KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pertumbuhan neraca perdagangan sangat terbantu dengan kegiatan ekspor.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengatakan produk lokal yang berhasil diekspor ke luar negeri memberikan kontribusi yang positif untuk pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia.
"Tentunya, Kementerian Perdagangan mendorong produk lokal berdaya saing global sehingga dapat diekspor ke luar negeri," ujar dia, Minggu, 23 Juni 2024.
Menurut Jerry, produk Indonesia nantinya bakal dipromosikan ke luar negeri melalui 46 perwakilan perdagangan (perwadag) di seluruh dunia. Perwadag tersebut terdiri dari 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 24 Atase Perdagangan (Atdag), Konsul Perdagangan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), dan duta besar di World Trade Organization (WTO).
"Terdapat 46 perwadag (perwakilan perdagangan) di seluruh dunia siap memfasilitasi para pelaku usaha untuk mengekspor produknya ke luar negeri. Ada Atdag (atase perdagangan) yang ditempatkan di ibu kota negara dan ITPC yang ditugaskan di kota perdagangan," ungkap dia.
Oleh karenanya, Jerry mengajak seluruh para pelaku usaha optimistis terhadap produk mereka agar dapat berkembang dan berdaya di pasar internasional.
Di sisi lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kinerja ekspor Indonesia masih menunjukkan performa baik di tengah kondisi ekonomi global saat ini. Neraca dagang Indonesia surplus 49 bulan berturut-turut hingga Mei 2024.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 adalah sebesar USD2,93 miliar, lebih tinggi dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar USD2,72 miliar.
“Neraca perdagangan Indonesia masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut. Surplus neraca perdagangan didukung surplus sektor nonmigas sebesar USD4,26 miliar, tapi tereduksi oleh defisit sektor migas sebesar USD1,33 miliar,” kata Airlangga.
Lebih lanjut dia menyoroti pada Mei 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai USD22,33 miliar, meningkat 13,82 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau 2,86 persen secara tahunan (year on year/yoy).Capaian tersebut terdiri atas ekspor migas sebesar USD1,42 miliar dan ekspor nonmigas sebesar USD20,91 miliar.
Secara kumulatif, mulai Januari hingga Mei 2024, ekspor Indonesia tercatat mencapai USD104,25 miliar, turun 3,52 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Airlangga memaparkan peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 didukung dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
Sejalan dengan itu, kenaikan aktivitas manufaktur beberapa mitra dagang utama Indonesia mengindikasikan bertambahnya daya serap atas produk ekspor Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan aktivitas PMI manufaktur China, AS, Asean, dan Uni Eropa.
Airlangga mengatakan, dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar, hampir semua komoditas mengalami peningkatan dengan peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar USD263,6 juta, naik 26,66 persen.
Sementara berdasarkan sektornya, kinerja ekspor sektor industri pengolahan meningkat sebesar 16,40 persen, pertambangan dan lainnya meningkat 6,26 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat 32,45 persen, serta migas meningkat 5,12 persen secara bulanan.
Dalam hal ini, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat berbagai upaya dalam mendorong peningkatan ekspor nasional, salah satunya melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor Nasional.
“Sedangkan nilai Impor pada Mei 2024 mencapai USD19,40 miliar, naik 14,82 persen secara bulanan, tapi turun 8,83 persen secara tahunan, yang terdiri dari impor nonmigas sebesar USD16,65 miliar dan impor migas sebesar USD2,75 miliar,” jelas Airlangga.
Adapun, total impor Indonesia pada mulai Januari hingga Mei 2024 mencapai USD91,19 miliar atau turun 0,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
BPS mencatat nilai ekspor nonmigas sektor industri pengolahan mengalami peningkatan secara bulanan yang mencapai USD16,30 miliar atau naik 16,40 persen pada Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengatakan, peningkatan ekspor industri pengolahan menjadi pemicu melesatnya kinerja ekspor nonmigas bulan lalu senilai USD20,91 miliar atau naik 14,46 persen dari April 2024.
“Peningkatan ini utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik 16,40 persen yang memberikan andil sebesar 11,71 persen,” kata Habibullah dalam rilis Berita Resmi Statistik BPS, Rabu, 19 Juni 2024.
Adapun, peningkatan nilai ekspor nonmigas sektor industri pengolahan secara bulanan ini utamanya didorong oleh kenaikan nilai ekspor barang nikel, peralatan listrik dan lainnya, serta barang perhiasan dan barang berharga.
Tak hanya bulanan, ekspor nonmigas sektor industri pengolahan juga mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 4,66 persen dari sebelumnya USD15,57 miliar pada Mei 2023.
Sementara itu, komoditas unggulan ekspor nonmigas bulan Mei lalu, yaitu batu bara, besi dan baja, serta crude palm oil (CPO) dan turunannya dengan porsi 27,66 persen dari total ekspor nonmigas periode ini. (*)