KABARBURSA.COM - Pemerintah RI sukses menarik utang melalui penjualan Surat Berharga Negara (SBN) valas berdenominasi yen Jepang, atau yang dikenal sebagai samurai bond, senilai 200 miliar yen. Angka ini setara dengan sekitar USD1,3 miliar atau Rp20,51 triliun dengan kurs yen saat ini.
Penerbitan samurai bond ini menjadi emisi pertama yang dilakukan negara di luar Jepang sejak Bank of Japan mengakhiri rezim bunga negatif mereka pada April lalu.
Penjualan samurai bond oleh pemerintah RI ini juga menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penerbitan blue bond, yaitu SBN dalam yen yang dananya dialokasikan untuk konservasi laut dan mitigasi perubahan iklim global.
Penawaran samurai bond dimulai sejak 14 Mei dan ditetapkan pada 17 Mei dalam enam tranches, di mana empat di antaranya adalah blue bond. Ini mengulang penawaran serupa tahun lalu. Dari enam tranches samurai bond yang ditawarkan di pasar Jepang, empat tranches direncanakan untuk konservasi laut dan mitigasi dampak perubahan iklim, sehingga dinamakan blue bond.
Pada penjualan tahun lalu, pemerintah menerbitkan samurai bond senilai 104,8 miliar yen, di mana 20,7 miliar yen di antaranya merupakan blue bond dengan tenor 7 dan 10 tahun. Artinya, nilai penerbitan samurai bond pada Mei tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu.
Penerbitan samurai bond tetap menjadi agenda rutin pemerintah dalam mencari pendanaan APBN, memanfaatkan tingkat bunga pinjaman Jepang yang jauh lebih rendah dibandingkan dolar Amerika Serikat.
Imbal hasil obligasi yen masih di kisaran 1 persen, jauh lebih rendah dibanding surat utang dalam denominasi dolar AS yang imbal hasilnya sudah mencapai 5,5 persen untuk tenor yang sama.
Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia
dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional.
Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.