Logo
>

Rupiah Diprediksi Melemah Akibat Penurunan FED Tertunda

Ditulis oleh KabarBursa.com
Rupiah Diprediksi Melemah Akibat Penurunan FED Tertunda

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kurs rupiah berpotensi melemah di awal minggu ini. Penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) mendorong ekspektasi penurunan tingkat Fed Funds Rate semakin tertunda.

    Pada perdagangan Jumat 15 Maret 2024, rupiah spot ditutup melemah 0,12persen menjadi Rp15.599 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor merosot 0,26persen menjadi Rp15.624 per dolar AS.

    Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengemukakan bahwa pelemahan rupiah disebabkan oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed yang semakin tertunda dan penurunan yang semakin lambat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah data ekonomi AS, seperti inflasi, klaim pengangguran, dan penjualan ritel, yang menunjukkan kekuatan ekonomi AS yang masih solid.

    Sebagai akibatnya, terjadi aliran masuk modal ke AS yang mendorong penguatan dolar AS, katanya, dikutip Senin 18 Maret 2024.

    Menurut Fikri, sentimen ini diperkirakan akan berlanjut, terutama dengan data neraca perdagangan Indonesia yang hanya mencapai US$0,87 juta, level terendah sejak Mei 2022. Dengan memburuknya neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan akan semakin meluas, yang menjadi sentimen negatif bagi fundamental rupiah.

    Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, sependapat bahwa rupiah berpotensi melemah seiring dengan membaiknya data ekonomi AS. Namun, menurutnya, the Fed kini berpotensi mengambil sikap yang lebih hawkish terhadap suku bunga.

    Ini mengingat mereka telah berkali-kali menyiratkan bahwa penurunan suku bunga pada tahun 2024 akan sangat dipengaruhi oleh jalur inflasi, katanya.

    Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan rupiah akan bergerak cenderung sideways menjelang pengumuman FOMC pada 21 Maret dini hari. Dia memprediksi the Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakan seperti yang diumumkan pada bulan Desember 2023 lalu, di mana the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75bps di tahun 2024.

    Pernyataan itu masih sejalan dengan harapan para investor, ujar Joshua.

    Josua menambahkan bahwa rupiah berpotensi menguat secara terbatas setelah pengumuman FOMC. Dia memperkirakan, rupiah pekan ini berpotensi bergerak di kisaran Rp15.525 per dolar AS hingga Rp15.675 per dolar AS.

    Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di kisaran Rp15.570 per dolar AS hingga Rp15.660 per dolar AS. Fikri juga memproyeksikan pelemahan rupiah dengan kisaran Rp17.550 per dolar AS hingga Rp17.750 per dolar AS.

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi