Logo
>

Powell Isyaratkan Suku Bunga AS Dipotong September Nanti

Ditulis oleh Yunila Wati
Powell Isyaratkan Suku Bunga AS Dipotong September Nanti

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Rabu bahwa suku bunga dapat dipotong pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan, menempatkan bank sentral di ujung pertempuran lebih dari dua tahun melawan inflasi tetapi tepat di tengah-tengah kampanye pemilihan presiden negara tersebut.

    The Fed mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari terbarunya dengan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25 persen-5,50 persen yang ditetapkan setahun yang lalu, tetapi pernyataannya melunakkan deskripsi tentang inflasi dan mengatakan risiko terhadap pekerjaan sekarang sebanding dengan kenaikan harga - bahasa netral yang membuka pintu untuk penurunan suku bunga setelah lebih dari dua tahun memperketat kredit.

    Powell mendorong pesan ini lebih jauh dalam konferensi pers setelah pertemuan, mencatat bahwa tekanan harga sekarang mereda secara luas dalam ekonomi - yang dia sebut sebagai "disinflasi berkualitas" - dan bahwa jika data yang akan datang berkembang seperti yang diantisipasi, dukungan untuk pemotongan suku bunga akan tumbuh.

    Sementara itu, Gubernur Federal Reserve (the Fed) Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa sikap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) bersifat restriktif, tetapi para pembuat kebijakan tidak sepenuhnya mengesampingkan kenaikan suku bunga tambahan.

    “Saya rasa tidak ada yang benar-benar mengesampingkan kenaikan suku bunga. Saya rasa kemungkinan kami menaikkan suku bunga cukup rendah, namun saya tidak ingin mengesampingkan apa pun,” ujar Kashkari.

    Kashkari mengulangi pernyataan yang dibuat sebelumnya pada Selasa, 28, Mei 2024, dalam sebuah wawancara, ketika ia mengatakan para pejabat harus menunggu lebih banyak bukti bahwa inflasi mendingin sebelum memangkas suku bunga, terutama mengingat pasar tenaga kerja yang kuat dan ekonomi yang tangguh.

    “Pertumbuhan upah masih cukup kuat relatif terhadap apa yang kami pikir akan konsisten dengan target inflasi 2 persen,” katanya.

    “Kami memiliki waktu untuk menilai seberapa besar tekanan ke bawah yang kami berikan pada permintaan sebelum membuat keputusan-keputusan kebijakan baru,” tambahnya.

    Kashkari mengatakan bahwa ia belum mendapatkan kepercayaan diri pada proses disinflasi sejak Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu di Maret, ketika ia memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga sebelum akhir tahun.

    “Saya ingin mendapatkan semua data yang bisa saya dapatkan sebelum pertemuan FOMC berikutnya sebelum saya mengambil kesimpulan. Namun saya dapat mengatakan ini, pasti tidak akan lebih dari dua kali pemangkasan,” katanya.

    Para pembuat kebijakan the Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi 23 tahun ketika mereka bertemu pada 11-12 Juni di Washington.

    Kashkari mengatakan bahwa ia tidak yakin pertumbuhan perlu melambat dan pengangguran meningkat untuk membawa inflasi pada akhirnya kembali ke target 2 persen Fed.

    Berbicara pada Forum Kebijakan Moneter Internasional Barclays-CEPR, Kashkari menunjuk pada tekanan di pasar properti komersial sebagai sebuah risiko bagi perekonomian AS.

    Dia memperkirakan “kerugian besar” di sektor ini dan mengatakan bahwa kemungkinan akan ada kejutan di mana kerugian tersebut terjadi.

    Mengenai keputusan para pembuat kebijakan the Fed baru-baru ini untuk memperlambat laju pengurangan neraca keuangan bank sentral, Kashkari mengatakan bahwa hal ini tidak boleh ditafsirkan sebagai akhir dari proses tersebut.

    “Kami hanya ingin memperlambat sedikit agar kami memiliki waktu untuk memantau sinyal-sinyal pasar, namun hal ini tidak akan mengubah tujuan,” ujar Kashkari, yang tidak memberikan suara pada kebijakan moneter tahun ini.

    Para pejabat Fed telah berjanji untuk memangkas neraca keuangan hingga ke titik di mana cadangan hanya “cukup”, sambil berusaha menghindari tekanan di pasar uang.

    Tak Buru-buru Pangkas Suku Bunga

    Kashkari mengatakan para pembuat kebijakan harus bersabar dalam memantau apakah inflasi cukup melambat sebelum menurunkan suku bunga.

    Kashkari mengatakan ekonomi tetap “sangat tangguh” dan pasar tenaga kerja terus kuat, terutama di sektor jasa. Dia menambahkan, meskipun tidak ada yang bisa dikesampingkan dalam hal kebijakan di masa depan, sebaiknya bank sentral atau The Fed menunggu dan mengamati situasinya.

    “Banyak orang mengira kita akan berada dalam resesi menjelang akhir tahun lalu, tetapi itu tidak terjadi. Sebaliknya, kita mengalami pertumbuhan yang sangat kuat. Konsumen AS tetap tangguh, dan pasar perumahan juga demikian. Jadi, saya tidak melihat perlunya terburu-buru menurunkan suku bunga. Saya pikir kita harus bersabar dan melakukannya dengan benar,” ungkap Kashkari.

    “Di awal tahun ini, inflasi ‘bergerak stagnan,’ dan hal itu menimbulkan pertanyaan dalam benak saya: apakah proses disinflasi berlanjut atau apakah kita berada di level inflasi 3 persen. Saya pikir masih terlalu dini untuk mengetahui dan kita perlu menunggu dan melihat untuk mendapatkan keyakinan yang lebih besar,” tandasnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79