KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia kembali diwarnai kejutan. Saham PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menutup perdagangan Selasa, 30 September 2025 dengan lonjakan tajam 34,12 persen ke level Rp228.
Dalam sehari, RMKO berubah menjadi salah satu top gainers, dengan nilai transaksi mendekati Rp8 miliar dan frekuensi lebih dari 3.800 kali. Namun di balik gegap gempita pergerakan harga, cerita fundamental emiten jasa kontraktor tambang ini justru menyimpan tanda tanya besar.
Secara kinerja keuangan, RMKO masih menanggung beban berat. Laporan trailing twelve months menunjukkan perusahaan mencatat rugi bersih Rp64 miliar, dengan EPS negatif Rp51 per saham.
Rasio profitabilitas nyaris seluruhnya berada di zona merah. Net margin minus 49,8 persen, return on equity minus 37,1 persen, dan return on assets minus 11,3 persen. Bahkan indikator kesehatan perusahaan, Altman Z-Score, berada di level -2,78—sebuah sinyal bahaya yang menempatkan emiten dalam zona rawan.
Dengan kondisi ini, tidak mengherankan jika valuasi konvensional seperti price-to-earnings ratio ikut negatif, menandakan saham ini belum bisa dihitung berdasarkan laba karena kinerjanya masih merugi.
Meski demikian, dari sisi teknikal, saham ini justru terlihat “hidup.” Indikator RSI berada di kisaran 84, sinyal jenuh beli, dengan MACD positif dan ADX di atas 40 yang mencerminkan tren kuat. Seluruh moving average dari periode pendek hingga panjang—MA5 hingga MA200—memberi sinyal beli seragam.
Volume transaksi yang melonjak juga menegaskan euforia pasar. Dari grafik, RMKO masih berpeluang menguji level resistensi di kisaran Rp230–Rp240 jika momentum beli berlanjut, meski peluang aksi ambil untung tak bisa diabaikan mengingat volatilitas yang tinggi.
Lalu berapa nilai wajar RMKO? Dengan EPS negatif, perhitungan PE wajar praktis tidak bisa digunakan. Alternatifnya, pendekatan price-to-book value (PBV) dapat menjadi acuan.
Dengan nilai buku Rp137,59 per saham dan PBV saat ini di 1,66 kali, harga pasar Rp228 sudah lebih tinggi dari rata-rata wajar PBV sektor jasa kontraktor yang umumnya berada di kisaran 1–1,2 kali.
Jika menggunakan PBV 1 kali, nilai wajar RMKO berada di sekitar Rp137. Jika memakai PBV 1,2 kali, kisarannya Rp165. Artinya, harga sekarang sudah diperdagangkan premium dibanding valuasi konservatif.
Rekomendasi untuk Investor
Dari sini, rekomendasinya menjadi jelas. Bagi trader momentum, RMKO masih bisa ditunggangi untuk jangka sangat pendek selama tren beli belum patah, tetapi disiplin pada manajemen risiko mutlak diperlukan.
Sementara bagi investor menengah-panjang, saham ini belum ideal dijadikan portofolio karena kinerja keuangannya masih negatif dan prospek perbaikannya belum terbukti. Dengan kata lain, reli hari ini lebih banyak digerakkan sentimen pasar ketimbang kualitas fundamental.
Kesimpulannya, RMKO saat ini lebih tepat disebut saham spekulatif yang sedang menari di atas panggung euforia. Mereka yang masuk harus sadar bahwa potensi cuan sebanding dengan risiko koreksi mendadak.
Untuk investor yang mencari kepastian kinerja, langkah paling bijak adalah menunggu bukti perbaikan laba sebelum menaruh kepercayaan lebih jauh.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.