Logo
>

Perluas Kapasitas Produksi Injeksi, ini Performa PYFA

Ditulis oleh Yunila Wati
Perluas Kapasitas Produksi Injeksi, ini Performa PYFA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) bersiap memperluas kapasitas produksi melalui anak perusahaannya, PT Ethica Industri Farmasi, yang juga telah meningkatkan kapasitas produksi injeksi hingga tiga kali lipat. Perluasan ini didorong oleh meningkatnya permintaan produk injeksi di rumah sakit.

    Dengan begitu, fasilitas yang diperbarui saat ini telah memenuhi standar internasional, termasuk dari Uni Eropa, yaitu Pharmaceutical Inspection Convention dan Therapeutic Goods Administration Australia.

    Perluasan ini menempatkan PYFA lebih baik lagi di pasar dalam negeri maupun internasional, dengan tujuan memasok produk farmasi berkualitas tinggi dan memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.

    Performa PYFA

    Ada beberapa penekanan yang bisa digunakan untuk mengamati performa PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), salah satunya adalah menggunakan pendekatan investasi ala Warren Buffett. Adapun faktor kunci yang digunakan adalah profitabilitas, kesehatan neraca, nilai wajar (valuation), dan daya saing berkelanjutan.

    Jika melihat profitabilitas dan kinerja keuangan PYFA, ada empat indikator yang bisa dilihat, yaitu Gross Profit Margin, Operating Profit Margin dan Net Profit Margin, Return on Equity (ROE) dan EPS (TTM). GPM PYFA berada di angka 34.33 persen. Menruut Buffett, angka ini cukup baik, menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan margin laba kotor yang relatif tinggi. Ini penting, karena menunjukkan efisiensi dalam mengelola biaya produksi.

    OPM dan NPM PYFA masing-masing berada di angka -6.62 persen dan -12.49 persen. Kedua rasio ini negatif, yang berarti PYFA saat ini mengalami kerugian operasional dan bersih. Ini akan menjadi perhatian bagi Buffett karena dia lebih memilih perusahaan yang konsisten menghasilkan laba operasional yang kuat.

    Untuk ROE di -10.55 persen. Menurut Buffett, angka ini negatif, menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya, yang bisa menjadi tanda bahaya. Sedangkan EPS (TTM) di angka -12.67 persen yang artinya pendapatan per saham yang negatif ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan laba bersih positif saat ini, yang akan menjadi perhatian bagi investor seperti Buffett.

    Bagaimana dengan valuasi?

    Ada tiga indikator untuk melihat itu:

    • Price to Book Value (1.18): Buffett sering mencari perusahaan dengan rasio P/B di bawah 1, tetapi angka 1.18 menunjukkan bahwa saham ini dihargai mendekati nilai bukunya. Meskipun tidak sangat mahal, ini bukanlah diskon besar.
    • Price to Sales (2.01): Rasio ini menunjukkan bahwa pasar menilai perusahaan pada dua kali lipat dari penjualannya. Buffett biasanya akan membandingkan angka ini dengan potensi pertumbuhan perusahaan dan laba bersih, yang saat ini negatif untuk PYFA.
    • PE Ratio (TTM -11.21): Rasio ini negatif, yang berarti perusahaan sedang merugi. Bagi Buffett, ini bisa menjadi tanda risiko yang harus dievaluasi lebih dalam sebelum berinvestasi.

    Solvabilitas dan neraca keuangan PYFA dapat dilihat dari  Current Ratio (0.75) dan Quick Ratio (0.55). Kedua rasio ini berada di bawah 1, yang menunjukkan bahwa PYFA mungkin kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, terutama dalam situasi darurat keuangan. Buffett umumnya mencari perusahaan dengan neraca yang kuat, yang dapat mengelola hutang dan likuiditas dengan baik.

    Sedangkan Debt to Equity Ratio (2.96), yaitu ingkat hutang yang relatif tinggi, menunjukkan perusahaan memiliki ketergantungan besar pada pembiayaan hutang. Buffett cenderung menghindari perusahaan dengan hutang yang berlebihan karena risiko finansial yang lebih besar.

    Arus kas dan pengeluaran modal, Free Cash Flow (76 B) menunjukkan positifnya arus kas bebas ini menjadi salah satu sinyal positif. Namun, dengan laba bersih yang negatif, ini mungkin tidak cukup untuk menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang yang kuat. Sementara Cash From Operations (96 B), walaupun perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif, arus kas dari investasi yang negatif (-2,704 B) menunjukkan bahwa perusahaan sedang melakukan investasi besar (termasuk perluasan kapasitas produksi), yang perlu ditinjau lebih lanjut.

    Performa jangka panjang 1 Year Price Return (-12.97 persen) dan 3 Year Price Return (-46.23 persen) menunjukkan kinerja harga saham yang negatif dalam jangka pendek dan menengah mengindikasikan bahwa pasar kehilangan kepercayaan pada PYFA dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, kinerja 10 tahun perusahaan (389.99 persen) menunjukkan bahwa ada potensi jangka panjang yang telah dieksplorasi oleh perusahaan.

    Prospek Pertumbuhan PYFA

    Perluasan kapasitas produksi injeksi melalui anak perusahaan PT Ethica Industri Farmasi merupakan langkah strategis untuk menangkap permintaan yang meningkat. Namun, Buffett biasanya lebih tertarik pada perusahaan dengan rekam jejak pertumbuhan yang konsisten daripada perusahaan yang masih dalam fase ekspansi besar tanpa profitabilitas yang jelas.

    Moat dan Daya Saing Berkelanjutan industri farmasi memiliki potensi pertumbuhan di dalam negeri dan internasional. Namun, dalam kasus PYFA, meskipun mereka telah memperluas kapasitas produksi, daya saing berkelanjutan atau "moat" mereka belum terlihat kuat dalam hal profitabilitas yang konsisten. Buffett biasanya memilih perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang kuat, seperti brand yang dominan, hak paten, atau barrier to entry yang tinggi.

    Dari analisis ini, PYFA mungkin bukan pilihan investasi yang ideal untuk saat ini. Meskipun ada sinyal positif dalam perluasan kapasitas produksi dan potensi pertumbuhan, beberapa metrik kunci seperti profitabilitas yang negatif, tingginya rasio hutang, dan kinerja saham yang lemah dalam jangka pendek dan menengah dapat menjadi pertanda risiko yang lebih besar.

    Buffett cenderung mencari perusahaan yang konsisten menguntungkan, memiliki neraca yang kuat, dan berpotensi tumbuh dengan stabil dalam jangka panjang, yang saat ini belum dimiliki oleh PYFA.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79