Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa survei Ekspektasi Konsumen bulan Januari menunjukkan inflasi satu dan lima tahun mendatang tetap stabil, sementara proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun turun menjadi 2,4 persen. Perubahan ekspektasi terkait penurunan inflasi diharapkan akan mempengaruhi kebijakan bank sentral terkait suku bunga.
Data jajak pendapat Reuters juga memperkirakan penurunan penjualan ritel pada bulan Januari, yang diperkirakan akan turun sebesar 0,1 persen, setelah kenaikan sebesar 0,6 persen pada bulan sebelumnya.
"Mata uang saat ini dipengaruhi oleh perubahan ekspektasi terkait penurunan suku bunga The Fed, dengan data ketenagakerjaan yang kuat pada Februari 2024 mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret. Sebaliknya, pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei sebagai skenario yang lebih mungkin," kata Assuaibi.
Dari sisi dalam negeri, Pilpres 2024 diperkirakan akan mempengaruhi kondisi ekonomi, terutama dalam pergerakan mata uang rupiah. Sentimen Pemilu dan Pilpres diharapkan akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan, terutama mata uang rupiah.
Pergerakan mata uang rupiah pada hari perdagangan Kamis, 15 Februari 2024, diperkirakan akan bergerak fluktuatif dan kemungkinan akan ditutup dengan pelemahan dalam kisaran Rp15.580 - Rp15.670.
Sementara itu, IHSG ditutup turun pada hari perdagangan ini, Selasa, 13 Februari 2024, sebelum quick count Pilpres 2024 yang akan berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024. Saham-saham besar milik konglomerat tercatat mengalami penurunan di zona merah.
Berdasarkan data RTI Business pada pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup di posisi 7.209,74, turun sebesar 1,20 persen atau 87,92 poin dari hari sebelumnya. Total perdagangan mencapai 15,04 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp9,98 triliun.
Tim riset Phintraco Sekuritas mengingatkan investor akan risiko volatilitas menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024. Mereka memprediksi IHSG akan melanjutkan fase konsolidasinya dengan rentang pergerakan antara 7.300-7.330. Sentimen global juga masih ditunggu terkait rilis data inflasi AS, di mana penurunan inflasi dianggap sebagai sinyal positif untuk pemangkasan suku bunga acuan The Fed di Mei 2024. Saat ini, suku bunga The Fed masih bertahan di level 5,25 persen-5,5 persen.
Pasar Wait and See Hasil Pemilu 2024
Pada pekan pemilu ini (12-16 Februari 2024) pelaku pasar berpotensi menimbulkan aksi wait and see. Investor akan memantau hasil Pemilu 2024 yang berlangsung besok.
Selain wait and see menjelang hari puncak Pemilu 2024 pada esok hari, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Januari 2024.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 3,4 persen (year-on-year/yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1 persen pada November 2023. Secara bulanan (month-to-month/mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3 persen, meningkat dari 0,1 persen pada bulan sebelumnya.
Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9 persen pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.
Sementara jika inflasi sesuai ekspektasi atau bahkan lebih rendah, maka hal ini akan memberikan dorongan untuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) agar semakin cepat dalam memangkas suku bunganya sebab target inflasi di level 2 persen semakin dekat.