KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani mobil Kona Electric dalam seremoni peresmian pabrik baterai dan ekosistem kendaraan listrik milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu.
Mobil berwarna putih tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada bagian kap setelah menyampaikan pidato dan menandatangani dua prasasti peresmian pabrik.
Penandatanganan ini menjadi momen istimewa, karena Kona Electric adalah kendaraan listrik pertama yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia.
Dengan jarak tempuh lebih dari 600 kilometer dalam satu kali pengisian daya, mobil ini dipasarkan dengan harga sekitar Rp500 juta.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi dua perusahaan Korea Selatan, Hyundai dan LG, atas komitmen mereka membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Ia berharap konsorsium yang dibentuk Hyundai dan LG dengan nilai investasi total Rp160 triliun untuk proyek ekosistem kendaraan listrik tersebut akan semakin mempererat hubungan antara Korea Selatan dan Indonesia.
Pabrik Sel Baterai
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima undangan istimewa dari CEO Hyundai Motor Group, Euisun Chung. Acara grand opening pabrik sel baterai dan produksi massal mobil listrik KONA akan digelar di Bekasi, Jawa Barat, pada Juni 2024.
Undangan ini disampaikan saat Airlangga melakukan kunjungan kerja di Korea Selatan.
“Chairman Hyundai mengundang untuk grand opening pabrik sel baterai dan produksi massal mobil listrik KONA di Bekasi,” ujar Airlangga dalam siaran pers, Senin 20 Mei 2024.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga memperjuangkan beberapa kesepakatan yang telah dicapai pada Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) sebelumnya, yang didukung oleh Hyundai. Investasi Hyundai Motor pada kendaraan listrik Indonesia meliputi pabrik mobil jadi, pabrik gabungan sel baterai, pabrik paket baterai, dan lain-lain.
Airlangga menambahkan bahwa Hyundai sedang membangun pabrik baterai untuk memproduksi kendaraan listrik yang dilengkapi sel baterai Indonesia pada tahun 2024 ini. Pabrik tersebut berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dan merupakan perusahaan patungan dengan LG Energy Solution, yang akan memulai produksi komersial pada kuartal ketiga 2024.
Pemerintah Indonesia kini juga mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik (EV) melalui penyusunan peta jalan pengembangan EV, pemberian berbagai insentif, dan pengembangan ekosistem EV di Indonesia.
“Hyundai merupakan salah satu produsen mobil listrik terkemuka. Kami mendorong Hyundai untuk meningkatkan kapasitas bagi UMKM atau supplier lokal, serta engineer Indonesia untuk menguasai teknologi EV. Tidak hanya mobil, tapi juga mesin, serta infrastruktur seperti stasiun pengisian daya. Kami berharap Hyundai lebih melibatkan pemasok lokal di sekitar pabriknya,” kata Menko Airlangga.
Selain percepatan pengembangan EV, Pemerintah Indonesia juga mendorong transisi energi dari fosil ke energi ramah lingkungan seperti energi surya dan panas bumi. Pengembangan teknologi rendah karbon dan efisiensi energi, serta alternatif sumber energi lainnya seperti pengembangan hidrogen untuk kendaraan, juga menjadi fokus utama.
Airlangga menyampaikan bahwa Hyundai memiliki rencana untuk bekerjasama dengan perusahaan BUMN Pertamina dalam mengembangkan proyek hidrogen.
Airlangga menambahkan bahwa Hyundai terlibat aktif dalam berbagai proyek hidrogen secara global, dimulai dari Indonesia dengan Waste-to-Hydrogen, hingga pemanfaatan limbah masyarakat lokal.
“Saya mengapresiasi upaya Hyundai yang secara aktif mengimplementasikan solusi jaringan HTWO (H2). Hal ini tidak hanya akan menguntungkan Indonesia, tetapi juga pasar ASEAN dalam jangka panjang. Hidrogen dapat berperan penting dalam mendorong gerakan netralitas karbon dan pembangunan ekonomi,” jelas Airlangga.
Airlangga menyatakan bahwa kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan terus menguat di masa pascapandemi.
Investasi Korea Selatan di Indonesia mencakup pengembangan pabrik mobil Hyundai, pembangunan pabrik petrokimia oleh Lotte Chemical, dan komitmen pembangunan klaster industri baja berkapasitas 10 juta ton pada 2025.
Gempuran Mobil Listrik
Hyundai Motor Co mengambil langkah cepat untuk menghadapi gempuran mobil listrik (electric vehicle/EV) dari China berharga murah dengan merilis kendaraan dengan model bertenaga baterai ini.
Model SUV Inster, yang dibanderol dengan harga USD26.775 atau sekitar Rp439,61 juta, dipamerkan di Pameran Mobil Busan Internasional pada Kamis, 27 Juni 2024. Nantinya, kata Hyundai, mobil ini akan mulai dijual di Korea Selatan pertengahan tahun sebelum diekspor ke Eropa, Timur Tengah, dan kemudian wilayah Asia Pasifik.
kota (city car) berukuran sepanjang 3,8 meter ini dilengkapi dengan peranti lunak bantuan pengendara dan baterai berbasis nikel berkekuatan 42 kwh yang memiliki jarak tempuh 300 km. Sementara harga model dengan jarak tempuh 355 km akan dirilis tahun ini juga.
“Perusahaan-perusahaan otomotif terkenal mulai merilis kendaraan listrik yang lebih kecil dalam upaya mendorong EV (Electric Vehicle) ke pasar yang lebih luas karena mereka memperkirakan permintaan di segmen itu akan tumbuh,” kata Kim Sung-rae, analis dari Hanwha Investment & Securities di Seoul.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.