KABARBURSA.COM - Indonesia dinilai dapat mencapai swasembada gula jika proyek pengelolaan lahan tebu baru seluas 2 juta hektare di Merauke, Papua Selatan, dapat dikerjakan oleh pemerintah secara serius.
Menurut Yadi Yusriadi dari Asosiasi Gula Indonesia (AGI), uji kelayakan terhadap lahan tebu baru tersebut telah dilakukan secara detail untuk mengurangi risiko kegagalan.
Jika proyek tersebut berhasil, Indonesia berpotensi mengubah statusnya dari negara pengimpor gula terbesar menjadi eksportir, bahkan dapat menyaingi negara-negara besar seperti Thailand dan Australia.
Namun demikian, Yadi menekankan bahwa hanya dengan menggarap lahan 2 juta hektar di Merauke saja belum cukup bagi Indonesia untuk mengungguli India sebagai produsen gula terbesar.
Faktanya, India memiliki produksi gula dan produktivitas lahan yang jauh lebih besar. Data dari Departemen Agrikultur Amerika Serikat menunjukkan bahwa Brasil saat ini adalah produsen gula terbesar di dunia, diikuti oleh India, Uni Eropa, China, dan Thailand.
Sementara itu, produksi gula di Indonesia saat ini masih relatif rendah, rata-rata sekitar 2,4 hingga 2,6 juta ton per tahun. Namun, dengan lahan baru di Merauke, diharapkan produksi gula konsumsi di Indonesia dapat meningkat sekitar 2 juta ton per tahun.
Untuk memastikan kesuksesan produksi di Merauke, Yadi menekankan pentingnya uji adaptasi bibit atau benih tebu minimal selama dua musim tanam tunas. Hal ini bertujuan untuk memilih varietas tebu yang paling cocok dengan kondisi tanah dan iklim di Merauke.
Di sisi lain, pemerintah, melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), telah menetapkan target bahwa lahan tebu baru di Merauke akan menghasilkan 2 juta ton gula per tahun mulai tahun 2027 untuk menggantikan impor.
Pembukaan lahan baru ini diharapkan akan menarik investasi dari pembangunan lima pabrik gula baru. Namun, informasi detail mengenai investor PG tersebut masih belum diungkap.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit tebu, pemerintah telah mendatangkan sekitar 2 juta bibit tebu dari Australia. Bibit tersebut dianggap cocok dengan kondisi tanah di Merauke dan diharapkan dapat menghasilkan tingkat rendemen yang tinggi.
Proyek pembukaan lahan 2 juta hektar ini telah sesuai dengan penugasan yang tertuang dalam Keputusan Presiden No. 15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.