KABARBURSA.COM - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis, salah satu program prioritas Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Program ini diyakini mampu melahirkan multiplier effect untuk sektor komoditas lainnya, tak terkecuali peternakan ayam ras dalam negeri. Terkait hal tersebut, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) pun menaruh harapannya kepada program Makan Bergizi Gratis.
Sekretaris Jenderal GOPAN, Sugeng Wahyudi berharap para peternak ayam lokal bisa ikut merasakan efek dari program tersebut. Menurutnya, program itu berpotensi meningkatkan suplai daging ayam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Peternak berharap mendapatkan efek dari kebijakan, makan bergizi. Suplai daging ayam akan meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Sugeng kepada KabarBursa, Selasa, 25 Juli 2024.
Di samping itu, Sugeng juga berharap Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) bisa memfasilitasi pemenuhan bahan baku program Makan Bergizi Gratis dari para peternak ayam lokal.
Dengan begitu, kata Sugeng, peternak ayam dapat merasakan dampak positif dari program tersebut. Di sisi lain, penyerapan daging ayam milik para peternak bisa lebih efektif untuk memenuhi suplai Makan Bergizi Gratis. "Sehingga peternak merasakan dampak dari kebijakan tersebut melalui serapan daging ayam milik para peternak," ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori meyakini, program Makan Bergizi Gratis dapat menciptakan dampak ganda atau multiplier effect yang sangat besar dan luas. Hal ini yang membuka peluang terlibatnya peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Baik buat UMKM maupun sektor logistik, distribusi/pengangkutan, pertanian dan lain-lain," kata Khudori saat dihubungi Kabar Bursa, Selasa, 25 Juni 2024.
Kendati begitu, Khudori menyebut multiplier effect ini bergantung pada desain program Makan Bergizi Gratis. Seandainya program ini diorientasikan bagi UMKM atau pelaku usaha sekitar, multiplier effect itu bisa dimanfaatkan untuk mendorong ekonomi rakyat.
"Kalau program diorientasikan dengan mayoritas melibatkan UMKM, pelaku usaha sekitar, bahan baku lokal, pangan lokal, tentu dampak bergandanya luas dan besar. Dampak berganda akan sempit dan kecil jika program dirancang sebaliknya," jelasnya.
Jauh sebelum penetapan alokasi anggaran Rp71 triliun, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengungkap, perlunya jutaan ton komoditas pertanian untuk mendukung berjalannya program Makan Siang Gratis, yang kemudian berubah nama menjadi Makan Bergizi Gratis.
Budiman menyebut, program ini membutuhkan 6,7 juta ton beras dan 1,2 juta ton daging ayam, 1 juta ton daging ikan, 500.000 ton daging sapi, hingga 4 juta kiloliter (kl) susu sapi. "Karena itu program ini memerlukan perencanaan yang matang sejak jauh hari, dan kami sudah mulai bekerja untuk itu," kata Budiman, Jum'at, 16 Februari 2024 silam.
Anggaran Jumbo RAPBN 2025
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani resmi menetapkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Adapun ketetapan anggaran itu dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
Dia mengaku, alokasi anggaran itu telah disetujui Prabowo dengan realisasi secara bertahap di mulai sejak tahun 2025. "Beliau (Prabowo) setujui pelaksnaaan program Makan Bergizi Gratis dilaksanakan bertahap dan untuk tahun pertama pemerintahan beliau (di) 2025 disepakati alokasi sekitar Rp71 T di dalam RAPBN 2025,” kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Thomas Djiwandono menyebut, alokasi anggaran program itu lahir dari kesepakatan pemerintah saat ini dan pemerintah yang akan datang. Namun demikian, dia menekankan, alokasi tersebut tetap akan melewati siklus APBN di DPR.
“Tadi angka Rp 71 triliun yang sudah disampaikan adalah kesepakatan antara pemerintah sekarang, dan pemerintah yang akan datang. Tentunya kita harus menunggu proses siklus APBN di DPR nanti itu juga penting digarisbawahi,” kata Thomas di Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Dia menuturkan, melalui besaran anggaran hingga Rp71 triliun pihaknya berkomitmen untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis itu secara bertahap. Selain itu, dia juga menekankan prinsip belanja berkualitas. Kemudian, pihaknya juga berupaya mengejar target program itu 100 persen secepat mungkin.
“Kuncinya bertahap tapi juga tentu dengan prinsip-prinsip belanja yang berkualitas dan tentunya kita ingin mencapai target 100 persen secepat mungkin dengan prinsip bahwa postur fiskal menjadi prinsip utama,” jelasnya. (*)