KABARBURSA.COM - Bank Sentral Malaysia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada level yang sama pada hari Kamis 9 Mei 2024, menunjukkan kehati-hatian terhadap risiko inflasi sambil terus mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan mata uang ringgit yang melemah.
Keputusan Bank Negara Malaysia (BNM) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,00 persen sesuai dengan perkiraan dari 30 ekonom yang disurvei oleh Reuters. Mayoritas analis memproyeksikan bahwa tidak akan ada perubahan hingga setidaknya tahun 2026.
Dalam sebuah pernyataan, BNM menyebutkan bahwa indikator ekonomi terbaru menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024, didorong oleh ketahanan belanja domestik dan perubahan arah ekspor.
Bank sentral juga menegaskan kembali keyakinannya bahwa pelemahan ringgit tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental ekonomi dan prospek pertumbuhan Malaysia. Meskipun ringgit telah pulih sejak mencapai level terendah dalam 26 tahun pada bulan Februari, mata uang tersebut masih menurun sekitar 3 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.
Langkah-langkah yang diambil oleh BNM untuk mendorong perusahaan-perusahaan domestik untuk melakukan repatriasi dan konversi pendapatan mereka telah membantu meningkatkan arus masuk, menurut pernyataan tersebut.
Dalam jangka menengah, BNM percaya bahwa reformasi struktural di dalam negeri akan memberikan dukungan yang lebih berkelanjutan terhadap nilai tukar ringgit.
BNM juga memberikan proyeksi inflasi, dengan inflasi umum diperkirakan berada pada kisaran 2 persen-3,5 persen dan inflasi inti sekitar 2 persen-3 persen, dengan tekanan harga yang diperkirakan akan tetap moderat sepanjang tahun ini.
Meskipun demikian, para analis memiliki pandangan yang beragam mengenai langkah-langkah kebijakan moneter BNM di masa mendatang. Oxford Economics berpendapat bahwa pelemahan ringgit akan mencegah BNM untuk mengendurkan kebijakan moneter, sementara Capital Economics tidak memperkirakan adanya perubahan kebijakan moneter dalam waktu dekat.