Logo
>

Pertamina Ungkap Capaian Kinerja 2023, Tantangan Tetap Ada

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Pertamina Ungkap Capaian Kinerja 2023, Tantangan Tetap Ada

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pertamina membeberkan capaian kinerja operasionalnya sepanjang 2023 dengan sejumlah peningkatan di berbagai sektor. Meskipun demikian, berbagai tantangan dan pertanyaan dari DPR RI tetap menghantui perusahaan energi nasional ini. Dari sektor hulu hingga hilir, Pertamina mencatatkan kinerja yang mengesankan, namun kritik tetap mengalir terkait target dan keberlanjutan upaya tersebut.

    Produksi migas Pertamina pada 2023 menunjukkan peningkatan sebesar 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 1,044 juta barrel oil equivalent per day (MBOEPD). Ini adalah pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan target pertumbuhan tahunan yang hanya 7 persen. "Pada 2023, produksi mencapai 1,044 MBOEPD," jelas laporan tersebut.

    Cadangan migas Pertamina juga mengalami peningkatan dengan Reserve Replacement Ratio atau RRR mencapai 147 persen, melampaui target yang ditetapkan. Parameter lain yang menunjukkan hasil positif adalah peningkatan produktivitas pemboran sumur yang naik 16 persen dibandingkan tahun 2022.

    Kilang dan Proyek Pengolahan

    Volume intake kilang pada 2023 mencapai 341 juta barrel, meningkat 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh penyelesaian berbagai proyek kilang yang strategis. Dari sembilan proyek kilang yang selesai dalam lima tahun terakhir, beberapa di antaranya adalah Green Refinery Cilacap Phase 1 dan Revamp TPPI BTX Project.

    Selain itu, yield valuable product dari kilang juga meningkat 2 persen, menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam proses pengolahan minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi.

    Pemasaran dan Penjualan.

    Volume penjualan BBM dan produk lainnya mencapai 100 juta kiloliter pada 2023, naik 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Program Pertamina One Solution dan subsidi tepat waktu melalui MyPertamina menjadi faktor utama peningkatan ini.

    "Sales penjualan besar dari produk BBM, Non BBM, dan Petrokimia untuk area domestik maupun internasional meningkat 2 persen dibandingkan 2022," demikian laporan Pertamina.

    Logistik dan Transportasi

    Pertamina melaporkan peningkatan volume kargo di sektor internasional marine logistic sebesar 3 persen, mencapai 161 juta kiloliter pada 2023. Peningkatan ini didukung oleh penambahan armada kapal dan ekspansi bisnis internasional ke berbagai pelabuhan di Singapura dan Dubai.

    "Volume kargo meningkat menggunakan kapal tanker yang dioperasikan, meningkat setiap tahunnya," tulis Pertamina dalam data capaiannya.

    Pertamina juga mencatat peningkatan di sektor gas dengan volume niaga gas mencapai 337 ribu BBTU, naik 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Proyek gas di Senipah Balikpapan dan penambahan jaringan gas SRT menjadi pendorong utama peningkatan ini. "Gas niaga BBTU meningkat 3 persen dibandingkan tahun 2022," sebut laporan Pertamina.

    Di sektor energi terbarukan, produksi listrik Pertamina naik 17 persen mencapai 5.452 GWh, mayoritas berasal dari geothermal dan PLTS. Mulai beroperasinya PLTS Rokan dan konsistensi produksi geothermal menjadi faktor utama peningkatan ini. "Produksi listrik PNRE berasal dari sumber daya energi bersih dari Geothermal, Gas, dan PLTS meningkat 17 persen dibandingkan 2022," ungkap data Pertamina.

    Dari sisi keuangan, Pertamina berhasil mempertahankan penurunan revenue hanya sebesar 11 persen, sementara EBITDA naik 6 persen dan bottom line naik 17 persen.

    PT Pertamina (Persero) mencatatkan total laba sebesar USD4,77 miliar atau sekitar Rp72,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.255 per USD) sepanjang tahun 2023. Angka laba ini menunjukkan peningkatan sebesar 17 persen dibandingkan dengan laba yang dicatatkan pada tahun 2022.

    Kritik DPR

    Anggota Komisi VI DPR RI, Harris Turino, menyoroti capaian Pertamina dengan mempertanyakan target dan keberlanjutan pertumbuhan di masa depan. Ia mengingatkan bahwa peningkatan produksi migas yang mencapai 8 persen adalah pencapaian yang baik, namun penting untuk memiliki rencana jangka panjang yang jelas untuk tahun-tahun mendatang.

    "Naik 8 persen menjadi 1,044 million barrel oil equivalent per day di 2023. Yang menjadi pertanyaan, target 2024 dan 2025 seperti apa?" kata Harris.

    Harris juga menyoroti pertumbuhan sektor kilang yang hanya 2 persen. Dia mengajak Pertamina untuk mempertimbangkan strategi yang lebih agresif. "Ini targetnya di 2024 dan 2025 seperti apa? Keliatannya kalau yang ini pertumbuhannya sudah bisa dikirakan tidak akan terlalu besar," katanya.

    Dalam sektor gas, Harris menekankan pentingnya perluasan jaringan gas rumah tangga (jargas).

    "Penambahan 55 ribu jargas adalah langkah positif, tetapi bagaimana rencana untuk memperluasnya ke seluruh Jawa Barat dan daerah lain?" katanya.

    Adapun dari sisi keuangan, Harris menilai angka Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional atau BOPO sebesar 89 persen masih bisa ditingkatkan.

    Harris juga menyoroti upaya efisiensi yang dilaporkan Pertamina, dengan cost saving mencapai $574 juta. Meski mengapresiasi langkah ini, ia menekankan pentingnya transparansi dan keberlanjutan upaya efisiensi. "Bentuk nyata dari cost saving ini seperti apa? Dan targetnya di 2024 serta 2025 bagaimana?" ujarnya. (alp/prm)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).