KABARBURSA.COM - Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin menilai bahwa penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) membawa dampak positif bagi investor yang tertarik pada instrumen berisiko seperti aset kripto.
“Sinyal pelonggaran kebijakan ekonomi AS bisa menarik minat investor untuk masuk ke instrumen berisiko seperti kripto. Namun, dengan dinamika tinggi di pasar kripto, investor harus berhati-hati dan membuat keputusan dengan bijak,” kata Fahmi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 4 Juli 2024.
Inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS turun menjadi 2,6 persen secara tahunan (YoY) pada Mei 2024 dari 2,7 persen pada April 2024. PCE inti juga hanya naik 0,1 persen secara bulanan (MoM) pada Mei 2024, kenaikan terkecil sejak November 2023.
Setelah rilis data inflasi PCE tersebut, terlihat pemulihan harga Bitcoin dan sinyal awal pembalikan arah tren harga. Bitcoin menguat hampir 6 persen dari level 60.000 dolar AS ke 63.500 dolar AS pada Senin (1/7) dan Selasa (2/7) setelah mengalami pelemahan selama beberapa pekan sebelumnya.
Reku mencatat bahwa pemulihan harga juga terjadi pada sejumlah aset kripto lainnya, terutama dari sektor infrastruktur seperti ENS, ZRO, TAIKO, dan meme coin seperti WIF, POPCAT, WEN, dan MOG. Aset kripto utama seperti Solana (SOL) dan Toncoin (TON) juga terapresiasi. Namun, pada Rabu siang, Bitcoin terkoreksi ke level 60.900 dolar AS.
Fahmi menekankan bahwa dinamika terbaru menyoroti pengaruh situasi ekonomi AS terhadap pasar kripto.
Beberapa indikator seperti Alts Buy Signal yang dikompilasi oleh Cryptokoryo di platform Dune menunjukkan situasi strong buy untuk altcoin pada level kekuatan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Ini menunjukkan potensi besar pada aset kripto alternatif selain Bitcoin dalam kondisi saat ini.
Meskipun demikian, Fahmi juga mengingatkan bahwa altcoin cenderung memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan Bitcoin. Selain kapitalisasi pasar dan likuiditas Bitcoin yang lebih besar, popularitas altcoin juga tidak setinggi Bitcoin.
“Banyak altcoin saat ini memiliki potensi teknologi menjanjikan. Jika mencapai skala tertentu, nilai manfaatnya bisa jauh lebih besar dibandingkan yang ditawarkan Bitcoin. Periode awal pertumbuhan industri kripto, seperti industri lainnya, menawarkan banyak inovasi menarik yang bisa membentuk cara kerja baru di masa depan,” ujar Fahmi.
Di tengah potensi yang ada, Reku mengimbau investor untuk mengambil keputusan yang cermat dan tidak tergesa-gesa. Investor disarankan menabung rutin, memantau kondisi pasar secara reguler, dan melakukan diversifikasi ke altcoin lainnya sambil memanfaatkan fitur yang disediakan Reku.
Jumlah Investor
Indodax mengungkapkan bahwa industri kripto di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah total investor kripto di Indonesia telah mencapai 20,16 juta orang hingga April 2024.
Dari total tersebut, 33,24 persen investor merupakan pengguna Indodax, menjadikannya sebagai crypto exchange favorit di tanah air.
“Jumlah pengguna kami kini telah melampaui 6,7 juta orang. Peningkatan signifikan ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga investor kripto di Indonesia mempercayakan investasi mereka pada Indodax,” kata CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta.
Selain jumlah pengguna yang meningkat, Indodax juga memimpin secara signifikan dalam volume perdagangan dibandingkan bursa kripto lainnya. Total volume perdagangan di Indodax mencapai Rp29 triliun pada kuartal kedua tahun ini.
Oscar menuturkan bahwa besarnya jumlah investor aset kripto tersebut mengindikasikan bahwa kripto telah menjadi pilihan investasi utama bagi masyarakat Indonesia.
“Tak mengherankan jika jumlah pemegang aset kripto di Indonesia terus meningkat. Terlebih lagi, tahun 2024 adalah tahun kripto. Di tahun ini, industri kripto mengalami beberapa momen bersejarah seperti peluncuran ETF Bitcoin Spot pada Januari 2024, Halving Bitcoin, musim Altcoin, adopsi dan regulasi yang positif, serta kemungkinan diterimanya ETF Spot ETH,” ujarnya.
Menurut Oscar, momen-momen tersebut membuat harga aset kripto, terutama Bitcoin, menguat dan menarik minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di kripto.
“Kenaikan harga Bitcoin turut mendorong lebih banyak pengguna Indodax untuk berinvestasi dalam Bitcoin. Hingga Juni 2024, jumlah investor Bitcoin di Indodax hampir empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, dengan peningkatan mencapai 289,24 persen. Tren positif ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin memahami dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh aset kripto, terutama Bitcoin,” tambahnya.
Peningkatan luar biasa jumlah investor kripto ini menunjukkan bahwa kripto telah menjadi bagian dari strategi investasi jangka panjang masyarakat Indonesia.
Oscar juga menekankan pentingnya edukasi dan literasi finansial dalam menghadapi perkembangan pesat industri kripto. “Edukasi adalah kunci untuk memastikan bahwa investor dapat membuat keputusan yang tepat dan terinformasi,” pungkasnya.
Pemimpin Pasar
CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengumumkan bahwa Indodax saat ini menguasai 33 persen pangsa pasar dari total 19 juta investor kripto di Indonesia, menjadikannya sebagai pemimpin pasar dalam industri kripto di negara ini.
“Saat ini kami memiliki lebih dari 6,3 juta anggota, dan peningkatan yang signifikan ini mencerminkan bahwa 33 persen dari investor kripto Indonesia memilih Indodax sebagai platform terpercaya mereka. Kami bangga menjadi market leader dalam industri ini,” klaim Oscar, Kamis. 28 Maret 2024.
Oscar juga menyoroti bahwa jumlah investor aset kripto yang terus bertambah menunjukkan popularitas yang meningkat dari instrumen investasi tersebut di kalangan masyarakat.
Dengan adanya momentum kripto pada tahun 2024, terutama dengan peristiwa halving, harga aset kripto seperti Bitcoin mengalami penguatan yang menarik minat banyak orang untuk berinvestasi dalam kripto.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.