KABARBURSA.COM - Program pompanisasi yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan produksi pangan beras di tengah tantangan cuaca yang dihadapi, terutama ancaman El Nino.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, sejumlah lahan sawah tadah hujan di Jawa Barat (Jabar) telah siap diairi, membuka peluang untuk meningkatkan produksi padi setelah bulan Juni 2024.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke Jabar untuk memantau dan memastikan bahwa program pompanisasi di area pesawahan Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, berjalan dengan baik pada tanggal 5 April 2024. Seperti keterangannya dikutip, Jakarta, Sabtu 13 April 2024.
Melalui program ini, Kementan bertekad untuk mengairi ratusan ribu hektare sawah tadah hujan guna meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman El Nino. Dari potensi sawah tadah hujan di Jabar sebesar 343 ribu hektare, targetnya adalah 300 ribu hektare yang akan diairi melalui pompanisasi.
Mentan Sulaiman optimistis bahwa jika 300 ribu hektare lahan sawah berhasil diairi, maka produksi pangan di Jabar bisa meningkat hingga 200 persen, dengan nilai ekonomi mencapai Rp 15 triliun.
Hal ini hanya merupakan peningkatan, dan jika nilai tersebut dapat bergerak setiap tahun, akan terjadi efek pengganda ekonomi yang signifikan di tingkat desa dan membawa kebahagiaan besar bagi para petani. Selain itu, Mentan juga menyebut bahwa pasokan pupuk untuk mendukung produksi juga telah ditambah hingga 100 persen.
Dengan demikian, program pompanisasi menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mengatasi dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh perubahan iklim, seperti El Nino.