Logo
>

Robot di Amerika Pengangguran

Ditulis oleh KabarBursa.com
Robot di Amerika Pengangguran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Order robot di Amerika Serikat mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Kecemasan atas kondisi ekonomi telah menyebabkan pabrik-pabrik di AS mengurangi pesanan robot.

    Sepanjang tahun 2023, hanya sekitar 31.159 unit robot yang terjual, menandai penurunan sebesar 30 persen dari tahun 2022, yang merupakan penurunan penjualan paling tajam sejak 2006.

    Industri otomotif mengalami penurunan terbesar, yang merupakan setengah dari pasar robot di AS. Permintaan robot juga menurun di sektor manufaktur logam dan pangan.

    Presiden Asosiasi untuk Kemajuan Otomatisasi (Association for Advancing Automation), Jeff Burnstein, menyatakan bahwa banyak pabrik memutuskan untuk menunda pembelian. "Ketika kondisi ekonomi buruk, lebih mudah untuk menunda pembelian," katanya seperti dilansir oleh Reuters, pada Selasa, 13 Desember 2024.

    Meskipun ada penundaan dalam pembelian robot, perusahaan-perusahaan tersebut masih terus mengembangkan versi mesin yang lebih canggih.

    Startup robotik, Figure, baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan BMW. Mereka sedang mengembangkan robot yang menyerupai manusia untuk digunakan di pabrik BMW. Demikian juga, Tesla juga sedang mengembangkan robot serupa secara internal. Namun, sebagian besar produsen robot menghadapi kesulitan dalam menjual produk mereka di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penumpukan stok selama pandemi Covid-19.

    Universal Robots, produsen robot asal Denmark, melaporkan penurunan pendapatan sebesar 7 persen pada tahun 2023. "Tahun 2023 ditandai oleh situasi ekonomi dan bisnis yang sulit, sehingga sebagian besar klien kami di berbagai sektor industri global mengalami perlambatan aktivitas," kata Presiden Universal Robots, Kim Povlsen.

    Penjualan robot meningkat selama Covid-19 karena pabrik-pabrik di AS mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan tersebut juga menumpuk stok robot selama pandemi karena khawatir akan dampak gangguan rantai pasokan terhadap ketersediaan robot.

    "Ada banyak perusahaan yang membeli robot walaupun mereka belum membutuhkannya pada tahun 2022. Sekarang mereka masih memiliki banyak stok sebelum memutuskan untuk membeli robot baru," kata Burnstein.

    Joe Gemma, dari Wauseon Machine, menyatakan bahwa permintaan atas robot masih kuat. Hal ini disebabkan karena AS masih mengalami kekurangan tenaga kerja.

    "Saya baru-baru ini mengunjungi sebuah pabrik yang dalam kondisi normal mempekerjakan 600 orang, namun saat ini masih ada 140 posisi yang kosong. Di mana pun saya pergi, tantangan tenaga kerja selalu ada," kata Gemma.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi