Logo
>

Perbankan Berlomba Tumbuhkan Bisnis Kredit Kepemilikan KPR

Ditulis oleh Yunila Wati
Perbankan Berlomba Tumbuhkan Bisnis Kredit Kepemilikan KPR

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Isu Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bergulir begitu manisnya. Sejumlah perbankan mulai berlomba untuk menumbuhkan bisnis kredit kepemilikan rumah. Namun Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, menilai ‘perlombaan’ tersebut sangat terburu-buru. Sebab, hingga saat ini Tapera menjadi polemik besar lantaran banyak protes dari Masyarakat.

    “Yang terjadi saat ini, masih banyak terjadi penolakan dari Masyarakat atas program Tapera ini. Perbankan tidak akan merasakan dampaknya dalam waktu dekat,” kata Trioksa.

    Walau begitu, dia memproyeksikan bahwa perbankan akan mendapatkan keuntukan bila dana Tapera mengendap. Nah, dana endapan inilah yang kemudian bisa dikelola oleh bank.

    Hal senada disampaikan Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah. Menurutnya, perluasan Tapera baru bisa dilaksanakan pada 2027, sehingga untuk periode 2024 hingga 2026 pertumbuhan kredit KPR belum akan ada perubahan berarti. Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya..

    “Sejauh ini, BP Tapera menyediakan tiga skema pembiayaan perumahan bagi peserta, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pembangunan Rumah (KBR), dan Kredit Renovasi Rumah (KRR).

    BTN Yakin Prospek Penyaluran KPR Naik 10 Persen

    Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, saat ini prospek penyaluran KPR akan menjadi positif hingga akhir tahun. Corporate Secretary BTN Ramon Armando, meyakini prospek penyaluran KPR bakal positif hingga akhir tahun. Tercatat, pihaknya menargetkan pertumbuhannya sekitar 10 persen.

    “Tren positif ini didorong adanya perpanjangan stimulus pemerintah di bidang perumahan, yang mendorong permintaan rumah pada 2023 dan kuartal 1/2024 meningkat. Apalagi dengan adanya dukungan besar pemerintah yang bisa dilihat dari pertumbuhan KPR Nasional hingga kuartal I/2024 telah tumbuh mencapai 12,4 persen year on year (yoy),” jelas Ramon.

    Untuk BTN sendiri, baik KPR subsidi maupun non-subsidi, mengalami kenaikan yang sangat signifikan, bahkan angkanya masing-masing mencapai double digit. Di Tengah suku bunga acuan yang menanjak, BTN masih terus melakukan kajian, hanya saja belum memutuskan untuk menaikkan suku bunga.

    Dalam upaya menaikkan jumlah KPR non-subsidi di tahun ini, BTN gencar melakukan penambahan sales KPR BTN, tiga di antaranya berada di Bandung, Medan dan Makassar. Sales center ini telah membuat pertumbuhan realisasi KPR non-subsidi naik signifikan. Pada April ini saja, realisasinya mencapai 31,58 persen.

    Permintaan KPR BJB Cukup Baik

    Sama halnya dengan BTN, Pt Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) Tbk atau Bank BJB, juga mengalami kenaikan perintaan KPR. Secara posisi, per 31 Maret 2024 BJB mencatatkan pertumbuhan 14 persen yoy.

    Untuk meningkatkan pertumbuhan, BJR juga memperluas kerja sama dengan para developer. Tentu saja hal ini dialami dengan pemilihan developer secara sangat selektif. Begitu disampaikan Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi, seperti mengutip Bisnis.com. Adapun proyeksi pertumbuhannya cukup besar, yaitu sekitar 9 hingga 11 persen yoy.

    “Kalau untuk rencana oerubahan suku bunga dalam waktu dekat ini, belum ada. Tapi, tentunya untuk suku bunga ini kami akan mengikuti perkembangan pasar dan suku bunga acuan yang berlaku dengan tetap memperhatikan kemampuan bayar debitur,” ucap dia.

    DNAR: Tapera Menguntungkan Perbankan

    PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) yang belum memiliki produk kredit KPR juga menyambut baik isu Tapera yang digulirkan pemerintah. Menurut DNAR, secara umum Tapera justru dapat memberikan keuntungan bagi perbankan, baik dari sisi funding dan leading.

    Direktur Kepatuhan Bak Oke Efdinal Alamsyah berpendapat, Tapera mampu memobilisasi dana yang cenderung lebih stabil, karena peserta membayarkan kontribusinya secara berkala dalam jangka panjang. Sedangkan dari sisi leading, dana dari Tapera dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan portofolio KPR Bank.

    Namun, menurut Efdinal, semua tergantung dari bagaimana implementasi program dan manajemen dana tersebut oleh BP Tapera. Hal ini juga tergantung dengan dukungan regulasi yang ada, sehingga Tapera dapat menjadi instrument yang efektif dalam mendukung pembiayaan perumahan dan memperkuat sektor perbankan.

    BCA Optimis

    PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun ikut optimis bahwa kredit properti akan terus bertambah. Tidak hanya dari adanya isu Tapera, tapi juga memperhatikan kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah, baik untuk sektor industry properti maupun pelaku perbankan dalam pembiayaan KPR.

    “Minat KPR BCA terjaga dengan baik, tercermin dari tingginya antusiasme pengunjung BCA Expoversary 2024 yang berlangsung secara offline pada 29 Februari hingga 3 Maret 2024 kemarin, dan online pada akhir April 2024,” ucap EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn.

    Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR BCA meningkat 11,0 persen yoy menjadi Rp121,7 triliun pada Maret 2024. Selain ditopang oleh likuiditas yang memadai serta prospek perekonomian Indonesia yang positif, Perseroan berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79