KABARBURSA.COM - Pergerakan masyarakat pada periode mudik Lebaran tahun ini diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dengan dampak yang signifikan terhadap ekonomi nasional.
Menurut Bank Syariah Indonesia (BSI) Institute, total potensi perputaran ekonomi dari biaya perjalanan mudik Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai Rp30,42 triliun.
Fatiya Rumi Humaira, Senior Quantitative Analyst BSI Institute, menjelaskan bahwa sebanyak 36,8 persen masyarakat secara umum mengeluarkan uang untuk biaya mudik. Angka ini mengalami peningkatan dari periode Ramadan, di mana hanya 18,4 persen masyarakat yang mengeluarkan uang untuk jalan-jalan atau traveling.
"Dengan perhitungan dari BSI Institute, total potensi perputaran ekonomi dari biaya perjalanan mudik tersebut secara nasional mencapai Rp 30,42 triliun," ujar Fatiya dalam riset BSI Institute Quarterly (Kuartal I 2024), dikutip Senin, 8 Maret 2024.
Rata-rata biaya perjalanan mudik nasional dihitung sebesar Rp591.150.
Fatiya juga menjelaskan bahwa metode perjalanan mudik yang dipilih masyarakat Indonesia bervariasi, di mana 47 persen melakukan mudik dengan mobil pribadi, 32 persen dengan motor pribadi, 25 persen menggunakan bus atau travel, 19 persen dengan kendaraan sewa, 19 persen menggunakan kereta, 12 persen menggunakan pesawat, dan 6 persen menggunakan kapal.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang pada Lebaran 2024 atau Idulfitri 1445 H/2024, mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka ini didasarkan pada hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BPJT) Kemenhub bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta melibatkan para pakar dan akademisi.
Jumlah pemudik tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan Lebaran 2023 yang mencapai 123,8 juta orang.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.