Logo
>

Restrukturisasi Kredit COVID Distop, Bank Harus Lakukan Ini

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Restrukturisasi Kredit COVID Distop, Bank Harus Lakukan Ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kebijakan restrukturisasi kredit pandemi COVID-19 berhenti pada Maret 2024. Sejumlah bank pun harus merancang strategi untuk menghadapi hal tersebut.

    Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti mengatakan penyakitnya kredit adalah kredit bermasalah (NPL).

    "Nah kalau ada NPL itu biasanya ada beberapa jenis kredit yg diputihkan. Tapi kan hal tersebut tidak boleh terjadi terus, nanti bank bisa bangkrut," kata Sri kepada Kabar Bursa, Jumat 8 Maret 2024.

    Sri menyarankan, untuk terhindar hal semacam itu, pihak bank harus memeriksa calon debitur sedetail mungkin.

    Salah satunya, pihak bank harus membaca apakah seorang yang melakukan kredit, bisa membayar angsuran atau tidak.

    "Jadi misal, kalau calon debitur yg ingin mendapatkan kredit harus diperiksa benar-benar apakah dia mampu bayar atau tidak," jelasnya.

    Sri bilang, hal tersebut bisa dibuktikan calon debitur melalui sejumlah persyaratan pada saat mengajukan kredit.

    "Jadi jangan asal dikasih kredit, nanti kalau orangnya tidak mampu secara finansial, dia bisa tidak akan bayar sehingga jadi NPL," ucap dia.

    Selain itu, pihak bank juga harus mengevaluasi implementasi dari prudential indikator guna menghadapi Kebijakan restrukturisasi kredit pandemi COVID-19 yang berhenti per Maret 2024.

    Sebelumnya diberitakan, PT Bank BCA Syariah akan terus mempertahankan efisiensi meski restrukturisasi kredit terdampak pandemi COVID-19 berhenti per Maret 2024.

    Direktur PT Bank BCA Syariah, Ina Widjaja mengatakan berakhirnya kebijakan restrukturisasi COVID-19 tidak akan mempengaruhi strategi penguatan penyaluran pembiayaan ke depan.

    "Untuk menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat, BCA Syariah akan mempertahankan efisiensi dan mengendepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan," ujar Ina kepada Kabar Bursa, Jumat 8 Maret 2024.

    Ina mengatakan, per Desember 2023, BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,8 persen dibandingkan tahun lalu, yakni mencapai Rp9,0 triliun. Dia mengatakan kualitas pembiayaan terjaga dengan baik.

    Dia juga menyampaikan, pembiayaan restruktur mencapai Rp541 miliar, di mana 81 persen terdiri dari nasabah yang terdampak COVID-19.

    Pembiayaan restruktur BCA Syariah, kata Ina, menunjukkan tren penurunan seiring dengan perbaikan sektor usaha dan bisnis nasabah. (yog/adi)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.