Logo
>

Prodia (PRDA) Bangun Kapabilitas Multiomics, Perkuat Model Bisnis

Ini meningkatkan akurasi diagnostik melalui integrasi teknologi mass spectrometry, kromatografi, dan analisis lebih dari 140 biomarker.

Ditulis oleh Syahrianto
Prodia (PRDA) Bangun Kapabilitas Multiomics, Perkuat Model Bisnis
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) meresmikan Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC), fasilitas laboratorium generasi baru yang mengintegrasikan teknologi mass spectrometry. (Foto: Dok. Prodia)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) meresmikan Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC), fasilitas laboratorium generasi baru yang mengintegrasikan teknologi mass spectrometry dengan pendekatan multiomics untuk meningkatkan akurasi diagnostik. 

    Peluncuran ini dilakukan di Jakarta, bertepatan dengan 14 tahun pengembangan laboratorium mass spectrometry Prodia.

    Pembentukan PCMC menandai arah baru perusahaan dalam layanan diagnostik yang semakin presisi. 

    Pendekatan multiomics memungkinkan penggabungan berbagai penanda biologis untuk mendeteksi risiko penyakit secara lebih dini, memahami kondisi tubuh secara menyeluruh, serta merancang pengobatan yang lebih sesuai dengan karakteristik tiap individu. 

    Seluruh layanan PCMC telah terhubung dengan jaringan laboratorium Prodia di 34 provinsi sehingga dapat diakses oleh pelanggan dari berbagai daerah.

    Dalam peresmian tersebut hadir jajaran direksi dan komisaris Prodia bersama sejumlah dokter dan mitra strategis. Fasilitas ini menawarkan lebih dari 140 jenis biomarker yang dapat dianalisis, seperti asam amino, asam lemak, vitamin, hormon, hingga logam berat dan mineral. 

    Teknologi mass spectrometry dan kromatografi menjadi tulang punggung PCMC, yang memungkinkan pemetaan ribuan metabolit dengan akurasi tinggi.

    Komisaris Utama sekaligus pendiri Prodia, Andi Widjaja, mengatakan bahwa multiomics merupakan kelanjutan dari pengembangan teknologi diagnostik yang telah dilakukan perseroan lebih dari satu dekade. 

    Ia menyebut layanan tersebut dapat membantu memperluas jenis pemeriksaan yang tersedia sekaligus meningkatkan kemampuan deteksi dini penyakit degeneratif. 

    “Inisiatif ini kami harapkan menjadi sarana deteksi risiko yang lebih baik bagi pelanggan,” ujar Andi dalam siaran pers, dikutip Minggu, 16 November 2025.

    Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menambahkan bahwa mass spectrometry telah menjadi area inovasi penting bagi perusahaan, baik untuk pelayanan diagnostik harian maupun penelitian ilmiah. 

    Menurutnya, teknologi tersebut telah digunakan Prodia dalam riset yang dipublikasikan di forum nasional dan internasional. 

    Dewi juga menegaskan komitmen perusahaan menjaga standar laboratorium global, termasuk melalui akreditasi College of American Pathologist (CAP) dan keterlibatan dalam program Newborn Screening yang dikelola Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

    Dalam pandangan medis, praktisi obstetri dan ginekologi Prof. Dr. dr. Noroyondo Wibowo menjelaskan bahwa pendekatan multiomics memungkinkan pemahaman proses fisiologi hingga tingkat sel. 

    Ia menuturkan bahwa mass spectrometry dapat mengidentifikasi zat yang dibutuhkan tubuh mulai dari prekursor hingga molekul aktif, serta menilai metabolisme dan proses inaktivasi. 

    “Dengan teknologi ini, parameter cellular wellness dan cellular stemness pada tiap organ dapat dipetakan dan dikorelasikan dengan kadar di perifer,” kata Noroyondo.

    PCMC juga memanfaatkan dukungan teknologi cellular dissection untuk menilai kondisi sel hingga bagian dinding sel, sitoplasma, dan organel. 

    Pemeriksaan tersebut membantu menggambarkan kecukupan nutrisi, kondisi metabolik, serta respons tubuh terhadap gangguan tertentu. 

    Integrasi mass spectrometry dan multiomics dinilai dapat membuka peluang besar bagi layanan kesehatan yang lebih preventif, proaktif, dan personal.

    Dalam penerapannya, PCMC dirancang untuk menjadi pusat referensi multiomics di Indonesia, menyediakan data klinis yang lebih komprehensif bagi tenaga medis dalam proses diagnosis maupun penyusunan rencana terapi. 

    Kombinasi kemampuan analisis ribuan metabolit dan skalabilitas layanan di jaringan Prodia diharapkan memperluas akses masyarakat terhadap pemeriksaan presisi.

    Prodia sendiri telah beroperasi selama lebih dari lima dekade sebagai jaringan laboratorium klinik nasional. 

    Hingga September 2025, perusahaan mengelola 384 outlet layanan di 80 kota dan 112 kabupaten, termasuk sejumlah pusat layanan kesehatan khusus seperti Prodia Women’s Health Centre, Prodia Children’s Health Centre, dan Prodia Senior Health Centre.

    Ke depan, perseroan menargetkan integrasi multiomics sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas layanan diagnostik berbasis data. 

    Prodia menyatakan akan terus memperluas penelitian dan kolaborasi di bidang metabolomik, genomik, dan teknologi laboratorium presisi untuk mendukung kebutuhan kesehatan masyarakat yang berkembang. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.