Logo
>

Rekening SMRA Pindah ke SMIP, Sinyal IPO Anak Usaha?

Ditulis oleh Syahrianto
Rekening SMRA Pindah ke SMIP, Sinyal IPO Anak Usaha?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Rekening operasional Mall Kelapa Gading, aset milik PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dikabarkan telah dialihkan ke anak usahanya, PT Summarecon Investment Property (SMIP), pada 1 Juli 2024.

    Pengalihan rekening ini menimbulkan pertanyaan, apakah langkah ini merupakan bagian dari strategi SMIP untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO).

    Informasi mengenai pengalihan rekening Mall 3 Kelapa Gading terungkap melalui salinan surat tertanggal 28 Juni 2024. Surat tersebut memberitahukan kepada para penyewa mall tentang perubahan nomor rekening operasional ke SMIP.

    "Bersama surat ini kami ingin menginformasikan bahwa kami akan menutup rekening (SMRA) per 30 Juni 2024. Untuk selanjutnya pembayaran per 1 Juli 2024 dapat ditransfer rekening kami yang baru (SMIP)," tulis Vivien Marshalina, Head of Finance Accounting SMRA dalam surat pemberitahuannya.

    SMIP merupakan perusahaan investasi dan properti yang merupakan anak usaha SMRA dengan kepemilikan saham 100 persen. Pada Desember 2023 lalu, muncul kabar bahwa SMIP berencana melantai di BEI pada tahun ini.

    Aksi korporasi anak usaha SMRA ini dikabarkan akan mengincar dana segar sekitar Rp3 triliun.

    Rencana SMIP untuk melantai di BEI sebenarnya telah muncul sejak akhir 2015. Namun, pada 25 September 2015, SMRA membatalkan pengikatan jual beli aset Mall Kelapa Gading yang pada saat itu telah disepakati dengan SMIP dengan total Rp6,19 triliun.

    Masih belum diketahui secara pasti apakah pengalihan rekening Mall Kelapa Gading terkait dengan rencana IPO SMIP.

    Kinerja Keuangan SMRA

    PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menorehkan kinerja gemilang di kuartal I 2024 dengan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp441,39 miliar. Angka ini melonjak 62,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Pencapaian luar biasa ini ditopang oleh dua faktor utama. Peningkatan pendapatan bersih yakni SMRA mencatat pendapatan bersih sebesar Rp2,13 triliun, naik 42,3 persen dari Rp1,5 triliun pada kuartal I 2023.

    Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung, Jemmy Kusnadi, mengatakan kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bersih SMRA yang melonjak 42,3 persen yoy atau dari posisi Rp1,5 triliun menjadi Rp2,13 triliun.  “Pertumbuhan pendapatan bersih perseroan mendukung kenaikan secara menyeluruh di laba kotor, laba usaha, dan laba bersih perseroan,” ujar Jemmy.

    Yang kedua adalah kinerja kuat segmen properti. Segmen pengembangan properti SMRA mengalami lonjakan pendapatan sebesar 58,3 secara tahunan (year on year/yoy), mencapai Rp1,44 triliun. Hal ini didorong oleh tingginya penjualan properti yang berhasil diserahterimakan kepada pembeli pada periode tersebut.

    Selain itu, segmen properti investasi juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan pendapatan sebesar 21,5 persen yoy, mencapai Rp479,84 miliar. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan sewa mal dan biaya layanan.

    Di sisi lain, segmen leisure, pelayanan, dan lainnya mencatat pendapatan Rp212,31 miliar, naik 9,7 persen dibandingkan kuartal I 2023. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor hotel.

    Dalam perkembangan lain, SMRA merancang penerbitan obligasi senilai Rp1,3 triliun untuk penyertaan modal kepada anak usaha, membayar surat utang, hingga mempertebal modal kerja. Berdasarkan prospektusnya, perseroan bersiap menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV Summarecon Agung Tahap III Tahun 2024 yang terdiri atas dua seri.

    Obligasi Seri A menawarkan nilai pokok Rp329 miliar dengan tingkat bunga 8,25 persen per tahun dan jangka waktu selama tiga tahun. Pembayaran akan dilakukan secara penuh dari pokok obligasi Seri A pada pada jatuh tempo. Sementara itu, Obligasi Seri B ditawarkan Rp971 miliar dengan bunga 9,3 persen per tahun dan jangka waktu hingga lima tahun. Pembayaran juga dilakukan secara penuh atau bullet payment dari pokok obligasi saat jatuh tempo.

    Sementara itu sebelumnya, SMRA meraih pendapatan neto Rp6,65 triliun pada 2023, naik 16,5 persen dari 2022 yang senilai Rp5,71 triliun. Laporan keuangan perseroan menyebutkan beban pokok pendapatan naik menjadi Rp3,29 triliun di 2023 dari sebelumnya Rp2,71 triliun. Sehingga laba kotor naik 12 persen menjadi Rp3,35 triliun di 2023, dari sebelumnya Rp2,99 triliun di 2022.

    Sedangkan laba usaha di 2023 naik 12,3 persen menjadi Rp1,91 triliun, dari sebelumnya Rp1,7 triliun di 2022. Laba sebelum beban pajak naik melonjak 35,65 persen menjadi Rp1,05 triliun di 2023, dari Rp774,64 miliar di 2022. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk SMRA melonjak 22,4 persen menjadi Rp765,96 miliar, dari Rp625,37 miliar di 2022.

    SMRA mencatat jumlah liabilitas Rp18,86 triliun hingga periode 31 Desember 2023, naik dari Rp16,68 triliun di 2022. Sedangkan jumlah aset mencapai Rp31,16 triliun hingga periode 31 Desember 2023, atau dari Rp28,43 triliun di 2022. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.