KABARBURSA.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada 6 April 2024 atau H-4 Lebaran, sementara puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada 15 April 2024 atau H+5 Lebaran.
Lisye Octaviana, Kepala Corporate Communication and Community Development Group Jasa Marga, memperkirakan bahwa jumlah kendaraan yang melintas di empat gerbang tol utama pada puncak arus mudik 6 April 2024 mencapai 259.000 kendaraan.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 66,8 persen dari kondisi normal dan naik 0,03 persen dari puncak arus mudik Lebaran 2023.
"Arus mudik 6 April diprediksi akan naik 0,03 persen dari tahun lalu. Ini menandakan adanya lonjakan mobilitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.
Sementara itu, pada puncak arus balik yang diperkirakan terjadi pada 15 April 2024, jumlah kendaraan diperkirakan mencapai 300.000 kendaraan di empat gerbang tol utama, naik 131 persen dari kondisi normal.
"Prediksi untuk puncak arus balik menunjukkan peningkatan 13,2 persen dari tahun sebelumnya atau 131 persen dari kondisi normal. Mobilitas kendaraan diprediksi akan meningkat cukup signifikan," tambahnya.
Dengan lonjakan kendaraan yang tinggi di Jalan Tol Trans Jawa dan Bandung, lokasi yang menjadi fokus perhatian adalah Km 66 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yang merupakan titik pertemuan kendaraan menuju atau dari Bandung dan Cikampek menuju atau dari Jakarta.
Hal ini tercermin dari peningkatan volume lalu lintas hingga 118 persen pada puncak arus mudik dan 117 persen pada puncak arus balik di titik ini.
Lisye juga menekankan pentingnya mengantisipasi daerah tujuan pariwisata selain jalur mudik, seperti di wilayah Jabotabek yang menuju Bogor dan Puncak, di wilayah Jawa Tengah di GT Kalikangkung sebagai gerbang tol utama menuju Semarang dan sekitarnya, serta di wilayah Jawa Timur di GT Warugunung sebagai gerbang tol utama menuju Surabaya, Malang, dan sekitarnya.
"Jasa Marga akan mengoptimalkan seluruh pelayanan untuk mengantisipasi peningkatan mobilitas ini, melalui koordinasi intensif dengan stakeholder lintas sektoral," tutupnya. (*/adi)