Logo
>

Rumor Grab Akuisisi GOTO: ini Informasi Barunya

Manajemen GOTO menyatakan tidak ada fakta material baru terkait rumor merger dengan Grab. Klarifikasi telah disampaikan ke OJK dan BEI secara resmi.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Rumor Grab Akuisisi GOTO: ini Informasi Barunya
Logo GOTO (Foto: Dok. GOTO)

KABARBURSA.COM – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menegaskan bahwa perusahaannya  hingga saat ini tidak ada informasi atau fakta material baru mengenai rumor merger dengan Grab yang terus beredar dipublik. 

Manajemen GOTO menjelaskan bahwa klarifikasinya ini sudah disampaikan di keterbukaan informasi secara resmi pada 9 Juni 2025 kemarin yang ditujukan kepada  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan pasar modal.

Bahkan manajemen menjelaskan klarifikasi itu sudah dilakukan berulang sebelumnya oleh GOTO dalam tiga kali keterbukaan pada tanggal 4 Februari 2025, 19 Maret 2025, dan 8 Mei 2025. Ketiga keterbukaan tersebut juga menampik adanya perkembangan baru yang mengindikasikan aksi korporasi antara GOTO dan Grab.

Sekretaris perusahaan GOTO, R.A. Koesoemohadiani dalam surat itu menyebut manajemen menyadari adanya spekulasi dan rumor yang kembali mengemuka di media massa. Namun, perseroan menegaskan bahwa pada prinsipnya tidak dapat memberikan komentar atas spekulasi pasar yang beredar. 

“Sampai dengan tanggal keterbukaan ini, tidak ada perubahan informasi terkait Perseroan,” kata Koesoemohadiani dikutip Senin, 23 Juni 2025.

Perseroan juga menyampaikan bahwa rumor yang beredar tidak memberikan dampak negatif terhadap operasional maupun kelangsungan usaha perusahaan. GOTO tetap menjalankan kegiatan usahanya secara normal dan tetap fokus pada pengembangan layanan serta ekosistem digital yang selama ini menjadi inti dari strategi bisnisnya.

GOTO juga memastikan bahwa seluruh kewajiban penyampaian informasi kepada otoritas dan publik telah dilakukan secara tepat waktu dan sesuai peraturan yang berlaku.

Klarifikasi ini sekaligus menjadi langkah untuk menjaga transparansi dan kepercayaan investor terhadap manajemen GOTO di tengah dinamika dan rumor pasar yang kerap muncul. 

Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pembaruan informasi secara terbuka apabila terdapat perkembangan material yang relevan di kemudian hari.

Diberitakan sebelumnya, rencana merger antara Grab dan GOTO menghadapi hambatan regulasi dari pemerintah Indonesia. 

Menurut tiga sumber Reuters yang mengetahui pembicaraan tersebut, pemerintah belum memberi lampu hijau atas kesepakatan yang diperkirakan bernilai sekitar USD7 miliar.

Grab, yang berbasis di Singapura, disebut telah menunjuk penasihat untuk menegosiasikan akuisisi terhadap GOTO sejak kuartal kedua 2025. Namun, proses tersebut kini tertunda seiring munculnya kekhawatiran soal dominasi pasar, kesejahteraan pekerja, serta kepemilikan asing dalam perusahaan digital nasional.

Salah satu sumber mengatakan bahwa pemerintah meminta entitas hasil merger Grab-GoTo untuk memberikan jaminan peningkatan insentif dan bonus kepada pengemudi dan kurir. 

“Pemerintah menilai merger ini bisa berdampak pada pengurangan tenaga kerja dan kenaikan tarif untuk konsumen,” ujar sumber Reuters yang enggan disebut namanya karena sifat diskusi yang rahasia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menolak memberikan komentar atas laporan ini. Namun, Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima detail resmi terkait syarat merger Grab-GoTo.

Kabar Bursa berupaya menghubungi Kementerian Ketenagakerjaan secara terpisah untuk menanyakan update informasi merger GOTO dan Grab tersebut, Namun hingga Senin, 23 Juni 2025 belum ada pernyataan resminya.

Kemudian pada Mei lalu, ratusan pengemudi ojek daring melakukan aksi unjuk rasa di berbagai kota besar. Mereka menolak potensi merger Grab dan GoTo yang dianggap bisa mematikan persaingan serta memperburuk pendapatan mereka.

“Kalau dua perusahaan besar ini bergabung, kami khawatir tidak punya pilihan. Tarif bisa dipaksa turun, insentif dikurangi,” ujar perwakilan pengemudi saat aksi di Jakarta.

Pemerintah Dorong Kepemilikan Nasional GoTo

GoTo saat ini dimiliki 73,9 persen oleh investor asing, menurut laporan tahunan 2024. Dua pemegang saham terbesarnya adalah SoftBank dari Jepang dengan 7,65 persen dan Alibaba melalui Taobao dengan 7,43 persen.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa pemerintah menginginkan GoTo menjadi perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor Indonesia. 

"Kami ingin ekonomi digital nasional dikendalikan anak bangsa," ujarnya kepada Reuters, tanpa merinci skema yang diinginkan.

Kedua perusahaan hingga kini belum memberi konfirmasi resmi. Grab menyampaikan bahwa mereka tidak sedang dalam pembicaraan merger dan belum menandatangani kesepakatan apapun.

GoTo juga merujuk pada keterbukaan informasi sebelumnya bahwa belum ada kesepakatan dengan pihak manapun terkait rencana akuisisi. Hingga 20 Juni 2025, saham GoTo diperdagangkan dengan valuasi sekitar USD4,4 miliar, lebih kecil dari valuasi Grab yang mencapai USD19 miliar.

Baik Grab maupun GOTO masih mencatatkan rugi bersih tahunan sejak IPO mereka. Menurut data LSEG, merger akan membantu dua perusahaan ini memangkas biaya operasional, termasuk tumpang tindih infrastruktur dan sumber daya.

Di sisi lain, Grab baru saja menggalang dana sebesar USD1,5 miliar melalui penerbitan obligasi konversi, dengan kemungkinan digunakan untuk akuisisi di Asia Tenggara. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".