KABARBURSA.COM - Pada akhir Mei 2024, pelaku pasar masih memiliki kesempatan untuk mencari keuntungan dari saham-saham yang masuk dalam periode cumulative date (cum date) di pekan terakhir ini. Beberapa di antaranya adalah saham yang dianggap memiliki karakteristik blue chips.
Saham blue chips biasanya merupakan bagian dari indeks LQ45. Meskipun tidak selalu memiliki dividen dalam jumlah besar, namun pergerakan saham-saham ini patut diperhatikan. Selain itu, beberapa saham di luar indeks LQ45 juga akan memberikan dividen dengan nilai yang menarik.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan terdapat sebanyak 21 emiten menjadwalkan periode cum date dividen atau tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak mendapatkan dividen yang telah diumumkan, pada pekan terakhir Mei 2024. Ada sembilan emiten yang jatuh cum date dividen di pasar reguler dan negosiasi, Senin, 27 Mei 2024.
Untuk memperoleh dividen, investor perlu membeli saham sebelum atau pada tanggal cum date. Pada awal pekan ini, emiten yang masuk dalam periode cum date dividen termasuk PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). ADRO terkenal sebagai emiten dengan nilai dividen tunai tertinggi, dengan penyaluran dana sebesar Rp6,45 triliun atau setara dengan Rp201 per saham.
"Kami mengekspresikan penghargaan kepada para pemegang saham kami dengan komitmen untuk memberikan pengembalian melalui pembagian dividen tunai secara teratur," ucap Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir.
Sementara itu, emiten yang memasuki periode cum date dividen pada Selasa besok, di antaranya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), hingga PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
KLBF diketahui akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp 1,4 triliun atau Rp 31 per saham. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyepakati penggunaan 52 persen dari laba bersih sebagai dividen tunai.
Pada saat bersamaan, dua emiten milik konglomerat Djoko Santoso yakni MIDI dan AMRT masing-masing akan membagikan dividen tunai senilai Rp155,47 miliar serta Rp1,19 triliun.
Corporate Secretary AMRT, Tomin Widian mengatakan dividen Rp1,19 triliun mencerminkan rasio pembayaran sebesar 35 persen dari laba bersih 2023 yang mencapai Rp3,4 triliun.
"Berdasarkan hasil RUPST, AMRT akan membagikan dividen setidaknya 35 persen dari total laba bersih 2023 dengan dividen per saham yang akan dibagikan sebesar Rp28,68 per lembar," ujar Tomin dalam paparan publik di Alfa Tower.
Adapun Saratoga akan membagikan dividen sebesar Rp 298,43 miliar dari laba bersih tahun buku 2023. Perseroan sejak tahun buku 2019 secara konsisten memberikan dividen sebagai bentuk komitmen kepada para pemegang saham. Berikut jadwal periode cum date dividen pada pekan terakhir Mei 2024.
Senin, 27 Mei 2024
1. PT ABM Investama Tbk (ABMM)
2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
3. PT Elnusa Tbk (ELSA)
4. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
5. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)
6. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)
7. PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI)
8. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)
9. PT Sumber Global Energy Tbk (SGER)
Selasa, 28 Mei 2024
10. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)
11. PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA)
12. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
13. PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KLAS)
14. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
15. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)
16. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
17. PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE)
18. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Rabu, 29 Mei 2024
19. PT Ace Olfieds Tbk (KUAS)
20. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA)
21. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)
Tidak hanya periode cum date yang menjadi perhatian, beberapa emiten juga akan memasuki periode ex date dalam hari-hari dan pekan ini. Periode ex date dividen adalah saat di mana investor tidak lagi memiliki hak atas dividen.
Umumnya, investor akan menjual saham yang sedang membagikan dividen ketika memasuki periode ex date, sehingga pada periode ini, volatilitas saham tersebut cenderung meningkat.
Dengan demikian, jika banyak saham dengan kapitalisasi pasar besar atau big cap yang masuk ke periode ex date, maka volatilitas di pasar saham Indonesia cenderung tinggi. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar dalam pekan ini.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.