KABARBURSA.COM - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memastikan perseroan masih mengacu pada target penjualan batu bara untuk 2024, terlepas dari adanya ancaman fenomena cuaca La Niña pada akhir tahun ini.
Head of Corporate Communication ADRO Febrianti Nadira mengatakan perseroan mematok target volume penjualan batu bara sebanyak 65 juta ton hingga 67 ton pada 2024.
“Meliputi 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR),” ujar Febrianti.
Dalam kaitan itu, Febrianti mengatakan perseroan bakal menerapkan langkah mitigasi untuk menghadapi kondisi cuaca buruk, seperti memperkuat rantai pasokan.
Selain itu, ADRO juga akan tetap fokus untuk mengontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya. Terlebih, kata Febrianti, keunggulan operasional dan efisiensi biaya merupakan hal-hal yang menjadi perhatian perseroan.
Febrianti menggarisbawahi hingga saat ini operasional ADRO berjalan dengan baik. ADRO juga tetap menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan.
“(Hal ini dilakukan) dengan fokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan, sekaligus fokus untuk memenuhi permintaan pelanggan yang telah memiliki kontrak jangka panjang,” ujarnya.
Volume Produksi
Hingga semester I 2024, volume produksi PT Adaro Energy Indonesia Tbk dan perusahaan-perusahaan anaknya (Grup Adaro) mencapai 35,74 juta ton, naik 7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Adapun, volume penjualan periode ini mencapai 34,94 juta ton atau naik 7 persen dari periode yang sama tahun lalu.
“Kontribusi terbesar dari produksi batu bara termal PT Adaro Indonesia,” ujarnya.
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli memproyeksikan fenomena cuaca La Niña bakal mengurangi produksi tambang di Indonesia sekitar 10 persen hingga 15 persen secara tahunan.
Rizal menggarisbawahi fenomena cuaca La Niña berpotensi mendatangkan curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, terutama di jalur logistik atau pengiriman produk tambang ke pelabuhan.
Selain itu, tingginya curah hujan juga bisa menyebabkan berhentinya pengangkutan atau hauling dari tambang dan bahkan menyebabkan longsor di tambang.
“Gangguan akibat La Niña diproyeksikan terjadi pada November 2024 sampai Februari 2025. Otomatis pengaruhnya kepada produksi tambang akan terjadi pada bulan-bulan tersebut,” ujar Rizal.
Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2024 naik 1,4 persen menjadi USD121,35. Untuk September 2024, harganya meningkat USD1,4 menjadi USD122,2, sementara Oktober 2024 naik USD1,3 menjadi USD121,5.
Manajemen ADRO memprediksi harga batu bara pada semester II 2024 akan bergerak mengikuti siklus dan selalu berfluktuasi. Oleh karena itu, perusahaan akan tetap fokus pada kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target dan efisiensi biaya.
Adaro menargetkan penjualan batu bara hingga 65-67 juta ton pada 2024, yang berpotensi menjadi rekor tertinggi perusahaan. Target ini terdiri dari 61-62 juta ton batu bara termal dan 4,9-5,4 juta ton batu bara metalurgi dari anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, menyampaikan bahwa pada 2024 harga jual batu bara lebih rendah dari tahun sebelumnya. Namun, perusahaan tetap optimistis mencatatkan kinerja positif seiring dengan keandalan operasional dan strategi efisiensi. “Kami juga punya keunggulan coking coal yang harganya relatif stabil karena suplainya ketat,” ujarnya.
Research and Development ICDX Girta Yoga menyatakan bahwa harga batu bara sedang berada dalam tren bullish. Sentimen utama yang mempengaruhi pasar ini berasal dari pernyataan Oleg Tokarev, menteri industri batu bara Kuzbass, wilayah utama penghasil batu bara di Rusia, yang berencana untuk terus memangkas produksi pada 2024.
Kinerja Keuangan
Adapun pada kuartal I 2024, ADRO mencatatkan laba bersih sebesar USD374,34 juta, turun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai USD458,04 juta.
Sementara itu, harga batu bara mengalami kenaikan pada Jumat, 2 Agustus 2024, berkat sentimen dari Rusia. Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2024 naik sebesar USD1,55 menjadi USD144,1 per ton. Untuk September 2024, harganya meningkat USD1,95 menjadi USD145,75 per ton, sementara Oktober 2024 menguat USD1,65 menjadi USD146,9 per ton.
Target Harga Saham ADRO
Menurut Yoga, performa positif batu bara pada bulan Juli didorong oleh meningkatnya permintaan, terutama dari China dan India yang mengalami gelombang panas, sehingga meningkatkan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan.
Selain itu, Yoga menjelaskan bahwa harga batu bara juga didukung oleh tren bullish pada gas alam dan situasi geopolitik di Timur Tengah. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.