KABARBURSA.COM - Menurut data dari S&P Global, Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2024 mencapai level 54,2. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,5 poin dibandingkan dengan bulan Februari 2024 yang berada pada level 52,7.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan permintaan baru, di mana perusahaan juga meningkatkan volume produksinya. Tingkat ekspansi tergolong tajam dan merupakan yang terkuat dalam 27 bulan terakhir.
Direktur Asosiasi Ekonomi S&P Global Market Intelligence Pollyanna De Lima menuturkan data laporan menunjukkan bahwa peningkatan total pesanan didorong oleh pasar domestik, sementara permintaan dari luar negeri mengalami kontraksi setelah stagnan pada bulan Februari.
"Pada bulan Maret, Industri Manufaktur Indonesia mencatat kinerja terbaiknya, dengan pertumbuhan output mencapai posisi tertinggi dalam 27 bulan yang didorong oleh kenaikan besar pada permintaan domestik," ujarnya Senin 1 April 2024.
Namun, Pollyanna menekankan bahwa kenaikan yang tajam ini juga membawa dampak buruk, yakni meningkatnya tekanan harga. Permintaan input yang kuat menyebabkan penyesuaian harga lebih lanjut di pihak pemasok, sehingga inflasi biaya mengalami percepatan dalam satu setengah tahun terakhir. "Kenaikan tercepat pada harga jual dalam 21 bulan terjadi karena produsen barang dapat dengan mudah meneruskan beban biaya tambahan kepada klien," tambahnya.
Meskipun beberapa perusahaan yakin bahwa permintaan akan terus membaik dalam beberapa bulan mendatang, beberapa lainnya merasa ragu bahwa kondisi tersebut dapat bertahan lebih lama. "Banyak perusahaan bersiap untuk membeli input dan membangun inventaris, namun mereka enggan merekrut karyawan tambahan karena tekanan kapasitas masih rendah untuk saat ini," jelas Pollyanna.