Logo
>

Rekor, Neraca Dagang RI Bisa Surplus 47 Bulan Beruntun

Ditulis oleh KabarBursa.com
Rekor, Neraca Dagang RI Bisa Surplus 47 Bulan Beruntun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekspor Indonesia pada bulan Maret diperkirakan akan mengalami penurunan, sementara impor memiliki potensi untuk membaik. Penyebab utamanya adalah datangnya bulan suci Ramadan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis data perdagangan internasional Indonesia untuk periode Maret pada tanggal 16 April, yaitu besok. Konsensus pasar yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan bahwa median proyeksi pertumbuhan ekspor diperkirakan sebesar -10,87 persen dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan bulan Februari yang mencatatkan penurunan sebesar -9,45 persen yoy.

    Kondisi ini sebagian besar terjadi karena kinerja ekspor cenderung menurun selama periode Ramadan. Tahun lalu, Ramadan sebagian besar jatuh pada bulan April. Pada bulan April tahun lalu, pertumbuhan ekspor mencatatkan angka -11,33 persen yoy.

    Ini karena jam kerja saat Ramadan lebih singkat mengingat banyak pekerja yang menjalankan ibadah puasa. Akibatnya, kinerja ekspor pun menurun.

    Harga komoditas juga masih menjadi beban bagi kinerja ekspor Ibu Pertiwi. Bulan lalu, harga komoditas unggulan ekspor Indonesia masih turun. Batu bara, misalnya, membukukan koreksi harga 2,2 persen sepanjang Maret.

    Sementara impor pada Maret diperkirakan mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 5,97 persen yoy. Membaik dibandingkan Februari yang minus 15,84 persen yoy.

    Kinerja impor yang membaik ini juga terkait dengan Ramadan. Biasanya, kebutuhan impor untuk kebutuhan Ramadan meningkat, terutama barang konsumsi. Ini yang kemudian membuat kontraksi impor melandai.

    Meski pertumbuhan ekspor dan impor sama-sama minus, tetapi tidak dengan neraca perdagangan. Konsensus yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi neraca perdagangan surplus USD1 miliar pada Maret. Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat USD867 juta,

    Jika terwujud, maka neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus selama 47 bulan beruntun. Kali terakhir neraca perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020.

    Dalam 20 tahun terakhir, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004-Maret 2008 atau 50 bulan beruntun.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi