KABARBURSA.COM - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) sebesar Rp3.613,1 triliun (USD230 miliar) untuk tahun depan diharapkan akan mendukung saham-saham emiten di sektor konsumen, makanan, dan perawatan kesehatan menjelang pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Investor memandang rencana anggaran ini sebagai tanda keberlanjutan kebijakan antara Prabowo dan Presiden Joko Widodo, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada bulan Oktober mendatang.
Cetak biru RAPBN 2025 yang dipresentasikan oleh Jokowi pada Jumat, 16 Agustus 2024 lalu mencakup sejumlah program prioritas Prabowo yang membantunya meraih kemenangan dalam pemilu, seperti program makan gratis bagi pelajar, serta fokus pemerintahan saat ini pada energi hijau dan hilirisasi komoditas.
Pejabat pemerintah berencana untuk mengatasi "permasalahan pendapatan menengah," yang diharapkan dapat mendorong peningkatan pengeluaran diskresioner, menurut Jeffrosenberg Chen Lim, Kepala Penelitian di PT Maybank Sekuritas Indonesia.
"Selama kondisi ekonomi tetap stabil, masyarakat akan cenderung mengeluarkan lebih banyak uang," imbuh dia.
IHSG ditutup pada Jumat, 16 Agustus 2024 dengan kenaikan sebesar 0,3 persen dan tetap berada di dekat level tertinggi sepanjang masa. Sejak Jokowi menjabat sebagai presiden pada tahun 2014, indeks tersebut telah mengalami kenaikan lebih dari 47 persen.
Berikut adalah gambaran saham-saham yang diperkirakan akan diuntungkan atau dirugikan oleh anggaran ini.
Yang Diuntungkan
- Pengeluaran terkait ketahanan pangan diperkirakan akan meningkat 9 persen tahun depan, sebagian karena Prabowo berupaya menyediakan makanan gratis secara bertahap bagi siswa dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pengeluaran yang lebih tinggi ini dapat menguntungkan raksasa makanan seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan unitnya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), serta pengecer PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
- Dukungan terhadap program kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial diprediksi akan membantu penyedia layanan kesehatan seperti PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), produsen obat PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan produsen produk herbal PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), menurut Andrey Wijaya, Kepala Penelitian di PT RHB Sekuritas Indonesia.
- Target pemerintah untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tahun depan akan memberikan keuntungan besar bagi pemberi pinjaman, karena aktivitas domestik tetap kuat, kata Jerry Goh, Direktur Investasi Ekuitas Asia di abrdn.
- Produsen otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII) mungkin akan mendapat dukungan dari peningkatan konsumsi karena pendapatan yang meningkat, menurut Chen Lim dari Maybank.
- Upaya untuk melanjutkan hilirisasi mineral diharapkan dapat menopang beberapa perusahaan pertambangan, termasuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
- Kebijakan energi hijau dapat mendukung perusahaan energi terbarukan seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrokimia Gresik.
- Sektor properti mungkin akan mendapat dorongan dari prospek yang kuat untuk perumahan, hotel, dan ritel, yang mendukung pengembang seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
- Asumsi anggaran secara umum sejalan dengan apa yang telah diumumkan sebelumnya, yang dapat membantu menjaga sentimen positif terhadap rupiah hingga Prabowo menjabat, mengingat prospek pertumbuhan negara dan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral yang membayangi.
“Menurunnya ketakutan fiskal dan potensi penurunan suku bunga lebih awal dapat membuat investor kembali terlibat di pasar lokal dan memicu kenaikan mata uang yang lebih terbatas,” tulis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien.
Yang Dirugikan
- Rencana Indonesia untuk memangkas belanja infrastruktur sebesar 6 persen dapat memengaruhi beberapa saham konstruksi seperti PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) dan PT PP (Persero) Tbk. “Ketika kita melihat sektor infrastruktur itu sendiri, valuasinya telah terpukul cukup keras,” kata Goh dari abrdn.
- Namun, dukungan mungkin datang dari perkembangan yang berjalan lambat untuk memindahkan ibu kota negara ke Nusantara, sebuah usulan yang didukung oleh Prabowo.
- Pengeluaran infrastruktur juga "membenarkan beberapa keuntungan bagi bank-bank milik negara, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)," kata Sat Duhra, seorang manajer dana di Janus Henderson Group Plc.
- Rencana pajak untuk minuman manis dapat memukul laba perusahaan-perusahaan barang konsumsi yang bergerak cepat seperti PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).
- Target penerbitan obligasi yang lebih besar pada 2025 dapat membebani utang Indonesia tahun depan, meskipun pemerintah dapat menarik uang tunai dari surplus yang terakumulasi jika diperlukan, menurut Maybank. (*)