KABARBURSA.COM - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menghadapi tantangan yang signifikan dalam menjaga pertumbuhan kinerja keuangan, pada semester pertama 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Sabtu, 28 September 2024, hingga Juni 2024, Bank KB Bukopin mencatatkan beberapa indikator yang mengalami penurunan, terutama dalam pendapatan operasional dan laba bersih. Meski demikian, perusahaan masih berupaya mempertahankan stabilitas arus kas dan memperkuat likuiditas.
Direktur Utama Bank KB Bukopin, Woo Yeul Lee, menyatakan bahwa 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi suku bunga. "Kami berkomitmen untuk terus mendorong efisiensi operasional dan meningkatkan kualitas aset, meskipun tekanan terhadap profitabilitas terus meningkat," ungkap Woo dalam keterangannya.
Dari sisi pendapatan, Bank KB Bukopin mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp2,15 triliun pada semester pertama 2024, turun tipis dari Rp2,25 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban bunga akibat tingginya suku bunga pasar yang mempengaruhi biaya dana perusahaan. Di sisi lain, pendapatan non-bunga yang meliputi komisi dan jasa layanan juga mengalami penurunan, dari Rp1,1 triliun pada semester pertama 2023 menjadi Rp960 miliar pada 2024.
Sementara itu, beban operasional mengalami peningkatan signifikan, dengan total beban operasional tercatat sebesar Rp3,9 triliun, naik dari Rp3,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan beban ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya tenaga kerja dan investasi perusahaan dalam pengembangan teknologi digital. "Kami terus meningkatkan investasi di bidang teknologi dan digitalisasi layanan, meskipun hal ini memberikan dampak sementara pada beban operasional. Namun, kami yakin ini adalah langkah strategis untuk jangka panjang," jelas Woo Yeul Lee.
Dari sisi laba, Bank KB Bukopin mengalami penurunan laba bersih yang cukup signifikan. Hingga Juni 2024, laba bersih yang dibukukan perusahaan hanya mencapai Rp150 miliar, menurun tajam dari Rp400 miliar pada semester pertama tahun lalu. Penurunan laba ini dipicu oleh peningkatan beban operasional dan beban provisi untuk kredit bermasalah. Meski demikian, perusahaan tetap optimis akan mampu memperbaiki kinerjanya pada semester kedua. "Kami optimistis bisa meningkatkan laba di paruh kedua tahun ini dengan strategi pengetatan biaya dan peningkatan efisiensi operasional," tambah Woo.
Dari sisi aset, Bank KB Bukopin mencatatkan total aset sebesar Rp110 triliun per Juni 2024, turun dari Rp115 triliun pada akhir tahun 2023. Penurunan aset ini terutama disebabkan oleh berkurangnya investasi pada surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, yang turun dari Rp45,4 triliun menjadi Rp20,2 triliun. Meski demikian, perusahaan berhasil menjaga kualitas asetnya dengan menekan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto di level 4,1 persen, sedikit membaik dibandingkan 4,3 persen pada akhir tahun lalu.
Dalam hal arus kas, Bank KB Bukopin mencatatkan penggunaan kas neto untuk aktivitas investasi sebesar negatif Rp779 miliar pada semester pertama 2024, membaik dari negatif Rp13,9 triliun pada akhir Desember 2023. Peningkatan ini terutama karena berkurangnya pembayaran surat berharga dan investasi pada aset tetap. Arus kas dari aktivitas pendanaan juga masih mencatatkan hasil positif sebesar Rp3,39 triliun, meskipun lebih rendah dibandingkan Rp8,07 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi likuiditas, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan neto kas dan setara kas sebesar Rp544,5 miliar pada semester pertama 2024. Namun, pengaruh negatif dari perubahan kurs mata uang asing sebesar negatif Rp449 miliar tetap menjadi perhatian, terutama bagi eksposur perusahaan terhadap valuta asing.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan menjaga stabilitas keuangan kami, meskipun kondisi pasar masih penuh tantangan. Kami yakin bahwa dengan fokus pada inovasi digital dan penguatan modal, Bank KB Bukopin akan mampu membalikkan keadaan pada semester kedua," tutup Woo Yeul Lee.
Secara keseluruhan, meskipun mengalami tekanan pada beberapa indikator keuangan, Bank KB Bukopin tetap optimistis terhadap prospek bisnisnya ke depan. Fokus pada pengelolaan aset dan efisiensi biaya diharapkan dapat menjadi kunci pemulihan kinerja perusahaan pada semester berikutnya.
Harga Saham BBKP
Harga saham PT Bank KB Bukopin Tbk per Jumat, 27 September 2024, terlihat bahwa saham BBKP ditutup pada level Rp66, mengalami penurunan sebesar 2,00 persen atau Rp1 dari harga penutupan sebelumnya yang juga berada di Rp66.
Saham BBKP dibuka pada harga yang sama, yaitu Rp66, dan mencatatkan harga terendah di hari yang sama di Rp65, sementara harga tertinggi yang dicapai adalah Rp66. Volume perdagangan saham BBKP tercatat sebanyak 435.299 saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp2.800.000.000. Terdapat 592 transaksi yang dilakukan dalam periode ini, mencerminkan tingkat likuiditas yang cukup baik meskipun harga saham mengalami penurunan.
Dari sisi kapitalisasi pasar, BBKP memiliki market cap sebesar Rp12.400.608 juta, menempatkannya di urutan ke-21 dari 47 perusahaan di industri perbankan dan di posisi ke-103 dari 936 perusahaan yang terdaftar di bursa. Peringkat ini menunjukkan bahwa meskipun BBKP memiliki posisi yang cukup baik di dalam industri perbankan, tantangan kinerja dan profitabilitas tetap perlu diatasi untuk meningkatkan daya tarik saham di mata investor. (*)