KABARBURSA.COM – Aksi jual asing kembali membayangi pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan Jumat, 21 November 2025.
Meski tekanan jual asing cukup besar, investor ritel justru terlihat agresif masuk dan menambah posisi di tengah pelemahan harga yang relatif terbatas.
Saham BBCA ditutup melemah 0,30 persen ke level 8.400 dengan nilai transaksi mencapai Rp871,2 miliar dan frekuensi 30.609 kali.
Di sepanjang sesi, harga bergerak sempit pada rentang 8.350–8.425, menunjukkan tingginya aktivitas perdagangan namun tanpa tren arah yang jelas.
Data aktivitas investor di Stockbit menunjukkan total net foreign sell (regular) sebesar Rp89,06 miliar. Investor asing membukukan nilai beli Rp428,04 miliar, jauh di bawah nilai jual Rp517,11 miliar. Kondisi ini menandakan tekanan distribusi yang lebih kuat dari pelaku pasar global pada perdagangan hari itu.
Dari sisi broker asing, Macquarie Sekuritas Indonesia (RX) menjadi penjual terbesar dengan nilai Rp82,8 miliar. Disusul CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) sebesar Rp49,1 miliar dan Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) Rp42,3 miliar.
Ketiganya konsisten berada di daftar top net seller sepanjang pekan, menandai pelepasan posisi yang cukup aktif.
Berbeda dengan pola asing, investor domestik justru mencatat pembelian bersih. Total nilai beli domestik di hari yang sama mencapai Rp443,20 miliar, lebih tinggi dibanding nilai jual Rp354,14 miliar.
Artinya, ada aliran modal masuk dari ritel maupun institusi lokal yang memanfaatkan tekanan jual asing sebagai momentum akumulasi.
Broker domestik dengan pembelian terbesar adalah BCA Sekuritas (SQ) dengan nilai Rp50,2 miliar.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) juga terpantau aktif masuk dengan nilai Rp41,6 miliar, diikuti Stockbit Sekuritas Digital (XL) senilai Rp40,2 miliar. Ketiganya dikenal sebagai broker dengan basis trader ritel cukup kuat.
Ajaib Sekuritas Indonesia (XC) juga ikut menambah posisi Rp15,7 miliar, sementara BRI Danareksa Sekuritas (OD) mencatat pembelian Rp34,6 miliar. Pola ini memperlihatkan bahwa ritel dan investor domestik menilai harga BBCA di bawah 8.400 masih menarik berdasarkan tren konsolidasi sebulan terakhir.
Perbedaan perilaku ini terlihat jelas pada grafik foreign–domestic activity. Asing mendominasi dari sisi nilai transaksi (54,24 persen), tetapi frekuensi transaksi domestik jauh lebih tinggi (58,44 persen).
Dengan kata lain, tekanan jual asing dieksekusi dalam blok besar, sementara ritel melakukan pembelian secara bertahap dengan frekuensi lebih padat.
Struktur orderbook memperkuat narasi tarik-menarik ini. Pada sisi bid, level 8.400 diisi 133.961 lot, jauh lebih besar dibandingkan antrian offer terbesar di 8.425 yang berada di kisaran 24.353 lot. Ini menunjukkan adanya pertahanan harga yang konsisten, meski tekanan jual dari broker asing menggerakkan harga ke rentang bawah sepanjang sesi.
Tidak terlihat gejolak harga yang ekstrem. Rentang harian tetap sempit, dengan tekanan jual lebih banyak datang pada pukul 09.15–10.30 WIB dan 14.00–15.00 WIB, waktu yang sering digunakan untuk eksekusi blok asing.
Meski harga bergerak di bawah rata-rata transaksi harian, minat beli di rentang bawah tetap terjaga. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.