KABARBURSA.COM - PT Pertamina International Shipping (PIS) menghadapi kebutuhan mendesak untuk menambah armada kapal pengangkut gas, khususnya untuk mendukung pertumbuhan permintaan gas alam cair (LNG) yang diperkirakan meningkat sebesar 5 persenper tahun hingga 2033. PIS memerlukan tambahan 27 hingga 28 unit kapal LNG baru setiap tahun selama sepuluh tahun ke depan untuk memenuhi permintaan yang terus berkembang ini.
Direktur Gas dan Petrochemical New Business PIS, Arief Sukmara, menyatakan bahwa PIS siap mengakomodasi pertumbuhan pasar LNG, yang diproyeksikan tumbuh dari 412 juta ton per tahun (mtpa) pada 2023 menjadi 666 mtpa pada 2033.
Arief menekankan bahwa LNG adalah sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dengan emisi yang lebih rendah dibandingkan sumber energi lain. Untuk itu, PIS berencana memperluas armada kapal LNG mereka untuk berkontribusi dalam penyediaan energi bersih di kawasan Asia Pasifik.
PIS menargetkan pendapatan mencapai hingga USD6 miliar pada 2030 dan berkomitmen menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam penyediaan energi bersih. Saat ini, PIS sudah memiliki 7 unit Very Large Gas Carrier (VLGC) dengan teknologi dual-fuel yang lebih ramah lingkungan.
Baru-baru ini, PIS menambah armada mereka dengan dua kapal tanker gas raksasa VLGC terbaru, yaitu Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia. Kapal-kapal ini merupakan yang terbesar di dunia dan dilengkapi dengan teknologi terkini.
Kapal-kapal baru ini akan beroperasi di rute internasional, dengan pelayaran pertama dari Houston, Amerika Serikat, pada awal Mei 2024. Penambahan armada ini menunjukkan komitmen PIS untuk mendukung transisi energi dan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Saat ini, terdapat 419 tanker VLGC yang berlayar di seluruh dunia dengan rata-rata usia kapal sekitar 10,08 tahun. Dengan penambahan armada baru ini, PIS kini memiliki tujuh tanker VLGC dengan rata-rata usia 3,42 tahun.
Siap Masuk Pasar LNG
PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan kesiapan mereka dalam menghadapi peningkatan permintaan komoditas gas alam cair (liquified natural gas/LNG) yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi ramah lingkungan.
Direktur Gas, Petrochemical & New Business PIS, Arief Sukmara, mencatat adanya lonjakan signifikan dalam permintaan LNG di seluruh dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik.
Menurut Arief, tambahan 193 kapal pengangkut gas akan dibutuhkan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan LNG sebesar 5 persen tiap tahun hingga 2033. Ini berarti peningkatan dari 412 juta ton per tahun (mtpa) pada 2023 menjadi 666 mtpa pada 2033. Dengan demikian, industri membutuhkan 27 hingga 28 unit kapal pengangkut LNG baru setiap tahunnya selama dekade mendatang.
“LNG telah terbukti sebagai sumber energi alternatif dengan emisi yang lebih rendah dibanding sumber energi lain. Komoditas ini juga berperan penting dalam mendukung transisi energi,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 26 Juli 2024.
PIS kini bersiap memasuki pasar LNG dengan mengoperasikan kapal pengangkut LNG. Arief menegaskan bahwa kapasitas dan portofolio PIS sebagai perusahaan maritim logistik di pasar internasional menjadi modal kuat bagi mereka dalam upaya penyediaan energi ramah lingkungan ini.
“Sebagai perusahaan yang berkomitmen menjadi salah satu yang terdepan di dunia dengan estimasi pendapatan hingga 6 miliar dolar AS pada 2030, kami ingin berkontribusi dalam penyediaan energi bersih LNG di Asia Pasifik,” lanjut Arief.
Dalam menjaga ketahanan energi nasional, PIS terus membangun armada dan infrastruktur yang diperlukan. Saat ini, PIS aktif menambah armada kapal yang mendukung logistik energi ramah lingkungan. PIS kini memiliki tujuh unit very large gas carrier (VLGC) dengan teknologi dual-fuel yang lebih ramah lingkungan. Secara keseluruhan, armada PIS telah beroperasi di lebih dari 60 rute internasional.
PIS, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang didirikan pada 2016, ditunjuk sebagai induk Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) pada 2021, yang bertugas menyelenggarakan seluruh usaha pelayaran, jasa kelautan, dan logistik.
HOA PIS dan KPI
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah menandatangani Head of Agreement (HOA) bersama Total Energies Trading SA (Totsa). Kesepakatan ini mencakup kolaborasi dalam transportasi perkapalan minyak, terminal energi, dan penyimpanan pasokan minyak mentah.
CEO KPI, Taufik Adityawarman, Director of Crude and Petroleum Tanker PIS, Brilian Perdana, dan President Trading and Shipping TotalEnergies, Thomas Waymel, secara bersama-sama melakukan penandatanganan kesepakatan ini pekan lalu. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, 2 Maret 2024.
Brilian Perdana, Director of Crude and Petroleum Tanker PIS, menyampaikan bahwa melalui kesepakatan ini, PIS mendapatkan prioritas untuk memasok kapal dengan tingkat pasar yang kompetitif, dengan tetap memprioritaskan aspek HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) dan keselamatan sesuai dengan standar internasional dan perjanjian komersial.
Penyediaan kapal ini mencakup pemenuhan kebutuhan TotalEnergies dan Kilang Pertamina Internasional (KPI). PIS atau afiliasinya, bekerja sama dengan KPI, akan menyediakan berbagai jenis kapal, termasuk tanker VLCC, tanker jenis Suezmax, Aframax, dan ragam tanker lainnya sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Melalui kerjasama ini, PIS juga akan menjajaki peluang bisnis terminal penyimpanan minyak mentah bersama dengan kedua mitra tersebut.
Brilian menyatakan bahwa kesepakatan ini menegaskan pertumbuhan PIS di pasar domestik, sejalan dengan peningkatan kebutuhan energi di Indonesia. PIS juga berkomitmen untuk menjadi pemain bisnis logistik energi yang diperhitungkan di pasar global.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.