KABARBURSA.COM - Perdagangan karbon di Indonesia optimis menunjukkan terjadi perkembangan yang cukup signifikan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menjelaskan sejak diinisiasi akhir 2023 lalu hingga Desember 2024 bidang itu mencatatkan sejumlah pencapaian yang cukup penting.
"Dari aktivitas penghimpunan dana pasar modal, telah tercatat 199 penawar umum. Pada bursa karbon hingga 27 Desember 2024 tercatat volume transaksi 908,018 ton CO2e dengan total nilai transaksi akumulasi Rp50,64 miliar," kata Mahendra memaparkan data perdagangan karbon periode 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024 dalam acara Pembukaan Perdagangan BEI tahun 2025 di Main Hall BEI, Jakarta Selatan pada Kamis, 2 Januari 2024.
Dalam industri karbon itu total frekuensi Perdagangan terjadi sebanyak 152 kali. Mahendra menjelaskan Perdagangan ini melibatkan berbagai perusahaan yang berpartisipasi aktif dalam program emisi karbon di Indonesia. Sampai saat ini ada setidaknya 100 perusahaan yang telah menjadi menjadi pengguna jasa dalam pasar karbon di Indonesia.
Dalam catatan OJK, pergerakan harga dan komposisi pasar harga penutupan unit karbon pada akhir 2024 kemarin tercatat Rp58.800 per ton CO2e. Hal ini terbaca mengalami penurunan yang signifikan dibanding bulan pertama yakni Rp77.000 pada September 2023 atau terjadi penurunan sebesar Rp18.200. Keadaan ini mencerminkan terjadi penurunan harga karbon sebesar 2 persen.
Sementara komposisi Perdagangan karbon di Bursa Karbon menunjukkan sebagian besar transaksi yaitu 43,41 persen dilakukan di markeplace . Kemudian transaksi melalui negosiasi menyumbang 36,49 persen dan sisanya sebesar 19,80 persen dari lelang. Saat ini jumlah unit karbon di Bursa Karbon sebanyak 1.349.894 ton CO2e, dengan 427.247 ton CO2e yang telah retired .
Berikut proyek-proyek utama dalam upaya mendukung Perdagangan karbon yang telah terdaftar dalam sistem perdagangan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK).
1. Proyek Lahendong unit 5 dan unit 6 yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy TBK fokus pada pemanfaatan energi panas bumi.
2. Pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) blok 3 oleh PJB Muara Karang yang berbasis bahan bakar gas bumi.
3. Pembangkit listrik tenaga air minihidro (PLTM) Gunung Wugul, memanfaatkan potensi energi terbarukan air.
Catatan Bursa Karbon
Sejak diluncurkan pada 26 September 2023, bursa karbon IDXCarbon di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menarik 94 pengguna jasa hingga akhir November 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (PMDK) Inarno Djajadi menyatakan hingga 29 November 2024, tercatat 94 pengguna jasa yang telah mendapatkan izin untuk berpartisipasi dalam perdagangan IDXCarbon.
Inarno juga menyebutkan total volume yang tercatat di IDXCarbon mencapai 906.000 ton CO2 ekuivalen, dengan nilai akumulasi perdagangan mencapai Rp50,55 miliar.
“Total volume perdagangan saat ini sebesar 906.000 ton CO2 ekuivalen, dengan nilai transaksi mencapai Rp50,55 miliar,” ujar Inarno dalam konferensi pers pada Jumat, 13 Desember 2024.
IDXCarbon, yang resmi diluncurkan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada 26 September 2023, menyediakan platform bagi perdagangan karbon yang diatur dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan izin yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, Inarno mencatatkan pelemahan di pasar saham domestik pada akhir bulan November 2024.
Pasar modal tercatat mengalami penurunan sebesar 6,07 persen secara bulanan (month to date/MtD), berada di level 7.114. Secara tahunan (Year to Date/YtD), pasar saham domestik mengalami penurunan sebesar 2,18 persen. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.000 triliun, turun 5,48 persen secara bulanan, namun naik 2,87 persen secara tahunan.
“Investor non-resident tercatat melakukan net sell sebesar Rp16,81 triliun secara bulanan, sementara secara tahunan tercatat net buy sebesar Rp21,56 triliun,” jelas Inarno.
OJK Minta Transaksi Ditingkatkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan transaksi pada bursa karbon yang masih tergolong rendah, yakni hanya mencapai Rp37,06 miliar hingga 30 September 2024. Menanggapi itu, Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin mendorong OJK untuk meningkatkan volume transaksi di bursa karbon.
“Kita punya potensi yang besar dan diperkirakan mencapai Rp3.000 triliun. Tapi, sampai sekarang, bursa ini masih belum berjalan dengan optimal. Hal ini kemudian membuat pemerintah, khususnya, Kementerian Lingkungan Hidup, berencana untuk mengevaluasi bursa karbon tersebut. Oleh sebab itu, apa yang perlu kita diperbaiki agar ekosistem bursa karbon bisa berjalan optimal,” ujar Puteri dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan perlunya kebijakan yang terkoordinasi untuk mendorong pasokan dan permintaan di Bursa Karbon.
“Jualannya ini kami sangat harap datang dari pemerintah. Karena produk karbon itu adalah kewenangan pemerintah. Mulai dari produk karbonnya, registrasinya, sertifikasinya, surveyornya. Itu di sisi pasokan,” ujar Mahendra.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.