KABARBURSA.COM – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2025 senilai Rp780 miliar sebagai bagian dari program penawaran umum berkelanjutan Rp2,5 triliun.
Penerbitan ini memperoleh peringkat idBBB (stabil) dan disampaikan dalam laporan informasi dan fakta material.
Perseroan memaparkan sejumlah indikator keuangan utama sebagai dasar penerbitan obligasi tersebut. Per 30 Juni 2025, total liabilitas konsolidasian BUMI mencapai Rp84,26 triliun, sedangkan total ekuitas sebesar Rp6,26 triliun, menghasilkan debt-to-equity ratio (DER) sekitar 13,45 kali. Aset lancar tercatat Rp29,20 triliun, sementara liabilitas jangka pendek berada pada Rp36,17 triliun, setara rasio lancar 0,81 kali.
BUMI juga melaporkan EBITDA 12 bulan terakhir sebesar Rp9,39 triliun, dengan posisi rasio utang berbasis EBITDA berada pada kisaran 7–8 kali sesuai beban pinjaman entitas KPC dan Arutmin.
Dalam periode sembilan bulan pertama 2025, pendapatan konsolidasian perseroan tercatat USD3.551,5 juta, turun dari USD4.298,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bruto mencapai USD362,7 juta, sementara laba periode berjalan tercatat USD87,3 juta. Kas bersih dari aktivitas operasi berada di Rp6,72 triliun, dengan posisi kas akhir periode Rp6,23 triliun.
Setelah pemaparan rasio keuangan, perseroan menjelaskan penggunaan dana obligasi Rp780 miliar tersebut secara rinci kepada tiga entitas anak di segmen mineral dan hilirisasi.
Dari total dana bersih, alokasi terbesar yakni Rp340.883.083.328 atau 50 persen diberikan kepada PT Jambi Mineral (JML). Dana ini digunakan untuk pemenuhan sebagian pembayaran akuisisi JML, perusahaan yang mengembangkan proyek hilirisasi mineral galena.
BUMI, dalam keterbukaan informasinya, menegaskan bahwa alokasi ini tidak diarahkan untuk operasional harian, melainkan untuk kewajiban akuisisi.
Sebesar Rp333.600.000.000 atau 25 persen dialokasikan kepada PT Lumbung Mineral (LM). Dana tersebut digunakan sebagai uang muka akuisisi LM, entitas yang bergerak di penambangan bijih bauksit dengan IUP Operasi Produksi aktif sampai 2032. Sama seperti JML, dana ini diarahkan untuk keperluan akuisisi, bukan modal kerja rutin.
Sisa alokasi sebesar Rp97.504.757.661 atau 25 persen dialokasikan kepada Wolfram Limited (WFL) di Australia. Dana tersebut disalurkan sebagai pinjaman internal untuk kebutuhan belanja modal (capex) dan modal kerja hingga fase produksi emas dan tembaga.
WFL merupakan entitas mineral strategis yang baru diakuisisi BUMI dan tengah menjalani pengembangan aset secara bertahap. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.