Logo
>

Rekomendasi Saham Unggulan Pasca Melemahnya IHSG

Ditulis oleh KabarBursa.com
Rekomendasi Saham Unggulan Pasca Melemahnya IHSG

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 0,60 persen atau berada di level 7.287,19 pada akhir perdagangan Jumat, 8 November 2024. Meski demikian, penguatan tersebut tidak cukup untuk mengatrol IHSG yang sepanjang pekan lalu terkoreksi sebesar 2,91 persen.

    Investor asing tercatat masih melakukan aksi jual bersih (capital outflow) dengan nilai mencapai Rp4,50 triliun di seluruh pasar saham Indonesia. Sentimen global, khususnya yang berasal dari Amerika Serikat (AS), menjadi faktor dominan yang membayangi pasar saham Indonesia.

    Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dan kebijakan lanjutan dari The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan menjadi perhatian utama.

    Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 6-7 November 2024, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis points (bps) menjadi 4,5-4,75 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.

    Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengatakan, meskipun pemangkasan suku bunga tersebut sudah diperkirakan, hal ini tetap dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham.

    Ia juga memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan akhir tahun 2024. Namun, Audi mengingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi dan geopolitik pasca pemilu AS bisa membatasi potensi penurunan lebih lanjut dari suku bunga The Fed.

    Selain faktor eksternal, IHSG juga tertekan oleh kinerja laporan keuangan kuartal III-2024 yang lebih rendah dari harapan pasar. Audi menilai, hal ini dapat memicu aksi rebalancing portofolio menjelang window dressing yang biasanya terjadi di akhir tahun.

    Di sisi lain, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, mencatat bahwa pelemahan IHSG pada pekan lalu menjadikannya sebagai indeks dengan penurunan terdalam di kawasan Asia Tenggara. IHSG hanya unggul tipis dari PSEi Index Filipina yang juga mengalami penurunan.

    Di sisi lain, indeks saham negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand berhasil mencatatkan penguatan.

    Ratih menilai pelemahan IHSG dipicu oleh faktor eksternal, termasuk fluktuasi kurs rupiah yang sempat menyentuh Rp15.840 per dolar AS. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya mencatatkan angka 4,95 persen di kuartal III-2024, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, turut memberikan dampak negatif.

    Tidak hanya sentimen global yang berperan, namun juga arus keluar dana dari investor asing yang terfokus pada saham-saham dengan kapitalisasi besar, terutama di sektor perbankan. Ratih memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support di 7.150 dan resistance di 7.370 pada pekan ini.

    Praktisi pasar modal William Hartanto, Founder WH Project, mengindikasikan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dengan support di 7.195 dan resistance di 7.400. Dalam jangka lebih panjang, ia memproyeksikan IHSG akan bergerak antara 7.369 hingga 7.480 hingga akhir November 2024.

    Lanjut William, meskipun kemenangan Donald Trump di Pilpres AS memberikan ketidakpastian, pengaruhnya terhadap IHSG tidak sebesar yang dibayangkan.

    Berdasarkan pengalaman sebelumnya, IHSG hanya tertekan pada 2020-2021 akibat dampak pandemi COVID-19. Meski demikian, ketegangan dalam perdagangan internasional pada masa pemerintahan Trump dapat memperburuk ketidakpastian pasar.

    Dalam prediksinya, Audi memperkirakan IHSG akan bergerak dalam tren mixed, dengan kemungkinan penguatan terbatas di rentang support 7.200 dan resistance 7.450. Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan potensi pelemahan tren, meski RSI mulai menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah.

    Rekomendasi Saham

    Audi memberikan beberapa rekomendasi saham untuk investor, dengan fokus pada sektor energi dan barang baku. Saham-saham big bank, seperti PT Bank Mandiri (BMRI), juga menarik perhatian karena harganya yang masih terdiskon. Selain itu, saham-saham dari konglomerasi Prajogo Pangestu, seperti PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dapat menjadi pilihan spekulatif.

    William menyarankan untuk membeli secara bertahap (buy on weakness) saham-saham dengan kapitalisasi besar seperti BMRI, PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Ia juga merekomendasikan saham sektor kelapa sawit seperti PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).

    Sementara itu, Ratih memberikan rekomendasi untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada pekan depan.

    Trading Plan untuk Saham Pilihan

    BBRI: Buy on weakness, target harga di resistance Rp4.700 dan support di Rp4.450.

    AMRT: Buy on weakness, target harga di resistance Rp3.240 dan support di Rp3.000.

    LSIP: Buy, target harga di resistance Rp1.300 dan support di Rp1.160.

    Para analis menyarankan agar investor tetap berhati-hati dan mengamati pergerakan pasar dengan seksama, mengingat volatilitas yang cukup tinggi di pasar saham Indonesia. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi