KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan bahwa Presiden Direktur mereka, Dian Siswarini, telah mengajukan surat pengunduran diri yang diterima pada Selasa, 3 Desember 2024.
Dalam keterbukaan informasi, pengunduran diri ini akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan yang berlaku.
Dalam keterangannya, XL Axiata menyebutkan bahwa pengunduran diri Dian dilakukan atas alasan pribadi. "Keputusan ini merupakan pilihan pribadi beliau, dan Perseroan menghormati serta mendukung keputusan tersebut," tulis Ranty Astari Rachman, Sekretaris Perusahaan EXCL dalam pernyataan resminya, Rabu, 4 Desember 2024.
Sementara itu, pengunduran diri Presiden Direktur XL Axiata terjadi di tengah kabar penggabungan (merger) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan usai pelaporan kinerja keuangan yang solid untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.
Perusahaan mencatat peningkatan baik dalam pendapatan maupun laba bersih, meski harus menghadapi beban operasional yang cukup signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis, 7 November 2024, EXCL mencatat total pendapatan sebesar Rp25,36 triliun pada kuartal ketiga 2024, mengalami kenaikan 6,26 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp23,86 triliun.
Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan berkelanjutan dalam segmen layanan telekomunikasi dan digital. Kenaikan pendapatan ini mencerminkan peningkatan permintaan konsumen dan efisiensi layanan data yang semakin kuat di era digital saat ini.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap akses data, EXCL mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi pilihan, dengan terus meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan. Hal ini terlihat dari strategi perusahaan dalam memperluas infrastruktur jaringan dan investasi di teknologi baru, meskipun menghadapi persaingan ketat di industri telekomunikasi.
Tidak hanya pendapatan, laba bersih EXCL juga mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Hingga September 2024, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,33 triliun, meningkat 32,47 persen dibandingkan laba bersih sebesar Rp1,00 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba bersih ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola beban dan memaksimalkan efisiensi operasional.
Laba bersih yang lebih tinggi ini juga menunjukkan bahwa EXCL mampu mempertahankan profitabilitas meski biaya operasional, terutama beban infrastruktur dan penyusutan, terus mengalami kenaikan.
Beban penyusutan misalnya, tercatat sebesar Rp9,07 triliun pada kuartal ketiga 2024, atau meningkat sekitar 7,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, beban infrastruktur mencapai Rp6,62 triliun, sedikit menurun dari Rp6,65 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan infrastruktur.
Total aset perusahaan tercatat sebesar Rp85,17 triliun pada akhir September 2024, turun tipis dibandingkan dengan Rp87,69 triliun pada akhir 2023. Aset lancar perusahaan mencapai Rp6,11 triliun, sementara aset tetap yang dimiliki EXCL, termasuk infrastruktur jaringan dan aset tak berwujud seperti lisensi, mendominasi portofolio aset dengan nilai mencapai Rp62,39 triliun.
Di sisi liabilitas, total liabilitas EXCL tercatat sebesar Rp59,47 triliun, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi akhir 2023. Penurunan liabilitas ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mengelola beban utang jangka panjang dan jangka pendek. Utang usaha kepada pihak ketiga, misalnya, turun menjadi Rp7,20 triliun dibandingkan dengan Rp9,13 triliun pada akhir tahun 2023, yang merupakan tanda dari peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kas dan kewajiban.
Menurut riset analis KB Valbury Sekuritas Steven Gunawan, pada Rabu, 11 September 2024, aksi merger EXCL dan FREN diharapkan dapat meningkatkan ARPU (average revenue per user) atau pendapatan rata-rata per pengguna dan menjaga stabilitas imbal hasil (yield) data bagi operator telekomunikasi (MNO).
Penggabungan ini diperkirakan akan memberikan manfaat bagi seluruh sektor dengan menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif dan meningkatkan profitabilitas. Sumber mengungkapkan, menurut riset KB Valbury Sekuritas, nilai penggabungan sebesar USD3,45 miliar.
“Analisis DCF kami menunjukkan bahwa entitas hasil merger (MergeCo) dapat mencapai nilai ekuitas sebesar Rp52,4 triliun (USD3,4 miliar), sejalan dengan perkiraan nilai pasar dari penggabungan tersebut dan melebihi nilai gabungan EXCL dan FREN secara individual sebesar 20,2 persen, yang memperkuat keyakinan kami akan manfaat penggabungan ini. Dengan asumsi EXCL menjadi entitas yang bertahan, nilai penggabungan yang diimplikasikan untuk sahamnya adalah Rp2.750,” tulis Steven dalam risetnya.
Dian Siswarini: Jejak Kepemimpinan
Dian Siswarini dikenal sebagai salah satu pemimpin perempuan di industri telekomunikasi Indonesia dengan pengalaman lebih dari dua dekade. Di bawah kepemimpinannya, XL Axiata mencatat berbagai pencapaian, termasuk transformasi digital, ekspansi layanan data, serta penguatan infrastruktur telekomunikasi. Selama menjabat, ia berhasil membawa perusahaan menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan yang semakin ketat di sektor telekomunikasi.
Lahir di Majalengka pada 5 Mei 1968, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga dengan latar belakang teknik; ayahnya adalah seorang dosen teknik lingkungan, sementara ibunya bekerja sebagai konsultan teknik bangunan. Kecintaannya terhadap dunia teknologi bermula ketika ia menempuh pendidikan di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1991.
Mengawali karier sebagai network engineer, Dian terlibat langsung dalam pekerjaan teknis, termasuk tugas memanjat menara BTS untuk memastikan jaringan beroperasi dengan optimal. Pada tahun 1996, ia bergabung dengan XL (saat itu masih bernama PT Excelcomindo) dan menunjukkan dedikasi yang membawanya ke berbagai posisi strategis. Setelah menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Wakil Direktur Utama, Dian mencapai puncak kariernya pada 2015 dengan menjadi Presiden Direktur. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman internasional sebagai Group Chief Marketing and Operation Officer di Axiata Group, Malaysia.
Dian membawa inovasi besar bagi XL, khususnya dalam pengembangan bisnis digital, seperti layanan periklanan digital dan platform e-commerce Elevenia. Prestasi dan kontribusinya diakui secara internasional, termasuk masuk dalam daftar Forbes Asia’s Power Businesswomen pada 2019 dan menerima penghargaan Golden Globe Tigers Award for Women Leadership.
Sebagai seorang perempuan di industri telekomunikasi yang didominasi laki-laki, Dian Siswarini menjadi teladan yang memotivasi perempuan lain untuk bersinar di bidang teknologi. Ia aktif mendorong kaum perempuan agar memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama di era digital yang serba dinamis ini. Pengunduran dirinya menandai akhir dari era kepemimpinan yang dianggap strategis bagi XL Axiata. (*)