KABARBURSA.COM - Indonesia dan Iran menjalin kerja sama di sektor pertanian untuk meningkatkan mekanisasi, terutama dalam hal pompanisasi dan pemanfaatan lahan rawa.
Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyatakan bahwa negaranya sangat maju dalam sistem irigasi berteknologi tinggi terbaru dan teknologi untuk mengawetkan makanan.
Menurutnya, Iran memiliki berbagai teknologi termasuk mesin penyimpan hasil produksi, mesin tanam, mesin pengawet, dan teknologi lainnya seperti sistem pendorong air atau pompanisasi.
Menanggapi hal itu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa menyebut kerja sama Indonesia-Iran merupakan hal yang lumrah antarnegara.
"Kerja samanya bentuknya seperti apa kan belum tahu. Katanya terkait dengan pompanisasi, kalau itu kan sudah standar ya teknologi pompanisasi," ujarnya kepada Kabar Bursa, Sabtu, 4 Mei 2024.
Namun di sisi lain, Andreas menyinggung terkait kesejahteraan dari petani di Indonesia. Menurutnya, para petani tidak bisa mengadopsi sebuah teknologi baru jika kesejahteraannya belum terpenuhi.
Hal yang dikatakan Andreas masih bersinggungan dengan keadaan finansial petani. Soalnya, ketika petani memiliki kemampuan finansial, maka mereka bisa mengadopsi teknologi baru.
"Kalau kesejahteraan petani meningkat, semua itu akan teradopsi dengan sendirinya, mau teknologi apapun itu. Petani itu akan mengadopsi ketika kesejahteraannya meningkat, daya beli produknya relatif bisa mensejahterakan mereka," jelasnya.
Namun kenyataannya, Andreas menyampaikan kesejahteraan petani saat ini masih memperihatinkan. Dalam 10 tahun terakhir misalnya, produksi padi turun sebesar satu persen setiap tahun.
Selain itu, Andreas menyatakan harga jual produk petani di tingkat nusa tani masih mengalami penurunan, terutama untuk tanaman pangan.
"Lalu bagaimana petani mau (mengadopsi) teknologi, untuk modal tanam saja masih sangat kesulitan karena harga jual produk yang dihasilkan lebih rendah," tukas dia.