Logo
>

PGEO Umumkan Rencana Pengembangan Proyek-proyek Panas Bumi

Ditulis oleh Syahrianto
PGEO Umumkan Rencana Pengembangan Proyek-proyek Panas Bumi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) atau PGEO telah mengungkapkan beberapa proyek panas bumi yang termasuk dalam rencana pengembangan perusahaan. Detail proyek-proyek ini telah disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Perusahaan mengumumkan rincian mengenai Wilayah Kerja Panas (WKP) yang akan diprioritaskan dalam peningkatan kapasitas produksi uap dan/atau listrik. Selain itu, dijelaskan juga rincian kapasitas yang akan ditingkatkan di setiap WKP untuk setiap tahunnya dari 2024 hingga 2027.

    Selain itu, disampaikan juga rincian jadwal peningkatan kapasitas terpasang yang dimiliki perusahaan hingga dapat memberikan kontribusi terhadap penjualan perusahaan dari 2024 hingga 2027. Berikut adalah rincian pengembangan WKP PGEO menurut keterbukaan informasi BEI pada Selasa, 23 Juli 2024.

    Pengembangan Proyek

    1. Lumut Balai Unit 2 Kapasitas 55 MW dan COD Target 2024

    2. Hululais Unit 1 Kapasitas 55 MW dan COD Target 2026

    3. Hululais Uni 2 Kapasitas 55 MW dan COD Target 2028.

    Proyek Co-Generation

    1. Lumut Balai Bottoming Unit 1 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2025

    2. Ulubelu Bottoming Unit 1 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2025

    3. Lahendong Bottoming Unit 1 Kapasitas 5 MW dan COD Target 2025

    4. Ulubelu Bottoming Unit 2 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    5. Ulubelu Bottoming Unit 3 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    6. Ulubelu Low Pressure Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    7. Lahendong Bottoming Unit 2 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    8. Lahendong Low Pressure Kapasitas 15 MW dan COD Target 2026

    9. Lumut Balai Low Pressure 1 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    10. Lumut Balai Low Pressure 2 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    11. Sungai Penuh Two Phase Kapasitas 10 MW dan COD Target 2026

    12. Kamojang Low Pressure Kapasitas 5 MW dan COD Target 2026

    13. Sibayak Bottoming Unit Kapasitas 5 MW dan COD Target 2026

    14. Hululais (Bukit Daun) Ext A1 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2027

    15. Lumut Balai Bottoming Unit 2 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2027

    16. Hululas (Bukit Daun) Ext A2 Kapasitas 20 MW dan COD Target 2028

    17. Lahendong Bottoming Unit 3 Kapasitas 10 MW dan COD Target 2028

    18. Hululais Bottoming Unit 1 Kapasitas 30 MW dan COD Target 2029

    19. Hululais Bottoming Unit 2 Kapasitas 30 MW dan COD Target 2030

    Ekstensi dan Pengembangan Green Field

    1. Lahendong 7 dan 8 Kapasitas 40 MW dan COD Target 2027

    2. Gunung Tiga Kapasitas 55 MW dan COD Target 2028

    3. Kotamobagu Kapasitas 80 MW dan COD Target 2029

    4. Selawah Kapasitas 55 MW dan COD Target 2030

    5. Bunbun Kapasitas 55 MW dan COD Target 2030

    6. Tanjung Tiga Kapasitas 55 MW dan COD Target 2031

    7. Way Ratai Kapasitas 55 MW dan COD Target 2032.

    Proyek Inorganik

    1. Domestik dan Internasional Kapasitas 175 MW dan COD Target 2025.

    PGEO Optimis

    Kinerja bisnis PGEO diproyeksikan akan menunjukkan hasil yang positif, terutama sebagai emiten dan pemain utama di sektor energi baru dan terbarukan. Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menyatakan keyakinannya terhadap masa depan kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik.

    PGEO terus berupaya menjadi pusat keunggulan dalam bidang geothermal dengan menerapkan berbagai strategi pengembangan bisnis yang agresif namun tetap berhati-hati untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

    "Kami fokus pada optimalisasi sumber daya domestik melalui proyek co-generation, ekspansi ke luar negeri, dan mengeksplorasi berbagai sumber pendapatan baru," kata Yurizki dalam keterangan resminya.

    Riset dari OCBC Sekuritas Indonesia menyebutkan bahwa PGEO memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu emiten terdepan di sektor energi hijau.

    Dengan rencana ekspansi yang agresif dan dukungan pemerintah Indonesia dalam memajukan energi baru dan terbarukan, bisnis PGEO diprediksi akan terus tumbuh stabil di masa depan.

    Saat ini, PGEO memiliki kapasitas terpasang sebesar 672 MW dan berencana untuk mencapai 1 GW dalam dua tahun ke depan. Selain itu, PGEO berencana meningkatkan kapasitas pertumbuhannya melalui pasar global dan pendekatan merger dan akuisisi (M&A).

    "Ekspansi agresif ini memungkinkan PGEO untuk memanfaatkan peningkatan permintaan terhadap energi terbarukan dan meningkatkan pendapatan di masa mendatang," tulis Analis Ekuitas OCBC Sekuritas, Kevin Jonathan Panjaitan, dalam riset ekuitasnya.

    OCBC Sekuritas juga menyoroti bahwa sebagai bagian dari Pertamina Group, PGEO tidak akan kesulitan mendapatkan pendanaan berbiaya rendah, terutama dengan fokus Pertamina mengembangkan energi terbarukan.

    Salah satu contohnya adalah penerbitan obligasi hijau oleh Pertamina yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) dan mengalami kelebihan permintaan hingga 8,25 kali.

    PGEO juga diprediksi akan terus mencetak pertumbuhan pendapatan yang stabil, yang akan berdampak pada dividen yang lebih stabil di masa depan. Hal ini didukung oleh kontrak jangka panjang dengan skema take-or-pay dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

    Selain itu, tarif penjualan uap akan meningkat secara stabil sebesar 2,0 persen dan tarif penjualan listrik akan meningkat berdasarkan United States Consumer Price Index (US CPI). (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.