Logo
>

Pertumbuhan Kredit Terancam, Surat Berharga jadi Solusi?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pertumbuhan Kredit Terancam, Surat Berharga jadi Solusi?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketenangan perekonomian Indonesia ditandai dengan meningkatnya jumlah dana perbankan yang ditempatkan dalam surat berharga. Namun demikian, sebagian besar bank mencatat pertumbuhannya masih tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan kredit.

    Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kepemilikan sektor perbankan di Surat Berharga tahun 2022 mencapai Rp 1.863,49 triliun, yang kemudian meningkat menjadi Rp 1.987,80 triliun di 2023. Sementara itu, penempatan dana bank di SBN pada Februari 2024 mencapai Rp 2.202,47 triliun dari Rp 2.144,72 triliun di Januari 2024.

    Pertumbuhan kredit per Februari 2024 mencapai 11,28 persen secara tahunan (yoy), mencapai Rp 7.095 triliun.

    Beberapa bank menunjukkan peningkatan dalam penempatan dana di surat berharga.

    Bank BRI, misalnya, mencatat peningkatan portofolio dana yang ditempatkan di surat berharga sebesar 13,90 persen secara tahunan menjadi Rp 379,48 triliun pada kuartal I-2024. Sementara itu, penyaluran kredit Bank BRI mencapai Rp 1.308,65 triliun, tumbuh 10,88 persen yoy.

    Bank BCA juga mencatat peningkatan dana yang ditempatkan di surat berharga sebesar 24,21 persen menjadi Rp 347,53 triliun. Penyaluran kredit oleh BCA pada kuartal I mencapai Rp 835,7 triliun, tumbuh 17,1 persen yoy.

    Bank BNI menempatkan dananya di surat berharga sebesar Rp 171,41 triliun pada kuartal I-2024, naik 7,85 persen yoy. Sementara itu, total kredit yang disalurkan oleh BNI mencapai Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen.

    Namun, Bank Mandiri mencatat penurunan dana yang ditempatkan di surat berharga sebesar 9,81 persen secara tahunan menjadi Rp 347,74 triliun pada kuartal I-2024. Penyaluran kredit oleh Bank Mandiri mencapai Rp 1.435 triliun, meningkat 19,1 persen yoy.

    BTN juga mencatat penurunan dana yang ditempatkan di SBN sebesar 6,39 persen menjadi Rp 52,19 triliun. Penyaluran kredit BTN pada kuartal I-2024 mencapai Rp 344,2 triliun, tumbuh 14,8 persen yoy.

    Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan bahwa penurunan penempatan dana di SBN adalah upaya untuk memitigasi risiko pasar akibat perubahan harga. "Saat ini, prioritas utama adalah mendukung pertumbuhan kredit dengan memprioritaskan likuiditas," jelasnya dikutip Minggu 12 Mei 2024.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:BBTN",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

     EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyatakan bahwa penempatan dana pada surat berharga adalah bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan dan mendukung perekonomian nasional. "Strategi ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat," kata dia.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:BBCA",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai bahwa peningkatan penempatan dana di surat berharga mungkin karena perlambatan dalam penyaluran kredit. "Bagi bank, penting untuk tetap menyalurkan kredit dengan memperhatikan kualitas kredit dan menjaga likuiditas bank," ungkapnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi