KABARBURSA.COM-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengumumkan rencana pemerintah untuk memberikan insentif kepada mobil listrik dengan teknologi hybrid.
Airlangga menyatakan bahwa insentif tersebut sedang dalam tahap pembahasan dengan kementerian terkait. Namun, bentuk insentif yang diusulkan adalah pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung oleh pemerintah (DTP).
"Kami sedang berdiskusi dengan kementerian terkait. Seperti PPN DTP, saat ini sebesar 1 persen, kami akan melakukan evaluasi," ungkap Airlangga kepada media di Jakarta Senin 19 Februari 2024.
Beliau juga telah melakukan perhitungan terkait dampak insentif ini terhadap penjualan mobil hybrid. Namun, keputusan final masih akan diputuskan setelah pembahasan dengan kementerian terkait.
"Kami masih dalam tahap penelitian. Ada estimasi yang kami miliki, namun kami perlu memastikannya terlebih dahulu," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, menyambut baik rencana pemberian insentif untuk mobil hybrid. Hal ini disebabkan oleh efisiensi bahan bakar dan rendahnya polusi yang ditawarkan oleh mobil tersebut.
"Jika insentif diberikan, penjualan akan meningkat pesat karena harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan mobil listrik," ujar Jongkie kepada Kontan.co.id pada hari Minggu (18/2).
Selain itu, mobil hybrid juga tidak memerlukan infrastruktur tambahan seperti stasiun pengisian baterai untuk kendaraan listrik.
Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, juga setuju bahwa insentif perlu diberikan kepada konsumen mobil hybrid, terutama dengan pertumbuhan daya beli masyarakat yang meningkat.
Namun, penting untuk mempertimbangkan urgensi dari pemberian insentif tersebut.
"Pemberian insentif untuk mobil hybrid memiliki urgensi tersendiri. Apakah ini hanya untuk mendorong penjualan atau memiliki target lain yang lebih besar," kata Andry.
Andry percaya bahwa insentif ini akan mendorong penjualan mobil hybrid, mirip dengan efek insentif yang diberikan untuk mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle / BEV), yang bertujuan untuk meningkatkan produksi kendaraan dan memfasilitasi ekspor.
"Ini adalah langkah yang harus diambil untuk memaksimalkan produksi kendaraan dan mendorong ekspor, tidak hanya untuk pasar domestik," tambahnya.