Logo
>

Program ini Diprediksi Bikin ASII Menguat, Analis Kasih Target Segini

Tekanan teknikal jangka pendek masih menahan laju ASII, sementara target besar Rp8.100 baru dapat terbuka jika level kunci jangka menengah berhasil ditembus dengan momentum kuat.

Ditulis oleh Yunila Wati
Program ini Diprediksi Bikin ASII Menguat, Analis Kasih Target Segini
Menara Astra International. (Foto: Wikimedia Commons/MrRamChandra)

KABARBURSA.COM – PT Astra International Tbk, berkode saham ASII, diprediksi akan menguat di Desember 2025 hingga menjelang akhir tahun. Penguatan terjadi terutama berkat kemampuan perusahaan menjaga arus kas bebas atau free cash flow.

Tapi, tidak hanya itu. Gerak saham konglomerasi ini semakin gesit usai meluncurkan program buyback saham senilai Rp2 triliun. Menurut catatan DBS Group Research, langkah ini menegaskan komitmen Astra untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Selain mampu menjaga arus kas bebas, dalam catatan keuangan terpampang bahwa belanja modal perusahaan relative stabil. Kondisi ini membawa keyakinan bahwa ruang untuk meningkatkan rasio pembayaran dividen atau dividen payout ratio lebih besar, yaitu ke kisaran 55 sampai 60 persen.

DBS pun melihat adanya peluang divestasi aset non-inti, khususnya bisnis perkebunan kelapa sawit. Karenanya, lembaga riset ini kemudian menaikkan target harga saham Astra menjadi Rp8.100 dari sebelumnya hanya Rp6.500.

Rekomendasi beli pun dipertahankan, dan hingga perdagangan terakhir, saham ASII tercatat naik 2,75 persen ke level Rp6.550.

Jalan Terjal Menuju Rp8.100?

Kalau dilihat dari teknikal hariannya, menguti data dari Investing, Selasa, 2 Desember 2025, ada gambaran tren yang menunjukkan kecenderungan penguatan. Tetapi, kenaikannya masih terbatas pada horizon jangka pendek.

Indikator-indikator utama seperti RSI, CCI, Williams %R, hingga Ultimate Oscillator, berada pada zona beli yang menandakan momentum bullish. Kondisi ini diperkuat oleh fakta bahwa seluruh moving average, mulai dari MA5 hingga MA200, berada di bawah harga saat ini.

Posisi seperti ini menunjukkan tren naik yang konsisten, di mana menjadi indikasi bahwa permintaan pasar sedang stabil.

Tapi di sisi lain, ada tanda-tanda bahwa laju kenaikan dalam waktu dekat terhalang hambatan. StochRSI yang berada pada kisaran 85 menunjukkan kondisi oberbought, yang biasanya memicu koreksi kecil.

Di saat yang sama, MACD masih berada di area negatif, sehingga tren jangka menengah belum mengonfirmasi pergerakan naik yang solid. Perbedaan ini menjadi acuan penting untuk membaca kekuatan kenaikan berikutnya.

Pada sisi level harga, area resistance terdekat dalam kerangka harian berada di zona 6.550–6.600, sebagaimana ditunjukkan oleh pivot klasik dan indikator lainnya. Zona ini menjadi penghalang awal yang harus ditembus sebelum pergerakan yang lebih besar dapat terjadi. 

Selama harga masih tertahan di bawah area ini, struktur ASII tetap berada dalam pola konsolidasi jangka pendek. Jarak antara posisi harga saat ini di sekitar 6.500 menuju target besar 8.100 sangat lebar, yaitu sekitar 1.600 poin atau hampir 25 persen. 

Untuk mencapai level tersebut, ASII tidak hanya harus menembus resistance harian, namun juga serangkaian level penentu jangka menengah seperti area 6.900. Kemudian zona krusial 7.200–7.300 yang selama beberapa tahun terakhir menjadi penentu arah tren besar.

Dengan demikian, data teknikal harian yang ada saat ini belum memberikan sinyal bahwa pergerakan ke 8.100 sedang berada dalam jalur yang dekat. Tren harian memang mengarah naik, namun struktur teknikal jangka menengah dan panjang belum menunjukkan kesiapan untuk reli skala besar. 

Target 8.100 lebih mungkin terbuka jika ASII berhasil menembus 7.300 dan mendapatkan konfirmasi tren dari indikator seperti MACD yang berubah positif, ADX yang meningkat untuk menunjukkan kekuatan tren, serta konsistensi harga di atas MA50 dan MA200.

Dengan kata lain, data teknikal yang ada saat ini menunjukkan tren positif jangka pendek, tetapi belum cukup kuat untuk mendukung kesimpulan bahwa ASII siap menuju 8.100 dalam waktu dekat. 

Target sebesar itu baru dapat dibicarakan ketika struktur harga jangka menengah berubah secara signifikan dan level-level kritis seperti 7.300 berhasil ditembus dengan volume dan momentum yang memadai.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79