Logo
>

RI Terapkan Strategi Khusus untuk Kelapa Sawit Saat La Nina

Ditulis oleh Hutama Prayoga
RI Terapkan Strategi Khusus untuk Kelapa Sawit Saat La Nina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Fenomena La Nina  dikhawatirkan akan mengganggu produksi kelapa sawit Indonesia. Pemerintah mengklaim telah memiliki cara untuk mengantisipasi hal tersebut.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah telah mempunyai beberapa cara dalam menanggulangi dampak La Nina terhadap produksi kelapa sawit.

    "Kita harus menjaga keberlangsungan dari pada tanaman sawit itu sendiri," kata Airlangga di Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

    Lebih lanjut, dia  menjelaskan, pemilihan bibit yang lebih baik dari segi daya tahan menjadi cara lainnya menjaga keberlangsungan produksi kelapa sawit dari gangguan La Nina.

    "Dalam Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), salah satunya adalah dengan memilih bibit yang lebih tahan dan lebih baik," ucapnya.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena El Nino akan berakhir pada periode Mei-Juli 2024, digantikan oleh La Nina dalam skala rendah pada periode Juli-September 2024.

    Potensi kehadiran La Nina ini diperkirakan akan berdampak pada sektor pertanian, terutama pada produksi kelapa sawit.

    Ekspor ke 125 Negara

    Diberitakan sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia.

    Kata Airlangga, Indonesia mampu memproduksi 56 juta ton kelapa sawit dan mengisi 54 persen pasar dunia.

    "Indonesia adalah produsen sawit terbesar dunia, produksinya 56 juta ton, ekspornya 26,33 juta ton dan mengisi 54 persen pasar dunia," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis 28 Maret 2024.

    Dia menyebut tujuan ekspor Indonesia lebih dari 125 negara terutama untuk pangan, energi, dan hilirisasi yang lain. Menurut dia, sebagai sumber daya devisa, hal ini perlu dijaga.

    "Pemerintah terus mengembangkan industri hilir kelapa sawit agar tidak hanya berkonsentrasi kepada ekspor bahan baku, tetapi sampai ke produk hilir yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi," jelas Airlangga.

    Lebih lanjut, dia menuturkan, kelapa sawit merupakan komoditas strategis, hal ini ditunjukkan oleh berbagai indikator, seperti menjadi salah satu andalan ekspor senilai Rp28,45 miliar atau mendekati 12 persen dari ekspor nonmigas.

    "Kelapa sawit juga merupakan penggerak perekonomian di wilayah penghasil kelapa sawit dan memberikan kemajuan di pedesaan maupun mengurangi tingkat kemiskinan," pungkasnya. (yog/adi)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.