, sehingga penurunan nilai dolar kemungkinan hanya bersifat sementara.

    "Bessent secara terbuka memuji kekuatan dolar setelah kemenangan Trump dalam pemilu, jadi saya agak bingung dengan anggapan bahwa pelemahan dolar ini karena penunjukannya," ujar Ray Attrill, kepala penelitian valas di NAB.

    "Ia juga dikenal sebagai pendukung kebijakan fiskal ketat, jadi mungkin itu yang memengaruhinya. Namun, kita perlu melihat perkembangan lebih lanjut untuk memastikannya," imbuhnya.

    Dolar memang menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah menguat selama delapan pekan berturut-turut, sesuatu yang jarang terjadi dalam dua dekade terakhir. Banyak indikator teknis menunjukkan dolar dalam kondisi "jenuh beli."

    Indeks dolar terakhir turun 0,5 persen ke 106,950, setelah mencapai puncak dua tahun di 108,090 pada Jumat, 22 November 2024. Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,4 persen ke 154,18, menjauh dari puncaknya di 156,76.

    Euro naik 0,7 persen menjadi USD1,0496, menjauh dari level terendah dua tahun pada Jumat, 22 November 2024 di USD1,0332. Level resistensi berikutnya berada di USD1,0555 dan USD1,0610, sementara level support ada di USD1,0195 dan USD1,0000.

    Mata uang tunggal ini sempat terpukul pada Jumat, 22 November 2024 setelah survei PMI manufaktur Eropa menunjukkan kelemahan luas, sementara survei serupa di AS justru lebih baik dari perkiraan.

    Perbedaan data tersebut menyebabkan imbal hasil obligasi Eropa turun tajam, memperlebar selisih dengan imbal hasil Treasury AS dan mendukung penguatan dolar. Pasar juga memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan lebih agresif melonggarkan kebijakan, dengan probabilitas pemotongan suku bunga setengah poin pada Desember naik menjadi 59 persen.

    Sementara itu, pasar mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga seperempat poin oleh Federal Reserve pada Desember menjadi 52 persen, dibandingkan 72 persen sebulan lalu. Pasar kini memperkirakan ECB akan memangkas suku bunga hingga 154 basis poin pada akhir tahun depan, dibandingkan hanya 65 basis poin oleh The Fed.

    Data penjualan ritel Inggris yang mengecewakan juga meningkatkan peluang pemotongan suku bunga oleh Bank of England, meski kemungkinan terjadi pada Februari, bukan Desember. Pound sempat menyentuh level terendah enam pekan di USD1,2484 pada Jumat, 22 November 2024, sebelum naik 0,4 persen menjadi USD1,2591 pada Senin, 25 November 2024 pagi. Namun, level tersebut masih jauh dari puncak minggu lalu di USD1,2714.

    Di dunia kripto, Bitcoin turun 1,2 persen ke USD98.208 setelah aksi ambil untung menjelang level simbolis USD100.000. Sejak pemilu AS, Bitcoin telah naik lebih dari 40 persen karena ekspektasi bahwa pemerintahan Trump akan melonggarkan regulasi untuk mata uang kripto.

    Indeks Wall Street

    Indeks utama Wall Street ditutup lebih tinggi, sementara indeks saham kecil, Russell 2000 mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin, 25 November 2024.

    Ada dua pemicu utama peningkatan indeks saham Amerika Serikat (AS) itu yakni Scott Bessent sebagai calon Menteri Keuangan AS, yang membuat imbal hasil (yield) obligasi menurun dan pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang menekan harga minyak.

    Seperti dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 17,81 poin atau 0,30 persen, ditutup pada 5.987,15 poin, sementara Nasdaq Composite naik 51,50 poin atau 0,27 persen, menjadi 19.055,15. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meningkat 439,02 poin atau 0,99 persen, menjadi 44.735,53.

    S&P 500 mencatat 106 level tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 352 level tertinggi baru dan 66 level terendah baru.

    Di sisi lain, Russell 2000 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada level intraday 2.466,49, melampaui rekor yang tercapai tiga tahun lalu.

    Saham yang naik jumlahnya melebihi yang turun dengan rasio 3,01 banding 1 di NYSE. Tercatat ada 836 level tertinggi baru dan 40 level terendah baru di NYSE.

    Volume di bursa AS mencapai 16,69 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.